5 4. Teringat Pada Masa Lalu

Happy Reading.

Flashback on

Berada di ruangan sendirian membuat Angeline sangat bosan. Ia ingin cepat-cepat keluar dari tempat ini. Gadis itu memakai kemeja besar milik Damian. Tidak ada pakaian lain selain kemeja ini. Setiap ada pelayan datang hanya memberi makanan untuk Angeline. Damian benar-benar tidak punya hati dan pikiran kenapa ia begitu tega dengan perempuan. Hanya karena membentak waktu itu ia menjadi terkurung di tempat mengerikan ini.

"Bajingan! Ingat, jika aku bisa kabur dari tempat ini tidak akan aku biarkan kau tenang Damian!" pekiknya murka, Angeline menyesal semalam tidak memberontak kuat, kenapa ia benar-benar terbuai dengan sentuhan Damian.

"Aku harus keluar dari tempat mengerikan ini!" Angeline mencari celah dimana ia harus kabur, jendela pun terkunci sangat kuat bagaimana bisa keluar.

Angeline memukul dinding keras-keras sampai tangannya terluka. Hiks, sakit! Punggung tangan gadis itu memerah. Ia berhenti sejenak dan duduk di tepi ranjang. Memikirkan bagaimana caranya keluar dari kamar ini. Sekian lama ia berfikir, menemukan jawabannya.

Ia menyungging senyum tipis di bibirnya. Jika berhasil keluar dari sini, Angeline akan mengubah seluruh penampilan dan gayanya. Ia berjanji!

Duk..duk..

Suara langkah kaki dari luar terdengar, Angeline langsung was-was di atas ranjang. Apa mungkin Damian akan melakukan itu lagi padanya. Argghhh tidak! Bagaimana kalau nanti dia hamil, tidak! Angeline tidak mau mengandung anak dari iblis seperti Damian.

Pintu terbuka memperlihatkan seorang laki-laki memakai bathrobe berwarna hitam. Angeline tertegun, apa maksud dari penampilan Damian malam ini. Ketika Damian melangkah mendekatinya, Angeline memeluk lututnya ketakutan. Tapi, Damian sedang membutuhkannya malam ini. Pastikan, Angeline juga akan menyukai sensasinya.

"Kau belum tidur cantik?" tanya Damian tersenyum iblis. Lelaki itu menghampiri Angeline yang semakin mundur. Perlahan ia membuka tali bathrobe miliknya. Setelah itu mendekatkan wajahnya tepat di hadapan Angel.

"Jangan takut, kau pasti menginginkan ini kan?" Damian berbisik, aroma nafasnya seperti habis meminum alkohol. Tapi Damian tidak mabuk. "Aku akan membuatmu melayang sayang."  bisiknya lagi

Angeline terdiam menahan bibirnya, tapi ia juga muak dengan wajah Damian! GANTENG DOANG TAPI JAHAT! pekiknya dalam hati.

Tanpa perlu lama lagi, Damian membuka bathrobe yang menutupi tubuhnya. Terlihat kejantanannya sudah menegang karena tidak tahan melihat keindahan tubuh Angeline. Wajah mulus, paha yang indah apalagi hanya memakai kemeja putih miliknya. "Kau lihat bukan? Aku sudah siap sayang." sensual Damian membuat Angel gila, benar-benar tidak waras.

"Aku membenci mu! Damian!" ujar Angeline penuh penekanan, manusia seperti Damian memang sangat perlu dibenci.

"Aku tidak peduli, yang pasti kau akan menikmatinya juga!" balas Damian lalu meraih tengkuk leher Angeline sampai ia melumat bibir mungil Angeline. Sexy, sudah pink tanpa polesan liftik. Tangan satunya yang bebas memegangi tangan Angeline yang memberontak. Ketika menghisap-hisap lidah Angeline, tangan Damian membuka kancing baju sampai terbuka.

