16 15. Flashback saat Angeline hamil.

Flashback saat Angeline hamil.

Kehidupan Angeline setelah menikah memang bukan hal mudah baginya. Apalagi hidup dengan seseorang yang tidak ia cintai. Angeline memang mendapat perhatian lebih dari Damian. Apalagi saat mendengar Angeline hamil. Gadis itu diperiksa oleh Dokter karena setiap pagi mual dan wajah pucat. Kehilangan nafsu makan.

Jujur saja Damian sangat senang mendengar kehamilan Angeline. Meski sikapnya tak pernah baik pada Angeline, namun ia meminta para pelayan untuk lebih berhati-hati soal makanan. Apapun yang Angeline minta dan butuhkan, mereka harus siap 24 jam.

Karena Damian terlalu gengsi, entah karena memang seperti itulah Damian. Lagi pula Angeline juga tidak pernah menganggap Damian baik. Memang keduanya memiliki sifat keras kepala, gengsian. Meski setiap malam mereka tidak pernah berhenti melakukan hubungan intim.  Pagi hari ini Damian meminta pelayan yang ada di kamar keluar. Mencoba untuk mendekat diri kepada Angeline.

Terlihat gadis itu memang sedang membutuhkannya. Wajah pucat dan hanya mau makan buah-buahan membuat Damian khawatir. Damian duduk di tepi ranjang di samping Angeline yang sedang fokus menonton televisi. Tidak minat sedikit untuk melirik ke arahnya. Damian berdekhem. "Kau tidak ingin makan sesuatu kecuali buah-buahan?" tanya Damian mencoba memecah keheningan.

"Tidak," jawab Angeline singkat.

"Kau sedang hamil, harus makan yang bernutrisi dan banyak proteinnya." lanjut Damian sedikit mengomel dengan nada lirih. Suara seraknya memang membuat Damian terdengar sangar.

"Aku tidak mau apapun. Pergilah, aku tidak mau melihat mu!" cetus Angeline mengusir, kemudian menutup hidungnya. Parfum yang Damian pakai sangat menyengat bagi Angeline.

"Aku ini suamimu! Aku mencoba perhatian denganmu, tolong hargailah!" Damian sedikit membentak, rahangnya mulai mengeras.

"Huekk, huekk. Lepas baju mu! Aku tidak tahan bau parfum yang menyengat." Pinta Angeline, ia mual-mual tak tahan. Terlihat Damian panik dan langsung melepaskan baju kemeja Dongker nya jauh-jauh. Lelaki itu bertelanjang dada, perut ABS yang menawan membuat Angeline gagal fokus.

"Tunggu, aku akan memakai kaos tipis di lemari." ujar Damian seraya berjalan ke arah lemari, mereka sekarang satu kamar. Semua milik Damian adalah milik Angeline juga. Meski Angeline belum mengetahui semuanya, tapi para keluarga Damian sudah mengetahuinya.

Damian selalu memperhatikan Angeline, tetap mengawasi istrinya yang sedang hamil lewat cctv yang terpasang diam-diam. Semenjak bertemu dengan Angeline, Damian rajin ke kantor mengurus pekerjaan dengan baik. Berhenti ke club malam atau judi. Apalagi sampai menagih hutang dengan cara kejam sampai membunuh orang. Damian orang jahat dan kejam tapi hatinya sangat lembut.

Ia bisa merubah dirinya perlahan menjadi lebih baik lagi.

Beberapa bulan setelahnya, benih-benih cinta keduanya semakin terlihat. Angeline tidak sungkan lagi untuk meminta apapun kepada Damian saat Nyidam. Damian pun begitu, selalu ada untuk Angeline bukan hanya saat ingin menyentuh pada malam hari. Sekarang kesehatan bayi dan Angeline lebih utama.

Flashback off!

****

"Kenapa kepalaku sakit sekali." gumam Damian memegangi kepalanya, kemudian membuka laci mengambil obat penenang miliknya.

"Angeline, kau benar-benar menyiksaku!" gerutu Damian sembari meneguk air putih setelah memasukkan beberapa butir obat. Damian memang perlu meminumnya. Semenjak kehilangan Angeline, ia sangat kacau, tersiksa bahkan kehilangan arah. Hidupnya seperti lontang-lantung memiliki harta banyak tak menjamin hidupnya bahagia. Damian butuh Angeline, tapi gantinya adalah Aurora anak mereka yang menjadi penyemangat Damian satu-satunya.

"Aku tidak bisa melupakannya untuk sejenak saja, aku ingin membuka hati ku untuk Sekertaris ku Angel. Jika kau tak rela, maka kembali lah padaku Angeline!" gumamnya setiap malam seperti ini, Damian bahkan seperti orang gila.

Mengusap wajahnya gusar, berharap kalau Angeline akan kembali kepadanya. Sungguh Damian tak lebih meminta kepada Tuhan kecuali kembali kan Angeline padanya. Melihat saat Aurora sendirian tanpa seorang ibu, dan kini jauh dari nya. Damian merasa berdosa.

Damian membutuhkan keduanya, ia ingin memeluk keduanya setiap malam. Berbahagia seperti keluarga pada umumnya. Damian sempat berfikir kalau ini dulu ada karmanya, selalu menyakiti Angeline. Tapi, Damian menyesalinya.

Demi Aurora, Damian tetap menjadi sosok orang yang kuat dan tangguh. Tidak boleh lemah, harus semangat saat memiliki Angeline. Kini Damian fokus pada Aurora meski jauh darinya. Menitipkannya kepada sang kakak, walaupun hati ini tak bisa jauh dari Aurora. Damian bisa melalukan nya.

To be contineud❤

avataravatar
Next chapter