1 Magical academy

Stella POV....

Ku langkah kan kakiku menuju sebuah gerbang bertuliskan.

Wellcome to Magical academy....

Semua siswa dan siswi berbondong-bondong masuk kedalam sana. Dengan penuh kekaguman dan lain-lain.

Namun aku tidak merasakan apa-apa, aku hanya berjalan dengan tatapan kosong, tanpa sadar aku menabrak seseorang.

Aku tidak tahu siapa dia, namun entah mengapa dia mampu menyadarkan aku dari semua ini.

Pikiran ku terus saja tidak fokus.

Dengan suara-suara yang sangat berisik sekali di telinga ku.

"Stella aku Mohon tolong aku...!!"

Suara seorang wanita yang meminta bantuan kepada ku, namun aku tidak peduli, Karena apa? Karena saat aku berbicara dengan nya semua orang akan berkata saya  "Gila".

Karena tidak ada yang bisa melihat dia selain aku. Dan satu hal dalam pikiran ku, aku bukanlah seorang indigo atau semacamnya.

Dan aku selalu berfikir Kenapa harus aku? Kenapa tidak yang lainnya saja?!.

"karena kamu istimewa....!"

Itulah jawabnya, istimewa hahaha bahkan aku berfikir Seorang gadis ceroboh dan bodoh seperti ku memiliki keistimewaan apa? Benar-benar lucu sekali.

Dan lagi yang membuat ku terkejut adalah aku di undang untuk masuk ke academy sihir ini, aku tidak pernah mau masuk dalam academy ini.

Yah karena aku sangat membenci hal-hal yang tidak mungkin dapat di cerna di otak, dan semua itu hanya ada dalam dunia imajinasi.

Yah dan semestinya aku harus mencari cara untuk pergi dari tempat ini.

Akan tetapi....

"Jika kau, berani-beraninya berfikir untuk pergi dari tempat ini. kau tidak akan pernah bisa mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya hahahaha!!!..."

"Diam!! Bisakah kau diam dan aku tidak mau menolong dirimu cepat pergi sana...!!"

Seketika semua orang yang ada di sana menatapku dengan tatapan aneh mereka.

Tapi aku tidak peduli, aku terus saja berjalan menuju Mading yang ada di sebelah ruangan entahlah aku tidak tau ruang apa itu.

Yang terpenting dalam pikiran ku adalah mengistirahatkan tubuh dan otak ku ini.

Setelah aku menemukan nomer kamar asrama yang akan aku tempati.

Secepat mungkin aku menuju ruang kepala sekolah, setelah sampai ku ketuk pintu itu.

Lalu terdengar suara seseorang berkata.

"Masuk!!"

Lalu aku pun masuk kedalam terdapat seorang wanita setengah baya yang masih cantik dan muda. Walaupun umurnya sudah mau memasuki Kapala empat.

"Stellary mortal'st?"

"Iya madam...."

"Karena ada pertukaran kamar, jadi kamar mu berada di ruangan paling atas, bukan di lantai dua..."

Aku yang sudah cape hanya bisa mengangguk saja. Lalu pergi menuju asrama ku setelah mengambil nomor kunci kamar.

Namun disinilah aku sekarang, diantara berpuluh-puluh banyak nya tangga tak ber penghujung.

Tak ber penghujung hahaha biarkanlah ku beri nama kau tangga tak ber penghujung. Karena setiap tangga mengarah pada lorong panjang dan sepi.

Huh sungguh aku menyesal tidak menaiki lift. Aku pikir asrama paling atas itu cuma berlantai tiga saja namun aku salah.

Ternyata ada 100 lantai. Bayangkan 100 lantai di tambah aku baru naik 45 lantai  kaki ku saja sudah tidak kuat. Dan itu masih jauh sekali 😢.

Andaikan aku punya sayap seperti siswi berseragam itu.

Tanggu dulu sayap? Siswi? Apa aku tidak salah liat. Ku usap-usap kedua mataku takut aku salah lihat.

"heh tidak ada? berarti benar hanya imajinasi."

Tapi Kenapa rasanya nyata sekali. Huh semangat Stella kau bisa.

Hingga akhirnya aku sampai di tangga terakhir. Keringat membasahi kening dan bajuku.