Setelah itu beralih ke leher, dada dan kedua nipple yang sudah menegang meminta dihisap juga. Angeline kehilangan kesadarannya, "Shhh aahh," desahnya sembari mencengkram lengan kekar Damian.

Damian tidak perlu lama-lama lagi, ia langsung membuka celana dalam milik Angeline. Lalu melebarkan paha gadis itu lebar-lebar. Memegang sebentar, membuat Angeline menggelincang hebat. Damian mendekatkan wajahnya ke Angeline, menatap wajah cantik itu yang sudah tidak tahan ingin dipuaskan. Lelaki itu melumat kembali bibir Angeline menjadi ciuman dalam. Sembari memasukkan miliknya ke dalam milik Angeline yang sudah basah.

Masih terasa sempit, miliknya terlalu besar untuk Angeline. Yang terpenting bisa masuk dan maju mundur. "Emmh," desah Angeline sembari meremas bantalnya. Damian mempercepat gerakan pinggulnya, milik Angeline benar-benar nikmat. Beda dengan yang lainnya, meski tidak bisa bergaya yang lain. Tetap saja Damian sangat puas, Angeline bisa mengimbanginya.

"Ahhh, Damian...," desah Angeline tak sadar mendesah menyebut namanya saat orgasme pertama. Suatu kebanggaan bagi Damian, ia pun semakin mempercepat pinggulnya. Kembali menghisap nipple Angeline yang nikmat, Damian tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia yakin Angeline akan melunak padannya.

"Aahh, shhh.. Damian..."

"Aaah.. Angeline." desah keduanya sembari menyebut nama, seperti pasangan suami istri yang begitu menikmati malam kedua mereka setelah menikah.

Ketika Damian melepaskan tautannya, Angeline sepertinya tidak terima. Gadis itu langsung mendorong Damian dan kembali memasukkan itu ke dalam goa. Posisinya berubah menjadi Women on top!

Flashback off!

****

"Bagaimana bisa aku mengingat hal menjijikan itu. Astaga Angel," Angel menepuk pipinya pelan saat berada di dalam mobil. Barusan ia teringat sosok Damian yang membuatnya hilang akal. Dan sekarang membuatnya stres karena pekerjaan yang sangat banyak.

"Ada apa denganmu Angel?" tanya Airin sedang menyetir mobil.

"Tidak apa-apa," jawabnya singkat, sembari menjambak rambutnya untuk menghilangkan bayangan menjijikan itu.

"Kita terlambat Angel, kau benar-benar menyebalkan." cetus Airin mengomel pada Angel, tapi Angel tidak menggubrisnya sama sekali.

"Aahh, kenapa denganku?!" gerutu Angel memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Angel, ada apa dengan mu?!" sentak Airin

"Eum?" Angel menghentikan tingkahnya barusan, membuat rambutnya berantakan. Airin hanya menggeleng, tidak heran dengan sikap Angel yang terlalu ke kanak-kanakan.

Sampai di kantor.

Angel memasuki kantor dengan langkah yang begitu cepat. Untung saja mobil Tuan Ceo paling galak belum terlihat. Angel bisa bernafas lega pagi ini. Dengan buru-buru ia masuk ke dalam ruangan, serta senyuman ramah di bibirnya untuk para karyawan dan karyawati. Banyak yang bilang sebagai dia sekertaris paling cantik di kantor ini.

Reputasinya cukup baik bukan? Pekerjaannya juga sangat bagus. Tidak pernah menolak perintah dari Bos. Sabar menghadapi COE yang terkenal dingin dan ketus. Tidak hanya memiliki wajah tampan dan menawan. Damian memiliki banyak penggemar karena penampilannya yang Cool.

"Pagi bu," sapa Alvino seraya tersenyum ramah. Karyawan magang ini sangat tampan, tapi usianya masih terbilang muda. Beda jauh dengan Angel. 20 tahun, beda 4 tahun dengannya. Masa iya doyan berondong.

