1 Chapter 1

Suasana malam yang indah berganti dengan cuaca mendung, perlahan rintikan hujan datang dan mulai membasahi jalanan kota. Sky baru saja menyelesaikan les piano nya, ah tidak lebih tepatnya kontes piano nya. Ia berhasil meraih peringkat pertama dan mengalahkan para pemain piano yang lain.

Saat ini gadis itu sedang berada di tengah kemacetan kota pada dini hari. Ia memakai gaun bewarna putih mewah dan juga mahkota kupu-kupu senada dengan warna bajunya, sambil mendengarkan lagu yang membuat suasana hatinya membaik setelah menghadapi sedikit perdebatan dikarenakan beberapa orang tidak ingin dirinya memenangkan kontes itu.

Sesekali ia melirik ke arah sopir pribadi keluarganya yang sedang mengetuk-ngetuk jendela kaca mobil, menunggu waktu lampu bewarna hijau untuk menyala. Setelah lampu itu menyala, mobil Sky melaju menuju ke jalanan dimana lentera bewarna-warni tergantung di sepanjang jalan.

Merasakan perutnya lapar, Sky melepas earphone miliknya kemudian menyuruh sopir berhenti di toserba 24 Jam. Gerimis mulai mereda digantikan dengan suasana dingin pada malam hari, beruntungnya Sky menyimpan hoodie di dalam mobilnya, dengan cepat gadis itu memakai hoodie nya lalu membuka pintu mobil dan keluar

Baru saja ia ingin masuk ke dalam Toserba tiba-tiba telinganya mendengar suara decitan yang sangat kencang. Ia menoleh ke arah belakang dengan cepat bertepatan dengan itu, seorang wanita terpental tepat berada sekitar dua meter di depannya.

Darah mulai merembes membasahi jalanan yang tadinya sempat dibasahi oleh air hujan. Matanya menangkap jelas ke arah gadis yang terlentang di jalanan itu juga ikut menatapnya, beberapa orang di sekitar mulai menyadari keadaan lalu berjalan mengerumuni gadis tersebut

Sky mengambil ponselnya kemudian menekan beberapa angka, menghubungi ambulan yang siap membawa gadis itu ke rumah sakit. "Halo? Ada kecelakaan di dekat persimpangan menuju sungai Han, apa bisa datang secepatnya? Tampaknya gadis ini sudah kehilangan banyak darah" ujar Sky lalu mematikan sambungannya

Baru saja ia ingin berbalik lagi ke arah mobil tiba-tiba ia merasakan sebuah cairan kental bewarna merah merembes keluar dari hidungnya. "A-apa? Tidak... "

Ia menatap jarinya yang ikut berdarah terkena tetesan darah dari hidungnya, kemudian Sky menolehkan kepalanya ke arah belakang, gadis yang masih membuka sedikit matanya kini sudah terpejam dengan erat. Perhatian Sky bukanlah kepada gadis yang tengah tergeletak itu melainkan sosok di belakangnya yang menatap tidak percaya pada tubuhnya sendiri

Sebelumnya perkenalkan, namanya adalah Gamartha Skylar. Gadis multitalenta yang bercita-cita menjadi Jaksa, dan juga seorang Indigo. Sky dapat melihat hal yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, ia dapat melihat masa depan melalui bayangan kematian mereka

Sky membeku begitu tatapan mata arwah gadis itu juga terarah pada dirinya. Sosok itu melayang cepat ke arah Sky namun sebelum ia sampai pada Sky, dua bayangan hitam yang kemudian berubah menjadi dua malaikat kematian datang dan memegang lengan arwah itu

Sky sedikit menundukkan kepalanya kemudian menatap ke arah lain, berpura-pura tidak dapat melihat sosok itu. Dari sini ia dapat mendengar dengan jelas percakapan yang terjadi antara sang arwah dan juga kedua malaikat mautnya. "Lepaskan aku! Gadis itu bisa membantuku!"

"Kau sudah mati. Tidak ada waktu untuk mengunjungi keluarga atau siapapun yang kau kenal, jika tidak hukuman untukmu akan diperberat nantinya" ujar malaikat maut pertama.

