13 12. Sesekali

Happy Reading!

Jangan lupa komen!

Karena tidak ada pekerjaan lagi Angel meminta izin untuk pulang lebih awal. Meski di luar hujan Angel akan memakai jas hujan. Menerobos hujan deras di malam hari. Tidak peduli kalau ia bisa sakit lalu tidak masuk kerja besok. Yang penting pulang.

Angel masuk ke dalam ruangan Damian, lelaki itu sedang memainkan komputernya. Melihat Angel ada di hadapannya, ia pun mengawasi gadis itu. Dari bawah sampai atas, teringat ucapan anak nya tadi. Damian jadi penasaran sendiri.

"Pak, saya boleh pulang cepat malam ini?" tanya Angel, tidak ada pekerjaan lagi malam ini. Lemburan juga sedikit.

"Naik apa?" Damian malah balik melempar pertanyaan.

"Naik motor pak, kenapa?" jawab Angel.

"Mau saya antar? Diluar hujan tidak mungkin kau bisa merobos nya." tawar Damian sedikit mengeluarkan kata remeh.

"Nawarin tapi menyebalkan. Bos pikir aku tidak bisa melakukannya, tentu aku sering menerobosnya! Hih kesal!" batin Angel,

"Tapi pak," Angel ragu menerima tawaran dari bosnya.

"Ini perintah!" sentak Damian.

"Baiklah pak," balas Angel, mendengus resah membuat Damian melirik ke arahnya.

Ketika Damian beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan melewati Angel wangi parfum Damian begitu menyejukkan Angel. Rasanya emm, Angel mengikuti langkah Damian menuju keluar ruangan.

Tubuh kekar dan tinggi membuat Damian terlihat gagah. Jujur, pesona Damian memang tidak pernah jelek di mata perempuan. Duh, kecuali di mata Angel.

"Dimana rumahmu?" tanya Damian

Kemudian Angel menjelaskan dimana tempat tinggalnya, 1 tahun bekerja memang tidak membuat keduanya dekat. Ya iyalah, mereka sibuk bekerja bukan sibuk PDKT. Apalagi sekarang yang Angel tahu Damian sudah memiliki istri. Pengganti dirinya, mungkin Damian sudah jauh melupakan dirinya.

Bersama Damian, Angel merasakan rasa yang menjanggal lagi. Entahlah, Angel sendiri malas untuk merasakan lebih dalam lagi. Buang jauh-jauh apa rasa itu. Yang menjadi tujuannya itulah yang harus Angel kejar. Tidak boleh lengah.

"Kenapa denganmu, ck pekerjaan sudah selesai masih saja terlihat gelisah." ujar Damian sembari menyetir mobil. Pak sopir sengaja Damian suruh pulang dengan naik taksi.

"Ah, tidak pak." balas Angel

"Dingin? Makanya siapkan jaket."

****

"Daddy, itu ciapa? Itu mommy ya?" ucap Aurora setelah Angel pergi, gadis kecil itu memang menatap wanita itu sejak tadi.

Memikirkan perkataan Aurora, Damian merasa memang ada benarnya. Karena Angel sedikit mirip dengan Angeline. Tapi, sepertinya bukan. Damian gelisah sendiri memikirkan masalah ini. Lekuk tubuh Angel lebih bagus daripada Angeline.

Ck, Damian benar-benar gelisah."Tidak mungkin! Benar-benar beda, arghhh. Kenapa kepalaku jadi sakit seperti ini." gumam Damian sembari mengusap wajahnya kasar.

Ia menjadi teringat bagaimana Angeline masih bersamanya. Istri yang polos dan umur mereka begitu jauh. Membina rumah tangga dari kebencian menjadi sebuah keromantisan. Tapi, semua itu hilang semenjak hadirnya orang ketiga. Sampai pada akhirnya Angeline meninggal akibat terbunuh oleh selingkuhannya.

Ah tidak tahu, semua pasti salah faham.

"Arghhh, aku tidak peduli lagi dengan Angeline!" berusaha untuk melupakan wanita itu sangat sulit bagi Damian. Mulut boleh berkata bohong, tapi tidak dengan hatinya. Semua berbanding balik.

Damian membanting tubuhnya ke ranjang empuk.  Sembari membuka ponsel untuk menghilangkan pening. Ia butuh Aurora, mungkin saja gadis kecil itu belum tidur. Ketika panggilan video call di terima, ternyata sang kakak yang mengangkat. Memberitahu kalau Aurora sudah tidur lebih awal.

Menghela nafas panjang, malam ini ia tidur dengan pikiran yang menggangu. Kenapa jalan hidupnya seperti ini, memang ya kalau orang kaya banyak harta tapi belum menjamin hidup bahagia. Waktu terus berjalan, Damian akan mendapatkan nantinya.

Tidur pulas nya sembari mendengkur keras.

****

"Angel!!!!!! Cepatlah bangun! Ada yang menunggumu di bawah!" pekik Airin sembari mengedor 1 kali pintu kamar Angel. Ia yakin pasti Angel masih molor karena semalam asik menonton film horor sampai larut malam.

"Aish, siapa sih pagi-pagi heboh! Menyebalkan!" cetus Angel kembali terlungkup sembari menutupi kuda telinganya.

"Kalau kau tidak bangun, pasti kan kau akan menyesalinya Angel!" lanjut Airin. Kesal,

Drttt...drttt... Ponsel Angel bergetar, ada yang menelfon nya. Ia pun mencari keberadaan handphonenya. Melihat nama yang ada di layar, Angel langsung melotot lebar.

Bos?

Ck, ia langsung beranjak duduk kemudian mengangkat panggilan itu. Sebelum itu, Angel berdekhem agar tidak terdengar kalau baru saja bangun tidur.

"Selamat pagi pak, ada apa?" sapa Angel begitu ramah dan lembut. Seperti biasa.

"Kau baru bangun?" tanya Damian membuat Angel menggigit bibir bawah bingung.

"Oh, tentu tidak pak. Saya sudah rapi kok baru saja selesai make up." dusta Angel.

"Kalau begitu, kau turun ke bawah." perintah Damian, Angel membalakkan matanya lagi. Turun ke bawah? Memangnya ada Bos ada di sini?

Gawat. Angel langsung melemparkan ponselnya setelah ia mematikan panggilan tersebut. Membersihkan diri dengan secepat mungkin, kalau benar ada Damian di sini. Benar-benar menyebalkan. 

To be continued❤

avataravatar
Next chapter