3 BAB 3 Satu Setengah Tahun yang Lalu

Masih Flashback

***

Dulu Xena pernah memiliki seorang sahabat, bahkan ia memiliki banyak penggemar karena kecantikannya dan ia terkenal sebagai anak dari seorang pengusaha terkaya di negera itu. Namun semua telah pergi menjauhi Xena. Mereka semua menganggap Xena sebagai seorang pembunuh.

Flashback

1 setengah tahun yang lalu

Hari itu adalah hari pertama Xena kembali masuk sekolah semenjak insiden yang menimpanya 2 bulan sebelumnya. Ia tidak masuk sekolah karena ditahan dan dirawat di rumah sakit jiwa.

Saat itu Xena sangat bahagia, karena mungkin dengan kembalinya ia ke sekolah bisa menghilangkan rasa sedihnya atas semua insiden yang menimpanya. Namun semua yang ia kira salah.

Pagi itu Xena memasuki kelasnya, tak lupa ia selalu menyapa dan tersenyum kepada teman-temannya. Tetapi entah kenapa mereka semua mengacuhkan Xena, bahkan menatap Xena aneh. Xena tidak peduli, mungkin mereka sedang ada masalah, pikir Xena.

"Hai Lily." Sapa Xena kepada sahabat beserta teman sebangkunya. Lily tidak menjawab sapaan dari Xena. Bahkan ia mengacuhkannya dengan tetap fokus membaca buku.

Semua orang yang ada dikelas menatap aneh kepada Xena. Ia tidak tahu kenap mereka begitu kepada Xena. Tidak seperti biasanya, saat ia masuk kedalam kelas selalu banyak yang menyapanya. Lain lagi kali ini, mereka bahkan berbisik-bisik dibelakang Xena, entah apa yang sedang mereka bicarakan. Ia tidak tahu apa kesalahannya.

"Lily... Kenapa kau diam begini kepadaku? Apa salahku? Kenapa mereka menatapku begitu?" Tanya Xena kepada Lily. Xena mendekatkan dirinya dengan Lily, memastikan apa sebenarnya yang sedang terjadi.

"Lily, aku mohon jawab pertanyaan ku!!" Bentak Xena, ia lelah menunggu jawaban dari Lilly. Sedangkan Lily, sedikitpun tidak menjawabnya. Lily tetap fokus dengan bukunya yang ia baca, menganggap bahwa tidak ada seorang pun disampingnya ataupun Xena.

Dari pintu kelas masuk wanita berstyle mewah bergaya dan sombong. Aurora, termasuk salah satu teman Xena, walaupun dibelakang Xena ia membencinya karena iri dengan yang dimiliki Xena.

"Percuma Xena kau bertanya dengan sahabatmu itu. Ia tidak akan menjawabnya, kecuali jika...ia ingin juga dijauhi dan diasingkan seperti mu." Jawab Aurora dengan smirknya, Aurora sangat senang mendengar kabar itu. Karena baginya itu cukup bahkan lebih dari cukup untuk menghancurkan Xena.

"Apa maksudmu Aurora?" Tanya Xena bingung.

"Kau tanyakan saja kepada sahabatmu itu, bukannya seharusnya kau sudah tau sendiri Xena?" Celetuk Aurora dengan smirknya yang masih terpancar dibibirnya.

Xena bertambah bingung mendengar perkataan Aurora, ia sungguh tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.

Xena mencoba sekali bertanya dengan Lily. "Lily, sekali lagi. Aku mohon jawab pertanyaan ku tadi. Aku mohon Lily!!" Pinta Xena dengan kedua tangannya memegang bahu Lily dan menggoyangkan badan Lily.

"Benar apa yang di katakan Aurora. Sebenarnya kau sudah tau sendiri. Tetapi jika kau bertanya, oke akan aku jawab." Jawab Lily, akhirnya ia mau membuka mulutnya. Xena mengernyitkan dahinya, ia tidak mengerti perkataan Lily. Semua sungguh membingungkan bagi Xena.

"Apa maksudmu Lily?" Tanya Xena.

"Kau sendiri juga tau, kalau kau adalah seorang pembunuh." Jawab Lily.

"Aku tidak mengerti maksudmu Lily,  aku membunuh siapa?" Tanya Xena masih bingung menatap Lily.

"Astaga Xena.., kau masih pura-pura tidak tau. Kau yang telah membunuh kakakmu dan kakek nenekmu Xena. Berita tentangmu sudah menyebar diseluruh sekolah, bahkan diseluruh kota dan negara ini. Coba kau sendiri cek di internet, Anak dari Pengusaha Kaya Nomer 2 di Amerika adalah pembunuh dari Kakak dan Kakek Neneknya." Jawab Aurora dengan menggelengkan kepalanya, membulatkan matanya dan smirknya.

