2 1. Penyemaran

Seorang gadis cantik berpakaian rapi dan membawa iPad serta map merah di tangannya 24 tahun bukan umur yang muda lagi, Angel bersikeras menafkahi dirinya sendiri setelah orang taunya meninggal dunia. Memiliki seorang kakak namun jauh darinya karena sebuah pekerjaan di luar negri. Angel bukan gadis lemah, ia memiliki tekad yang luar biasa sampai menjadi sekertaris di salah satu perusaan terbesar.

Yaitu perusahaan yang di pimpin oleh Direktur Utama Damian Alfanro yang biasa disebut CEO muda Damian pengusaha muda sejak dini. Mengelola hotel atau penginapan untuk wisatawan dari luar negeri atau pun dalam negeri. Kesuksesan bertambah saat Angel masuk menjadi sekertaris. Gadis itu memiliki wawasan luas, berfikir cerdas dan sangat bekerja keras.

Mengikuti langkah panjang Damian, ia harus berjalan cepat agar tidak tertinggal. Hari ini memang sangat padat untuk menemui Klien bisnis. Kesibukan gadis itu menjadi sekertaris bukan hanya lelah bekerja saja.

Angel memang tidak pernah memperlihatkan wajah lelahnya di hadapan Damian. Tapi, ia tidak bisa menyembunyikan kecerobohannya. Begitu juga dengan Bos nya yang paling menyebalkan, tidak pernah bisa sedikitpun untuk menahan amarahnya pada Angel.

Sekertaris Angel, cerdas dan pekerja keras. Para karyawan lain sangat menghormatinya. Lebih tepatnya iri kepada Angel, setiap hari melekat dengan lelaki tampan. Membuat para karyawan lain iri padanya, tapi di balik itu semua Angel harus sabar menghadapi sikap Damian. Bos sempurna dan tampan tapi tidak dengan mulut pedas Damian.

Ketika Angel sedang berhenti melangkah karena mendapatkan notifikasi dari Youtube. Tentu ia langsung meliriknya sebentar. Tidak sempat membuka video tersebut, ia dipanggil oleh Damian.

"Apa-apaan kau ini ha? Apa yang kau lakukan di sana?" tegur Damian sembari menunjukkan wajah datarnya. Ketika itu juga gadis cantik dan super molek mendengar pekikan dari Bos nya, lalu berjalan lebih cepat.

Angel mengekori Bos yang berjalan menuju mobil, bukan kali pertamanya ia mendapat pekikan ketus dari Bosnya. Namun, sudah sangat sering mendapatkan hal yang membuatnya ingin menyumpah, mengeluarkan kata-kata binatang yang terkandang di mulutnya.

Sesampainya di salah satu tempat mereka bertemu dengan Klien. Angel mengobati rasa penasarannya sebentar. Ini hal yang paling ia tidak bisa tahan seperti sudah menjadi bagian dalam hidupnya.

"Jalan lebih cepat!" perintah Damian sembari menunjukkan wajah datarnya.

"Baik pak," balas Angel

Kemudian mereka masuk ke dalam salah satu tempat untuk menemui Klien. Angel membuka ponselnya melihat MV baru dari idola. Dan tanpa sadar Angel berteriak heboh.

"Astaga gila. Jeno, Doyoung ah. Tampan sekali pacar-pacarku ini," heboh Angel, tanpa merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan sekarang. Semua orang menatapnya, sampai Damian pun juga menatap dengan tatapan tajam.

"Apa kau sudah gila? Jangan membuat saya malu di hadapan semua orang. Kalau sekertaris saya terlihat seperti orang tidak waras. Gunakan otakmu!" ketusnya, tatapan garang tertuju pada Angel yang sekarang sedang tertunduk malu. Kenapa dia sebodoh ini.

"Aiih, kampret." lirih Angel sembari menggaruk-garuk jidat, ia harus semakin kebal dengan kata-kata Bos nya yang menyelekitkan. "Maafkan saya, Pak." ucap Angel sembari menahan jiwa bar-barnya di hadapan semua orang.

Setelah selesai menemui Klien. Angel mengikuti langkah panjang Damian di belakang pria itu. Memakai sepatu terbilang mahal dan mewah membuat Damian semakin tampan. Jujur, Pria berumur 32 tahun ini Damage nya tidak main-main. Andai saja tidak ketus dan garang, pasti sudah digebet oleh Angel. Sayangnya, itu hanya sebuah kefatalan dalam otak Angel. Orang seperti Damian cocoknya dihempaskan dari muka bumi ini. Angel memutarkan bola matanya jengah ketika Damian meminta dirinya untuk menyetir.

"Ikut denganku dan menyetir lah." perintah Damian, membuat kedua netra lembut Angel melotot sempurna. Lagi-lagi Damian memberi tugas yang malas untuk ia lakukan. Masa perempuan yang nyetir sih?

"Kenapa pak? Kan ada pak sopir," protes Angel.

"Kita pergi berdua, sudahlah jangan banyak bicara. Lakukan dan---"

"Turuti perintah bos!" lanjut Angel dengan raut kesalnya. Jengah sekali mendengar kata-kata legend dari Damian.

"Nah, itu tahu." balas Damian.

"Andai yah, aku penyihir. Sudah pasti aku akan mengutuk orang ini menjadi batu." batin Angel berkumandang,

Berada di perjalanan Angel terlintas mengingat dimana ia tertabrak waktu itu. Sttt, Angel hampir menabrak seseorang membuat Damian menoleh ke arahnya dan melotot marah. "Maaf pak," lirih Angel meminta ampun. Kali ini Angel fokus untuk menyetir dengan serius.

