1 BAB 1 MIMPI

"Aku mohon.... Jangan ganggu aku, jangan ganggu aku." Keluh gadis yang masih berbaring diatas tempat tidur.

"Tidak... Tidak,  aku tidak mau....." Seketika gadis itu terbangun dari mimpinya. Wajahnya tampak bercucuran keringat dingin.

"Astaga, mimpi aneh itu lagi." Gumamnya. Lalu ia duduk dan menyalakan saklar lampu yang ada disamping  tempat tidurnya dan meraih botol berisi air dituangkan ke gelas.

"Arrkkkhhh.. Akhirnya lega juga." Tangan gadis itu mengelus-elus dadanya dan menghembuskan nafasnya pelan. Lalu ia mematikan saklar lampunya dan menyalakan lampu tidur.

Saat ia akan meletakkan gelas yang ia pegang, matanya melotot melihat sosok laki-laki berpakaian serba putih menghampirinya disamping tempat tidur. "praaang..." Suara gelas terjatuh. Ia terkejut karena kedatangan sosok laki-laki yang tidak ia kenal memasuki kamarnya. "Siapa kau?" Tanya gadis itu. Tangannya mencengkeram selimut erat-erat, ia ketakutan.

"Tenang Raxena aku tidak akan menyakiti mu, aku menginginkan mu. Aku datang kesini hanya untuk memberikan sebuah tugas besar untukmu." Kata laki-laki itu dengan nada tenang dan tersenyum kearah Xena.

"No... No.., maksudmu apa? Apa yang kau inginkan dariku? Tugas apa yang kau maksud itu?" Tanya Xena dengan raut wajahnya yang masih terlihat ketakutan.

Laki-laki itu tampak terlihat tenang dan sedikitpun ia tidak melunturkan senyuman dibibirnya.

"Sebelumnya,  perkenalkan dulu.  Aku adalah Gabriel, malaikat kebaikan yang ditugaskan ke bumi untuk memberantas kejahatan dan mengembalikan roh jahat ke tempat asalnya." Jawab laki-laki itu.

"Tunggu-tunggu, sepertinya aku pernah melihatmu. Tapi kapan? Dan dimana?." Tanya Xena, ia mengerutkan keningnya matanya menatap keatas dan jari telunjuknya mengetuk-ketuk pelipisnya, bermaksud membantu ingatannya. 

"Ah..yaa., kau yang ada dimimpiku kan?." laki-laki itu menjawab Xena hanya dengan anggukannya. "Lantas kenapa kau mendatangiku, apa hubungannya kau seorang malaikat dengan aku? Apa yang kau maksud dengan tugas besar itu?." Lanjut Xena bertanya. Dirinya dipenuhi dengan rasa penasaran yang tinggi.

"Oke, akan aku jelaskan padamu. Sudah aku bilang tadi tugas ku adalah memberantas kejahatan dan mengembalikan roh jahat ketempatnya. Disini aku ingin kau menjadi perantara aku untuk melakukan itu semua." Jawab Gabriel si malaikat. Xena terkejut mendengar perkataan laki-laki itu

"What??? Maksudmu, kau merasuki diriku untuk melawan semua penjahat. Begitu maksudmu?." Tanya Xena. Gabriel hanya menganggukan kepalanya lagi. "Tidak merasuki Xena, lebih tepatnya aku menyerahkan kekutanku dan sebagian jiwaku kepadamu." Celetuk Gabriel menyela.

"No.... No.... No, aku tidak akan melakukan itu. Itu hal yang berbahaya, aku tidak ingin mencampuri urusan orang lain."

"Ini juga demi dirimu Xena. Kau ingin tau apa penyebab sebenarnya kakak laki-laki dan kakek nenek mu meninggal ?" Tanya Gabriel kembali.

"Baa...bagai mana kau bisa tau tentang keluargaku?"

"Karena aku adalah malaikat."Jawab Gabriel. "Pikirkan baik-baik Xena, aku tidak sepenuhnya merasuki dirimu melainkan kekuatan dan sebagian jiwaku akan berada dalam dirimu. Dan juga, sebelum kau melakukan tugas, kau akan dilatih oleh ketua angel warrior sebelumnya." Lanjut Gabriel.