2 Minggu sebelumnya

Hari itu adalah weekend, Xena dan keluarganya berkumpul di taman belakang rumahnya. Seperti biasa, setiap weekend di pagi hari keluarga Xena selalu melakukan camping di taman belakang rumahnya, taman itu masih milik keluarga Dasmond. Pemandangannya memang cukup indah, terdapat kebun anggur, berbagai pohon buah seperti jeruk, apel dan strawberry, ada juga taman bunga mawar serta bunga anggrek dengan bermacam-macam warna. Di sebelah kanan taman bunga terdapat sungai kecil dengan air jernih yang mengalir dan juga terdapat angsa putih yang selalu bermain air sungai setiap pagi hingga menjelang siang.

"Hari ini cuacanya cukup bagus ya pa?" Kata Katterine mamanya Xena. Katterine sedang menyiapkan beberapa peralatan dapur dan makanan.

"Iya ma." Jawab Adam papa Xena tersenyum sambil menata karpet dan beberapa peralatan lainnya.

Dari arah depan datanglah kedua gadis remaja dengan saling bergandengan tangan. "Hai pa...ma..." Sapa gadis itu, Xena dan Nata adiknya.

"Hai sayang." Sapa balik Adam dan Katterine secara bersamaan.

Xena dan Nata menghampiri mamanya, membantu mamanya memasak dan menyiapkan makanan.

"Kak Axton kemana mah?" Tanya Nata.

"Lagi jemput kakek sama nenek kamu." Jawab Katterine.

Tidak lama kemudian, dari arah depan Axton datang dengan kakek dan neneknya.

"Kakek nenek." Sapa Xena dan adiknya, seraya berjalan menghampiri keberadaan kakek dan neneknya. Lalu mereka saling berpelukan melepas rindu.

"Bagaimana kabar kakek sama nenek, sehat-sehat saja kan?" Tanya Xena sembari menuntun kakeknya menuju kursi yang ada di bawah pohon jeruk.

"Baik kok, nih kamu lihat kakek sama nenek sehat-sehat saja kan?"

Xena menganggukkan kepalanya pelan, "Hemm, iya kek. Sebaiknya kakek sama nenek tinggal disini saja supaya ada yang menjaga dan merawat kakek nenek." Ucap Xena.

"Tidak perlu nak, lagian di sana juga ada banyak pelayan dan setiap minggu Paman mu dan orang tua mu selalu mengunjungi kami." Jawab nenek Xena.

"Xena, sebentar ya. Papa sama mama mau ke depan dulu, ada tamu. Nih kamu lanjutin dulu bikin minum nya." Ujar Katterine seraya mencuci tangannya dan berjalan menghampiri Adam.

"Pah mah, aku mau ke depan dulu ya. Ada tamu soalnya." Ujar Adam kepada kakek dan nenek Xena.

Xena pun melanjutkan aktivitas Katterine untuk membuat minuman khas dari Amerika yang bernama mexican ponche.

"Mana nih kayu manisnya belum ada?"

"Ada apa kak?" Tanya Nata yang tengah duduk di atas tikar mengerjakan tugas sekolahnya bersama Axton yang membantunya.

"Kayu manisnya belum ada untuk buat mexicen ponche." Jawab Xena.

"Aku ambilin aja kak." Ucap Nata menawarkan dirinya untuk mengambil kayu manis. Xena menganggukkan kepalanya.

Beberapa menit kemudian Nata sudah selesai mengambil kayu manis, "Nih kak." Xena pun menerima kayu manis yang di bawa Nata. Lalu ia memasukkannya kedalam minuman yang ia buat.

Setelah memakan waktu 10 menit, akhirnya mexican ponche yang Xena buat sudah jadi. Senyum mengembang di bibir Xena, lalu ia menuangkan minumam ke masing-masing gelas dan menyajikannya kepada Kakek Neneknya, Nata dan Axton.

"Kakek, Nenek. Sini duduk dikarpet, minuman sama makanannya sudah jadi." Ucap Xena berjalan ke arah Axton dan Nata duduk.

Mereka satu persatu mengambil minuman yang sudah selesai dibuat oleh Xena.

"Eh. Sebentar kak Nata mau ke kamar mandi dulu, pengen BAB, Hihihi." Pamit Nata sambil cengengesan. Xena dan Axton menganggukkan kepalanya.

"Diminum dong kak, ini mexicen ponche buatan Xena, pasti enak." Ujar Xena dengan menampakkan senyum manisnya.

Axton menganggukkan kepalanya seraya sedikit mengacak rambut Xena.

"Kakek dan nenek juga, diminum ya!" Pinta Xena.

"Iya nak."

Xena berjalan ke arah tempat memasak untuk membereskan sedikit peralatan yang berserakan, namun saat ia kembali berbalik arah ke tempat Axton dan kakek neneknya mereka sudah tidak berdaya.

Xena pun terkejut, ia menghampiri mereke bertiga dan menggoyang-goyangkan badannya.

"Kakek nenek, kalian kenapa. Bangun dong kek, nek." Kata Xena dengan wajah khawatirnya, lalu ia menghampiri kakaknya. "Kak, kakak kenapa. Pliss bangun dong kak, jangan gini. Xena takut...hik hik hik." Kata Xena sambil menangis.