"Bawa saja ia langsung ke alam baka, aku harus menghadiri acara pemakaman nya besok" ujar malaikat maut kedua, ia membuka kapsul berbentuk lonjong yang menampilkan layar hologram foto gadis tersebut, lalu melemparnya sehingga menghasilkan sebuah lingkaran bewarna hitam

Malaikat maut itu mendorong sang gadis kemudian mereka menghilang dibalik portal tadi. Menyisakan malaikat maut pertama yang menatap kepergian mereka, malaikat maut itu mendesah pelan kemudian berkata, "Setelah ini tugasku akan bertambah berat, iblis itu kabur dari neraka dan menyamar menjadi manusia. Bisa-bisa dia mengguncangkan kedamaian bumi nantinya"

Setelah mengatakan hal itu, sang malaikat maut pergi mengikuti jejak malaikat maut pertama tadi. Sky memegang dadanya kemudian mengambil nafas dalam-dalam, ia memukul dadanya agar pernafasan nya lancar.

Aura yang dibawa oleh kedua malaikat maut itu mampu mengintimidasi nya dan membuatnya sedikit tertekan.

Melupakan tujuan awalnya, Sky membuka pintu mobil kemudian masuk dan menyuruh sopirnya untuk meninggalkan area kecelakaan tanpa mengetahui sebuah fakta bahwa ini adalah awal dari hidupnya...

Atau bisa juga akhir.

•••

Pagi hari yang harusnya disambut dengan teriknya mentari menjadi kacau ketika rintikan hujan mulai turun dan membasahi separuh kota. Sky baru saja turun dari mobilnya dan membuka sebuah payung bening sebagai perlindungan dari hujan

Ia membenarkan sedikit seragam sekolahnya. Ngomong-ngomong tentang seragam sekolah, sekolahnya memiliki seragam berupa baju putih dengan jas bewarna hitam, rok dan celana bewarna hitam yang melambangkan kesan elegan

Ia berjalan melewati murid-murid lainnya yang juga ikut masuk berjalan sambil bercengkerama dengan teman-teman mereka, melihat hal seperti ini membuatnya merasa terkucilkan namun tak apa karena hari ini hari pertama sekolahnya

Setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama akhirnya Sky menginjakkan kakinya di tingkat lanjut, Sekolah Menengah Atas. Gadis itu merasa sedikit minder melihat orang-orang dengan cepat mengakrabkan diri sedangkan Sky sendiri adalah tipe orang yang cuek jika berada di lingkungan baru

Setelah sedikit berjalan dari depan gerbang menuju ke koridor ia berhasil menemukan loker, tpat penyimpanan barang, langsung saja Sky membersihkan sedikit debu dalam loker itu lalu ia menutup payung kemudian menaruhnya di loker barunya.

Dirasa sedikit membaik, Sky kembali melangkah menaiki tangga menuju lantai dua, tempat dimana kelasnya berada.

Di sekolahan elit seperti ini, Sky harus bisa memasang tembok yang tebal dan kuat agar tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam lingkungan pergaulannya. Rata-rata para murid disini adalah murid penggila harta, penggila famous dan juga ingin di cap terbaik walaupun melakukan sesuatu dengan tindakan kotor, Sky hanya tidak ingin terlibat dengan mereka

Maka dari itu ia harus sedikit selektif dalam berteman. Ketika ia menginjakkan kakinya di lantai dua, entah kenapa perasaannya mendadak gelisah. Seolah-olah ada sesuatu yang besar telah menantinya

Ia merasakan sebuah keanehan ketika melihat koridor lantai dua kosong tanpa ada satu orang pun, berbeda dengan lantai satu yang begitu ramai selerti berada di pasar, lantai dua terlihat seperti kuburan. Tidak ada satupun orang yang lewat disini

Untungnya koridor disini terang sehingga membuat Sky tidak terlalu merasakan suasana seram, gadis itu melangkah maju secara perlahan sambil melihat-lihat papan kelas yang tergantung, ia mencoba menemukan angka 1.5 namun belum berhasil

Ketika langkah kakinya membawa dirinya menuju ke ruang terakhir yang berada di ujung lorong bagian kiri, Sky berhenti dan tersenyum mendapati papan kelas 1.5 terletak disana. Baru saja ia ingin melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana tiba-tiba sebuah kepala muncul secara mengejutkan tepat di depannya.

Sontak Sky mundur satu langkah dan menatap kepala yang menampilkan wajah datar itu, pikirannya yang tadi mulai kemana-mana tergantikan dengan rasa ingin mengumpat begitu melihat kedua anak tadi malah tertawa karena berhasil mengerjai dirinya

"Ah, kakak!" ujar Sky sambil menatap Kirei sebal. Kirei Granger atau biasa yang dikenal dengan panggilan Kirei merupakan sepupu jauh dari keluarga Sky dan juga Presiden Siswa di sekolah ini

Sebenarnya Sky sangat ogah masuk me sekolahan ini, alasan kenapa ia masuk ke sini adalah karena paksaan dari ayahnya dan juga karena ada Kirei disini. Jika tidak karena paksaan dan adanya Kirei disini Sky lebih memilih untuk bersekolah di sekolahan biasa daripada di sekolahan elite seperti ini

Masih dengan wajah sebalnya, Sky menatap Kirei yang sedang tertawa lepas bersama dengan temannya. Sky berdecak kesal kemudian berkata, "Tidak lucu tau!"