Xena menyimak semua perkataan Gabriel, ia tahu jika ia melakukan itu semua akan berbahaya bagi dirinya. Akan tetapi ada hal yang menguntungkan juga baginya, ia bisa mencari tahu tentang kematian Kakek Nenek dan Kakaknya.

"Tapi kenapa kau hanya mendatangiku dan bukan orang lain?" Tanya Xena penasaran.

"Karena entah kenapa aku tertarik dengan energimu dan segala masalah hidpumu. Sebenarnya kau memiliki energi positif yang sangat kuat, jika kau bisa membangkitkan kembali keadaanmu seperti dulu kau pasti akan bisa menyelesaika tugasmu. Aku tahu, selama kau sekolah menengah atas dulu, ketika kau di LA kau dijauhi temanmu karena kau dianggap pembunuh. Semua orang menyalahkanmu, bahkan papamu dan adekmu sendiri menyalahkanmu. Dan saat kau berada di sekolah baru mu pun, kau selalu dikucilkan oleh teman-temanmu. Dan segala cacian mereka terhadapmu, karena kamu terlihat lemah dihadapan para temanmu. Itu disebabkan kau masih terpuruk dengan kematian kakak dan kakek nenekmu, Xena." Ucap Gabriel menjelaskan kepada Xena.

"Dan aku tau, saat kau berada di perguruan tinggi nanti kau ingin kembali seperti dulu. Kembali dalam keadaan terkenal dan banyak orang yang menyukaimu lagi. Kau itu dari keluarga yang kaya dan terpandang, seharusnya kau harus bisa menyamai penampilanmu dengan kondisi finansial keluargamu yang sangat tercukupi. Maka, kau harus segera merubah penampilanmu dan setelah kau menerima tawaranku aku yakin kau menjadi pemberani dan tidak terlihat lemah lagi." Jelas Gabriel.

Benar juga apa yang dikatakan si malaikat ini, aku harus bisa merubah penampilan ku agar aku tidak dianggap lemah oleh teman ku lain. Batin Xena.

"Jika aku melakukan tugasku darimu, apakah bisa dijamin keselamatanku?"

"Iya. Aku bisa menjamin keselamatanmu asalkan kau jangan menyalah gunakan kekuatanmu dan kau pamerkan dengan manusia lain." Jawab Gabriel."Dan ya, kau harus mencari 3 teman lagi yang nasibnya hampir sama seperti dirimu untuk membantumu melakukan tugas itu juga. Jika kau sudah menemukan temanmu, malaikat yang lainnya akan mendatangi mereka." Lanjut Gabriel.

Xena menganggukkan kepalanya mengerti. Ia mulai tertarik dengan tugas itu, lagian itu juga berguna baginya dan menguntungkan untuk dirinya.

Saat Xena hendak bertanya satu hal lagi dengan Gabriel, suara pintu terbuka mengagetkannya. Ternyata itu adalah Mama-nya Xena.

"Nak, kenapa berisik sekali. Tadi terdengar sampai kamar mama. Dan barusan kamu bicara dengan siapa?" Tanya Mama Xena khawatir.

Semoga saja Mamah tidak bisa melihat keberadaan Gabriel. Batinnya

Tangan Xena meraih saklar yang ada disamping tempat tidurnya dan menyalakan lampunya.

"Oh itu, nih saat Xena mau minum gelas Xena terjatuh. Dan barusan Xena teleponan sama Dara." Dusta Xena.

"Oh begitu, ya sudah kamu tidur saja. Sudah malam besokkan kamu sekolah." Perintah Mama Xena. Ia mendekati Xena kemudian mengelus puncak kepala Xena dan mencium nya. Lalu pergi keluar dari kamar Xena.

"Gab... Loh si malaikat tadi kemana perginya?"

****

Keesokan paginya, Xena sudah melek dari tidurnya. Namun ia masih enggan untuk bangun. Ia masih mengingat mimpi nya tadi malam dengan pria berpakaian serba putih itu dan ia masih mengingat semua perkataan pria itu kepada Xena.

"Aku masih bingung, pria itu beneran malaikat atau hantu. Tapi, jika benar-benar dipikir-pikir, perkataannya memang ada benarnya juga. Aku tidak bisa selamanya dianggap pembunuh kakak dan kakek nenek. Aku harus bisa cari tau siapa pembunuh mereka sebenarnya." Ucap Xena meyakinkan dirinya.