Ketika mereka sampai ke sebuah proyek pembangunan hotel. Angel mengekori bosnya seraya melihat-lihat area tersebut. Ketika Damian berhenti melangkah, secara tak sengaja Angel menubruk Damian dari belakang.

Bruk,

"Aduh," desis Angel seraya memegangi jidatnya, ketika melihat punggung lebar dan begitu atletis. Baru ia sadar, kalau ini adalah Damian.

"Angel, bisakah kau untuk lebih berhati-hati? Bagaimana kalau jas mahal saya terkena bedakmu itu? Ha?!" meski lirih suara itu penuh penekanan. Sungguh, Angel tidak menginginkan ini terjadi. Lagian pake berhenti segala.

"Maaf pak, saya tidak sengaja."

"Ck," Damian berdecak sebal, lalu meninggalkan Angel.

"Pantes saja tidak laku dasar galak," gerutu Angel seraya menghentak-hentakkan kakinya.

***

Angel sedang mendapatkan pekerjaan lembur lagi, padahal ia sudah ada janji dengan seseorang. Tapi, apa daya. Pekerjaan lebih penting baginya. Sudah 2 tahun ia bekerja di perusahaan ini. Betapa kebalnya Angel dengan Bos dingin dan menyebalkan itu.

"Andai aku sudah menjadi istri Oppa Ji Chang Wook yang kaya raya itu. Tidak perlu lagi berhadapan dengan pedovil itu." gumamnya sembari menyoret-nyoret salah satu kertas.

"Aaissshh, ini berkas penting. Bodoh sekali, ahh molla. Jika bos melihat ini pasti aku langsung dibunuh." kecerobohan Angel benar-benar mempertaruhkan nyawa. Apa jadinya jika Damian melihat berkas penting dicoret-coret. Kertas terlipat saja Angel dimarahi habis-habisan dengan ketusan dingin keluar dari mulut Damian.

"Angel, kau sedang apa?" tanya Airin yang berada di sampingnya. Gadis itu sahabat Angel sejak bekerja di kantor ini. Namun, tak pernah bisa menyelematkan Angel dari masalah kecil atau besar.

"Aku tidak sengaja mencoretnya, huh. Bisa mati terpanggang diriku." ujarnya sangat menyesal mengumpat sembari melampiaskan kekesalannya.

"Untung saja ini pensil, dasar ceroboh." celetuk Airin, kemudian membantu Angel untuk menghapus coretan itu.

"Sudahlah, lain kali kau harus berhati-hati. Apa kau tidak gila, jika asupan mu setiap hari omelan dari Pak Damian, hm?" tanya Airin.

"Iya, aku mengerti." jawabnya lesu.

"Kalau kau lelah, istirahat saja Angel. Kau bisa sakit kalau terus memaksakan diri." pesan Airin yang pengertian dengan sahabat karibnya yang terlihat bodoh.

"Tidak Airin, sebentar lagi selesai. Lanjut kerja, aku keruangan pak Damian dulu." ujar Angel.

"Huft, dasar si Angel." gumam Airin, gadis itu heran melihat sahabatnya semangat bekerja walau sedang kelelahan. Seharian tidak pernah diam, ia mengurus Bos yang katanya seperti Pedovil. Demi gaji GEDE, itulah yang mereka ketahui tujuan Angel. Pada dasarnya, itu adalah sebuah alibi dari Angel.

Berada di dalam ruangan milik Damian, Angel tersenyum kecut tak minat. Ketika Damian menoleh ke arahnya, ia tersenyum penuh ceria seperti tak bosan dengan pekerjaan ini. Memiliki tujuan yang gila, apa mungkin Damian akan terus percaya padanya. Atau mungkin Damian sudah mengetahuinya. Pada malam itu, hari itu, sungguh Angel merasakan sesak di dadanya.

Menormalkan nafasnya secara perlahan, puing-puing kebencian menyeruak di dalam dirinya. Angel tidak boleh gegabah, akan ada waktunya untuk menunjukkan siapa dirimu sebenarnya. Tahan Angel.

"Kau bisa keluar," perintah Damian.

"Baik pak."

"Angel," panggil Damian, dada Angel serasa berdetak kencang nada itu sangat berbeda.

"Apa kau mengenal wanita ini?" tanya Damian memperlihat foto seorang wanita berambut pendek memiliki tahi lalat kecil di hidung. Membuat sedikit mengerjap takut, kenapa masalah pribadi Damian di tunjukkan pada Angel.

"Tidak, aku tidak tahu siapa wanita ini." jawab Angel setenang mungkin. Agar tidak terlihat gugup Angel menerbitkan senyuman palsunya.

"Ya, karena wanita ini sudah mati!" Angel tertegun. Lalu menatap mata Damian penuh tanda tanya. Kenapa Damian begitu yakin dengan kematian gadis itu? Padahal gadis itu tepat di depannya. Jika Damian beranggapan seperti itu, tidak masalah bagi Angel malah akan semakin mudah untuk membalaskan semuanya.

Serta perubahan Angel sama sekali tidak Damian kenali, gadis itu tidak pernah berhenti untuk membalaskan dendamnya. Kali ini, Angel akan melakukannya sehalus mungkin.

To be continued❤

Note : CEO merupakan kepanjangan dari eksekusif tertinggi. CEO adalah jenjang tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab penuh terhadap seluruh aktivitas organisasi.  Dari pengertian itu wajar bila ada yang menyamakan CEO dengan Direktur utama. Dengan demikian CEO belum  tentu seorang pendiri maupun pemilik perusahaan. Namun, seorang pendiri dan pemilik juga tak masalah merangkap CEO.  Seorang CEO bertanggung jawab luas dan tak terbatas untuk mengelola perusahaan.

avataravatar
Next chapter