7 6. Kesal

HAI GUYSS AKU UPDATE LAGI NIH.

OH iya, alur cerita ini aku ubah hehe kalian bisa baca ulang lagi! jangan lupa beri komen dan Rieview cerita ini ya!

terimakasih❤

Angel memukul-mukul kepalanya sendiri, kenapa ia bisa-bisanya salah kirim chat ke Damian. Bagaimana kalau besok Damian menguras habis dirinya. Angel malu sendiri kelakuan cerobohnya memang bukan sekedar penyamaran. Tapi sudah melekat di dalam dirinya. Dan 2 tahun berkerja dengan wujud baru, Angel memiliki 2 ponsel, nama yang diganti pada saat ia membuat Ktp baru.

"Ck, bagaimana dengan besok arghh." pekiknya sembari menjambak rambutnya pelan.

Terdengar ponselnya berdering, Angel langsung beranjak dari ranjang ke meja riasnya. Terlihat nama panggilan di layar ponselnya, Angel langsung mengangkat panggilan itu. Dari Arya wijaya, seseorang yang telah menolongnya waktu itu. Berkat Arya, Angel bisa kembali pada tujuan awalnya dan membalaskan dendam kepada Damian.

"Ada apa, kak Arya?" tanya Angel santai.

"Jangan berharap lebih tentang kehidupan Damian, kau akan menyesalinya nanti. Mundurlah Angel, aku takut terjadi apa-apa denganmu." suara itu terdengar jelas sampai Angel membalikkan badannya. Terlihat sosok itu berada di ambang pintu sembari menempelkan ponselnya ke telinga.

"Apa yang kau katakan barusan? Aku sudah menunggu lama untuk membalaskan dendam ku. Jangan menyuruhku untuk berhenti!" cetus Angel menyanggah perkataan Arya.

"Aku takut terjadi apa-apa denganmu, kau ini sudah aku anggap sebagai adikku sendiri." ujar Arya mematahkan hati kecil Angel yang sudah memendam rasa untuknya.

"Apa aku hanya sebagai adikmu, bukan wanitamu?" Angel beralih, ia mendekatkan diri kepada Arya. Tapi, Arya menahan semuanya. Ia tidak boleh menyukai Angel!

"Iya, kau hanya pantas menjadi adikku." balas Arya.

"Aku tak mau menjadi adikmu, kak arya. Aku ingin menjadi wanitamu!" pekik Angel menjinjitkan kakinya mencoba merangkul leher Arya sembari menempelkan dada.

Jangan goyah Arya, jangan!

"Aku tidak akan membiarkan kau pulang malam ini." ucap Angel mendorong tubuh Arya sampai ambruk di ranjangnya. Katakan Angel gila, ia benar-benar wanita tidak waras. Namun saat ia akan mencium Arya, bayangan kecelakaan beberapa tahun lalu membuatnya tersentak menjauh dari lelaki itu. Tubuhnya menegang dan ketakutan. Apa Angel memiliki trauma? Sejak kapan ia kecelakaan.

Angel mengatur nafasnya yang terengah-engah, "Ada apa denganku?" tanya sendiri, lalu mengusap wajahnya pelan.

"Ada apa denganmu Angel, apa kau baik-baik saja?" tanya Arya.

"Aku tidak tahu, kenapa aku melihat selintas kecelakaan maut. Apa hubungannya denganku?" Angel bingung sendiri, ada apa sebenarnya dengan dirinya. Serasa tak mengerti dan penasaran di hati Angel.

"Kau mungkin kelelahan, lebih baik kau istirahat. Aku akan pulang setelah kau tidur." ujar Arya lalu meraih lengan Angel untuk mengajak wanita itu ke ranjang tidur. Arya tak memikirkan hal mesum, ia ikhlas menjaga dan membantu Angel. Ini suatu tugas dari Devano yang jauh di sana.

****

Matahari sudah di atas kepala, pergi bersama Bos ke suatu proyek pembangunan bukanlah hal yang tak asing lagi. Angel melangkah pendek seraya mengekori Damian yang melangkah gagah. Melihat bekal untuk masa depannya nanti, begitu memuaskan bukan? Sayangnya, sampai sekarang Damian belum memiliki pasangan hidup. Betah sekali menjomblo.

"Harta melimpah tapi hidup sendirian, cih." batin Angel sukses menghujat Damian.

"Angel, apakah nanti sore saya ada Meeting?" tanya Damian seraya membalikkan badan ke arah Angel.

Deg, Angel tersentak kaget. "Emm tidak ada pak." jawabnya.

"Yakin?" tanyanya lagi,

"Iya pak, jadwal Meeting hari ini hanya 2 kali saja. Dan bapak bisa mempersiapkan tenaga untuk besok. Karena kit--,"

"Stop. Kita bahas besok saja ya, sekarang siapkan mobil untuk kembali ke kantor." potong Damian, wajah datarnya sungguh menyebalkan.

Angel mendengus sabar, "Baik pak." balasnya, kemudian mengikuti langkah Damian dengan begitu kasar. Angel menghubungi Pak juna sang sopir. Untuk segera siap-siap karena Bos besar akan menuju parkiran. Daripada kegep, mending kaget karena ponsel berdering. Angel menyelamatkan Pak juna dari omelan Damian.

Angel milirik ponselnya karena ada pesan banyak Grup "Squad Julid" Para karyawan di kantor sebagian ikut masuk grup ghibah tersebut. Mereka sering mengeluh kesah kan pekerjaan dan menggerutu karena kena marah oleh Bos. Ya, ya, biasa hal seperti itu. Tak lain juga dengan Angel yang selalu mencoba menyemangati teman-temanya dan sabar menghadapi Bos dinginnya.