"Iya-iya, maafkan aku" ujar Kirei kemudian menghentikan tawaannya. Ia menatap kelas dan Sky secara bergantian, "Eh? Jadi kamu sudah menemukan kelasmu ya? Rencana nya sih aku ingin membantumu mencari kelasmu tadi"

Sky melipat kedua tangan di depan dada, "Kakak terlambat" ia menatap penasaran ke arah perempuan cantik dan tinggi di sebelah Kirei, Kirei yang seakan mengerti dengan keadaan kemudian memperkenalkan Selena pada Sky

"Dia adalah Selena Hermony, primadona sekolah sekaligus Sekretaris Presiden Siswa disini"

Selena mengulurkan tangannya kepada Sky yang disambut baik oleh gadis itu. "Senang berkenalan denganmu, kak!"

"Semoga kau memiliki hari yang menyenangkan. Ngomong-ngomong kau sangat cantik, ku rasa kau cocok menggantikan posisi primadona ku nanti" ujar Selena yang berhasil membuat Sky tersenyum manis

"Hei, jangan memujinya begitu. Bisa-bisa ia mulai berpikiran terlalu tinggi, aku khawatir ia akan dijatuhkan dengan realita nantinya" ujar Kirei yang membuat Sky menatap tajam kearahnya

"Aku hanya bercanda, cepatlah masuk ke dalam kelasmu, sebentar lagi bel akam berbunyi" baru saja Kirei ingin melangkah pergi bersama Selena, tiba-tiba suara Sky menghentikan keduanya. "Kakak akan kemana?" tanya Sky

"Berpatroli, mengawasi para murid. Aku tidak ingin mereka membolos di hari pertama sekolah" jawab Kirei. Sky mengerutkan dahinya bingung, "Sendirian?"

"Tidak, Selena akan menemaniku"

Sky mengangguk, "Apa boleh yang bukan anggota kesiswaan ikut berpatroli bersama?"

"Presiden Siswa memperbolehkan siapapun untuk ikut berpatroli bersamanya"

"Kalau begitu kapan--"

"Tidak ada! Aku tidak akan mengajakmu berpatroli, aku tau niat busukmu itu, Skylar!"

"Tidak, hanya sekali saja. Ketika aku sudah benar-benar muak pada pelajaran, bisakah kakak membawaku untuk pergi berpatroli?"

Kirei memasang wajah berpikir, otaknya sedang menimbang-nimbang sesuatu. "Baiklah, hanya ketika kamu sudah benar-benar muak pada pelajaran maka aku akan membawamu ikut berpatroli bersamaku dan kesempatan ini hanya diterima satu kali olehmu"

"Baiklah"

Sky masuk ke dalam kelas, ia cukup kaget ketika melihat dari jendela tadi bahwa murid-murid di dalam kelas sangat ramai, hampir setiap meja sudah diisi dengan tas masing-masing. Jadi sedari tadi mereka berada di dalam kelas?

Sky memutar kedua bola matanya malas ketika beberapa murid mulai mencuri-curi pandang ke arahnya, atau lebih tepatnya ke arah tas branded miliknya. Kemudian mengambil bangku nomer tiga barisan kedua dari samping kanan. Ia duduk diam sambil memperhatikan murid-murid di sekitar sudah menjalankan aktivitas seperti biasa

Walaupun beberapa dari mereka sedang menatap nya sambil membicarakan tas miliknya. Ada yang sibuk dengan make up dan kaca mereka, menggosip, menjahili teman baru mereka, dan juga memilih untuk sendiri sambil melakukan kegiatan yang menurut mereka menyenangkan seperti membaca buku, mendengarkan musik dan lainnya

Sky ikut bersandar pada kursi lalu mengambil earphone dan ponselnya dari saku, ia kembali memutar lagi favoritnya sambil memejamkan kedua matanya erat. Hari ini akan menjadi hari yang berat baginya

Sekitar lima menit kemudian guru masuk dan mereka memulai pelajaran dengan perkenalan. Tepat setelah Sky mengenalkan dirinya, banyak murid yang menatap penasaran ke arahnya, Sky hafal dengan jelas berbagai pasang mata yang menatapnya dengan tatapan memuja, entah itu karena paras cantiknya atau karena barang-barang mahalnya

To Be Continue...

avataravatar
Next chapter