"Pagi juga vino," balas Angel tak kalah ramah, kemudian duduk di tempat duduknya yang khusus untuk sekertaris.

Clingak-clinguk ke arah ruangan Pak bos, ternyata Pedovil itu benar-benar belum berangkat. Angel bersikap lebih tenang, kemudian melirik ke arah jam tangan putih kecil. Sudah menunjukkan pukul 07.48 WIB. "Aku menyesal tidak mandi pagi ini," sesalnya seraya menipiskan bibir.

"Bu angel tidak mandi?" tanya Vino,

Membuat Angel tertegun dan kemudian mendongakkan kelapanya menatap Vino. "Em? Saya rajin mandi pagi," dusta Angel dengan jawaban kekehan kecil.

"Ouhh hehe saya salah dengar. Oh iya bu, ini berkasnya yang kemarin. Sudah saya selesaikan, dan bisa ibu periksa sekarang." ujar Alvino seraya memberikan berkas penting, cukup banyak. Untung saja, Alvino karyawan magang yang rajin, dan tekun. Angel bisa terbantu olehnya.

"Oke, terimakasih Vino." balas Angel.

"Saya permisi, bu," ujarnya seraya menundukkan kepalanya sekali, ia sangat menghormati orang lain. Kemudian kembali ke tempat meja kerjanya.

"Sayangnya dia masih kecil, coba kalau sudah dewasa. Aku gebet," gumamnya.

"Ekhem-hem." dekheman itu membuat Angel tersentak kaget, hampir ia melemparkan semua berkas ke arah muka Damian. Anjir! Coba kalau kena bagus tuh.

"Sedang apa kau melamun di sini? Bukannya nyambut Bos, sangat tidak sopan." cetus Damian, pagi-pagi sudah mendapat hujatan lagi.

"Maaf pak, maaf."

"Selamat pagi pak," ucapnya seraya tersenyum lebar ke arah Bos yang sudah tidak selera mendapat sapaan pagi darinya. Muka sengak itu menatap datar lalu membenarkan dasinya sebentar. Dengan cepat Angel menaruh berkas itu lalu berdiri di hadapan Damian.

Angel membenarkan dasi Damian yang belum begitu rapi, "Hacim, Hacccim." Damian bersin, untung saja tidak ke arah Angel. Bisa-bisa hujan.

"Bau apa ini? Kau, astaga! Angel." sentak Damian yang langsung menutup hidungnya dengan tangan. Minyak wangi Angel sangat nyengat sekali baunya. Hidung mancung itu berubah kemerahan.

"Ganti bajumu sekarang, atau saya gant--, ah cepat!"

"Tapi pak, saya kan tidak membawa baju," jawab Angel.

"Lalu? Bagaimana dengan saya kalau bersin-bersin terus? Kita ini mau meeting Angel. Kau jangan membuat saya malu." tegas Damian dengan hidung tertutup suara serak itu menjadi lucu. Angel ingin tertawa tapi dia takut dosa. Jadi, Angel hanya menundukkan kepalanya tanpa rasa berdosa.

"Iya pak, saya ganti baju."

"Pake baju apa? Sana pakai kemeja saya yang ada di lemari." perintah Damian.

"Kegedean pak," protes Angel mendongak, namun tatapan tajam itu semakin mengerikan.

"Cari yang pas, kau sendiri kan yang merapikannya. Pasti tahu,"tegas Damian.

iya juga ya, Angel sendiri yang merapikan kemeja ganti di ruangnya Damian.

"Kalau lebih dari 5 menit, POTONG GAJI!" ancam Damian,

Dengan cepat Angel langsung ngiprit menuju ruang khusus Damian. Bisa gawat kalau potong gaji bukan itu saja jika terus berhadapan dengan Damian telinganya juga panas. 

To be continued❤

avataravatar
Next chapter