"Kau sedang apa Angel?" tanya Damian yang duduk di samping Angel sembari melirik apa yang lihat di ponselnya sendiri. Damian pikir Angel memiliki pasangan atau bersuami. Tapi tidak mungkin, di lihat dari tingkah lakunya saja Angel seperti ke kanak-kanakkan.

"Tidak ada pak, saya kira ada pesan dari Tuan Lee,"

"Oh iya, apa mereka bilang sesuatu kepadamu? Biasanya, orang itu cerewet." tanya Damian,

"Hehe, tidak kok pak," jawab Angel

"Oh baguslah kalai begitu."

Angel memasukkan ponselnya ke dalam tas, sejak tadi getar-getar terus karena pesan Grup. Apa sih yang mereka ghibah kan siang hari ini. Angel merasa penasaran, untung saja pagi tadi mereka langsung bersiap-siap untuk Meeting. Jadi Angel tidak mendapatkan omelan tentang pesan semalam. Tapi sekarang ia mulai gelisah karena pekerjaan sudah selesai. Apa mungkin Damian akan marah? Atau ia harus meminta maaf dulu pada Damian?

Gila. Angel frustasi sendiri.

"Apa kau tidak keberatan untuk pergi dengan Tuan Arya ke salah satu proyek perusahaan?" tanya Damian, "Agar bisa menghilangkan penat, karena potek nonton drama korea." lanjut Damian. Membuat Angel menggetok kepalanya dengan pena sembari meringis menahan malu.

"Baik pak," balas Angel.

Damian terkekeh pelan. Lalu membuang muka keluar jendela memandang jalanan yang ramai. Damian rasa, Angel malu mendengar apa yang ia katakan barusan.

Bosnya resek..

****

Siang sibuk di luar kantor sampai panas-panassan. Sekarang  penuh tugas lembur yang semakin numpuk, Angel benar-benar lelah hari ini. Gadis itu mengusap wajahnya pelan, takut make up-nya rusak jadi harus pelan-pelan. Dia tidak sendirian, ada Airin dan beberapa karyawan yang lembur. Memang tidak ada yang tidak lembur, setiap hari selalu ada.

Tidak heran jika perusahaan semakin maju dsn sukses. Gaji naik terus. Bonus. Top up tanggal tua.

"Seharian ini aku belum melihat pacar-pacarku," gumamnya seraya mengambil ponsel lalu membuka yuotube. Angel tidak mau mendownload Mv, ia memilih untuk streaming saja. Ada wifi gratis, sayang kalau dianggurin.

"Sudah nonton drama "True beaty" Belum?" tanya Airin yang baru datang, menarik kursi lalu duduk di samping Angel. Mengaduk kopi susu panas untuk menambah tenaga saat lembur.

"Sudah dong, kemarin aku puas-puasi download di sini. Mantep, wifi gratis." jawab Angel.

"Doyan gratisan!" cetus Airin.

"Sayang kalau dianggurin,"

"Pak bos, tuh sayang kalau dianggurin." ledek Airin membuat Angel makin malas. Gadis itu mendesah gelisah karna banyak sekali tumpukan kerja hari ini. Pekerjaan sebagai sekertaris memang lumayan banyak. Ingin mengundurkan diri tapi Angel akan hidup sama siapa? Suami saja belum punya, masa iya klontang-klantung di apartement. "Huft, kapan jodohku datang?" gumam Angel, seraya fokus pada laptopnya. Angel fokus pada pendiriannya untuk membalaskan dendamnya. Mana mungkin mundur begitu saja.

"Jodohmu sedang jagain jodoh orang, Ngel! Haha," sahut Airin tertawa ngakak,

"Kerja sana, berhenti menggangguku." celetuk Angel.

Airin mengerucutkan bibirnya memandang Angel gemas. Semenjak bekerja di sini Gadis itu tidak pernah sempat untuk berpacaran. Berangkat pagi, pulang malam tak tentu jam berapa. Kalau Airin jadi Angel, pasti langsung mengundurkan diri jadi sekertaris.

Dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan Bos. Angel berdecak sebal lalu beranjak masuk ke dalam. Lagi sibuk kerja ada saja kelakuan Bosnya yang membuat Angel kesal. Ketika masuk ke dalam, ternyata Damian sedang mengobrol dengan seseorang lewat video call. Suara anak kecil mengatakan kalau 'Merindukan Daddy.'

Siapa anak? Apa Damian sudah menikah? Angel seperti tak sadar sudah berapa tahun ia menghilang. Sampai tidak mengetahui kalau Damian sudah beristri. "Ah masa iya sih? Kayaknya bukan deh." batin Angel menyangkal.

Setelah Damian mematikan panggilan itu, ia memandang ke arah Angel datar. Apalagi Angel, seperti tak minat melihat ke arah Damian.

"Pulang saja, tugas lembur mu bisa dilanjutkan besok." ujar Damian. Menyuruh Angel pulang, tidak biasanya lelaki itu melakukan ini.

"Tapi pak, pekerjaan saya sangat banyak. Pasti akan besok akan semakin menumpuk." sanggah Angel.

"Kalau begitu aku pulang lebih dulu," ujar Damian seraya beranjak dari tempat duduknya mengambil jas. Dengan segera Angel membantu Damian memakai jas tersebut. Seperti ada sesuatu yang menjanggal ketika melihat Angel lagi di depannya. Kenapa Damian merasakan keberadaan Angeline.

To be continued.

avataravatar
Next chapter