"Ma...maafkan kakak, suatu hari nan... ti, kamu pasti akan tau." Ucap Axton terbata-bata, lalu Axton sudah tidak sadarkan diri.

Tidak lama kemudian dari belakang ada yang membekap Xena. "Hmpphh..."

30 menit kemudian

Nata berjalan kearah taman dengan raut wajahnya yang tampak bahagia.

"Kak Axton, kak Xena ak....." Ucap Nata terhenti seketika melihat penampakan didepannya. Kakaknya Axton dan kakek neneknya tidak sadarkan diri dengan perutnya yang berdarah. Sedangkan Xena pingsan dengan tangannya memegang pisau yang berlumuran darah.

"Kak Axton, kakek nenek bangun." Ucap Nata mendekati tubuh Axton dn kakek neneknya. Lalu ia mendekati tubuh Xena "Kak Xena, bangun." Ucap Nata lagi membangunkan Xena, tidak lama kemudian Xena terbangun dari pingsannya.

"Kenapa aku pusing, ada apa Nata?" Tanya Xena, lalu ia menatap kearah pisau yang sedang dipegangnya. Seketika raut wajah Xena berubah, ia terkejut dan pandangannya beralih ke arah kakaknya Axton dan kakek neneknya.

Nata menggeleng-gelangkan kepalanya dan menangis.

"Tidak, tidak. Apa yang sebenarnya terjadi?" Teriak Xena dengan menggelengkan kepalanya, tak lama kemudian air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Aku tidak tau kak, yang aku tau setelah aku tiba disini semuanya sudah terjadi. Kak Axton dan kakek nenek berlumuran darah. Sedangkan kakak tidak sadarkan diri." Jawab Nata.

2 Jam kemudian

"Bagaimana pak hasilnya?" Tanya Adam kepada salah satu dokter.

"Nona Xena positif menggunakan narkoba dan ia mengidap gangguan jiwa. Gangguan impuls dan kecanduan, oleh karena itu ia mengkonsumsi narkoba. Dan disaat dalam keadaan mania ia tidak bisa mengontrol emosinya sehingga bisa membahayakan dirinya atau orang disekitarnya." Ujar dokter menjelaskan.

"Tidak mungkin, Xena tidak mungkin seperti itu." Jawab Adam.

"Tidak, aku tidak gila dok. Aku tidak pernah mengkonsumsi narkoba. Hik hik hik." Jawab Xena dengan tangisannya yang keras.

"Tapi ini memang benar adanya tuan. Seseorang yang mengidap penyakit skizofrenia sudah dinyatakan parah, dan bahkan ia bisa menyembunyikan ekspresi dan emosinya sendiri jika ia mengkonsumsi narkoba." Ujar dokter.

"Tidak pah, Xena tidak melakukan itu semua. Xena tidak gila, apa lagi sampai membunuh keluargaku sendiri." Celetuk Xena.

"Semua bukti sudah mengarah kepada anda Nona Raxena, permisi tuan nyonya saya akan membawa anak anda ke tahanan rumah sakit jiwa." Ucap salah satu polisi mendekat kearah Xena dan mendorong tubuh Xena untuk berjalan mengikuti langkah polisi itu.

"Tidak ma, pa. Tolong Xena. Xena tidak melakukan itu semua. Hwaaaaa..haaaa." Ucap Xena dengan tangisannya yang semakin keras.

Katterine berjalan mendekati Xena, namun tubuhnya ditahan oleh Adam. "Sudahlah mah, biarkan saja. Semua bukti mengarah ke Xena, dan kita tidak bisa mengelaknya lagi." Ujar Adam.

"Tapi pa. papa tau sendirikan, Xena selama ini sehat-sehat saja. Hik...hik..hik." Celetuk Katterine.

"Aku tau ma, tapi semua bukti nya sudah jelas dan mengarah ke Xena." Jawab Adam.

"Aku benci kak Xena pa ma, aku benci. Kenapa dia bisa setega itu...hik." Ujar Nata memeluk tubuh Katterine.

"Jangan begitu nak, bagaimana juga Xena juga kakak kamu." Celetuk Katterine, seraya mengusap wajah Nata.

"Pa, tapi mama tetap yakin. Suatu hari nanti pasti akan ada kebenarannya." Ucap Katterine.

Adam menatap malas kearah Katterine ketika mendengar perkataan Katterine. Ia sungguh kecewa, sedih dan marah bercampur aduk jadi satu atas insiden yang telah terjadi.

Mulai dari itulah hubungan antara Xena dengan papa dan adiknya tidak membaik. Karena mereka percaya bahwa Xena lah yang melakukannya,  sebab semua bukti sudah jelas terarah kepada Xena, apalagi ditambah dengan riwayat penyakit gangguan jiwa nya Xena.

ΔΔΔ

avataravatar