"Huh akhirnya sampai juga tidak sia-sia usahaku ini? Apa!!!"

"Oh, astaga ya Tuhan!!! ini kah yang dinamakan tangga terakhir menuju tempat peristirahatan? Yang lebih mengarah ke arah kematian???"

Bagaimana tidak lantai 100 ini berisikan lorong yang sangat panjang sekali. Namun anehnya kenapa disini sepi sekali?.

Seperti di lantai 60 dan terkahir lantai 100 ini.

Sepi sangat sepi apa kah aku sedang di prank, oh tolong aku ini memang suka kesendirian tapi aku sangat benci di permainkan.

Sudah lah dari pada berdebat dengan pikiran tak bermutu itu lebih baik ku cari nomer 199 ini.

Lorong-lorong itu membuat aku yang sangat sensitif terhadap pergerakan sesuatu. Tidak berhenti-henti nya aku mengencangkan kewaspadaan ku ketingkat teratas.

Heh aku hanya bercanda saja. Pada dasarnya aku sudah keringat dingin, dengan tubuh yang bergetar begitu hebat aku sangat benci kegelapan.

Karena kegelapan membuat ku hampir kehilangan nyawa ku, karena kegelapan pula. aku pernah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup ku ini.

Karena itu aku sangat benci pada kegelapan, yang membuat aku menjadi sangat lemah.

Di sisi lain aku tidak mendengar suara wanita itu. huh mungkin dia marah biarkan saja aku tidak peduli.

Tapi kenapa aku malah memikirkan wanita itu yah?. Bukannya senang yah sudah tidak di ikuti.

Akhirnya aku sampai di sebuah kamar dengan angka 199.

Ceklek

Setelah memutar kunci kamar asrama ku.

"Sepi? yah sepi dan sepi....!"

Dan kenapa kamar ini hanya ada satu ruang tidur nya. dengan dapur ruang tv kamar mandi dan lain-lain bagaikan di apartemen.

"mungkin aku mendapat kan kartu keberuntungan VIP heh. menghayal dikit boleh kan siapa tau bener hihi...."

Lalu mataku mengarah pada kardus Juga tas. yang sudah di kirim beberapa hari yang lalu itu masih utuh Setelah ku cek keseluruhannya.

"Syukurlah kalo begitu"

"Aku baru sadar, bila tadi aku naik tangga membawa tas. dan lain-lain bagaimana jadinya yah?"

"Ah sudahlah Stella, kau tidak boleh menghayal yang tidak-tidak. harusnya kau bersyukur sudah sampai di kamar asrama mu ini!!!. tanpa beban dari barang-barang mu ini."

Ucap pikiran ku menasehati.

Lalu ku bereskan semua barang-barang ini pada tempat nya lalu.

Ku bersih kan badan ku yang lengket karena keringat ini, karena aku masih kenyang.

berakhir aku tidur di kasur nyaman satu ini, setelah ku bersihkan dan ku ganti dengan seprai snow white ku tersayang.

"Hahahaha sungguh kekanakan nya aku tapi aku tidak peduli."

Setelah itu aku terlelap dalam mimpi indah ku.

Stellary POV off.....

Dalam tidur nya yang lelap, tanpa di ketahui sepasang mata emas memandang nya dengan damai.

Sayap hitam ke emasan di kepakan ke depan dan belakang.

Paras nya tidak diketahui karena gelap nya malam membentang, tak ada cahaya bulan ataupun bintang.

Namun dia tersenyum penuh arti, dia melihat seorang wanita cantik yang dengan setia berada di dekat gadis yang terlelap itu.

"Heh sungguh setia sekali, hanya karena gadis itu bisa menampung tubuh tuan nya itu?!"

"Kau sampai rela menemaninya kemanapun dia pergi tapi sayangnya selalu di tolak!!."

"Sungguh menarik!!"

Setelah berguman panjang lebar dari balik jendela dan kegelapan malam diapun pergi.

"Lihatlah hal menarik lainnya dan diri mu yang akan termakan umpannya hahahaha!!!"

Ucap wanita itu dengan sinis nya lalu diakhiri tertawa yang begitu menggelegar.

________________________________________

TBC

avataravatar
Next chapter