Entah kenapa pikiran Xena tertuju kembali ke masa lalu nya. Semua kenangan pahit di masa SMA nya, yang seharunya bisa membuatnya lebih kuat. Akan tetapi malah membuat mentalnya semakin down dengan segala kejadian-kejadian yang menimpanya.

Flahback 4 bulan yang lalu

"Hai, perkenalkan namaku Raxena Gliyora Dasmond, panggil saja Xena. Semoga kalian bisa berteman baik denganku." Sapa Xena memperkenalkan dirinya didepan kelas.

Xena adalah murid pindahan dari LA,  karena ia mengikuti perjalanan bisnis papanya. Maka ia harus berpindah-pindah.

"Baik Xena, silahkan kamu duduk dibangku kosong disamping tempat nya Dara." Perintah guru, Xena menganggukkan kepalanya dan tersenyum ke pada gurunya. Lalu ia berjalan menuju bangku.

Tatapan mata para murid dikelasnya sangatlah tidak biasa, Xena ditatap remeh dan ada juga yang terlihat mengejeknya. Mungkin karena tampilan Xena yang sedikit jadul dengan rambutnya dikuncir tinggi dan kacamatanya yang senantiasa menempel diwajahnya. Lain dengan Dara dan 2 gadis dibelakang bangku yang ia tempati, mereka terlihat baik dan tersenyum ke Xena.

"Hai, aku Dara." Sapa Dara dan tersenyum ke Xena.

"Hai Dara, aku Xena. Senang berkenalan denganmu." Balas Xena tersenyum.

Dari belakang terdapat dua gadis yang menepuk bahu Xena. Xena sontak menengok kebelakang dan mengangkat kedua alisnya dengan senyum yang masih mengembang dibibirnya.

"Hai Xena, bolehkah aku berkenalan denganmu?" Tanya salah satu gadis itu. Xena hanya menganggukkan kepalnya.

"Namaku Elsy." Lanjut gadis itu, seraya mengulurkan tangannya dan Xena membalas uluran tangan dari Elsy.

"Dan perkenalkan juga, nama aku Ana." Xena terseyum ke arah Ana dan membalas uluran tangan dari Ana. Lalu Xena kembali menghadap kedepan dan menyimak pembelajaran dari guru.

"Xena, kamu cantik sekali." Puji Dara tiba-tiba membuat Xena sedikit terkejut. "Hah... Enggak kok biasa saja,  kamu juga cantik." Jawab Xena.

"Beneran, kamu itu cantik. Aku aja langsung suka liat kamu pertama kali. Paras cantik kamu itu beda dari yang lainnya." Puji Dara lagi. "Hemm, iya...iya, terserah kamulah." Jawab Xena pasrah.

"Ngomong-ngomong, kamu jangan dengarkan perkataan teman-teman sekelas kita. Memang mereka seperti itu sering kali mengejek siswa baru, mungkin mereka iri padamu karena kamu cantik. Walaupun maaf,  penampilanmu agak sedikit...."

"Sudahlah tak apa, aku juga memakluminya kok, lagian aku juga butuh adaptasi." Potong Xena.

"Ya sudah kita lanjut mendengarkan penjelasan guru." Ucap Dara dan dijawab anggukan kecil oleh Xena.

***

1 bulan kemudian. Hari berlalu dengan cepat. Tak disangka Xena telah melalui banyak hal di sekolah. Banyak sekali olokan, ejekan dan hinaan yang ia dengar untuk dirinya. Bahkan ia pernah dibully dengan teman beda kelasnya. Namun, ia tetap terlihat tegar dan kuat dari luar walaupun sebenarnya saat malam hari ia menangis merenungi nasib dirinya disekolah. Terkadang ia pernah berpikir untuk tidak pergi sekolah (bolos sekolah), akan tetapi ia takut jika ia tidak sekolah akan dicap jelek oleh para guru dan lebih dijauhi temannya.

Berbeda dengan Dara, Elsy dan Ana. Mereka tetap ada dan tetap menemani Xena, walaupun Xena adalah bahan bulian selanjutnya disekolah ini.

Sebelumnya mereka ber-tiga Dara, Elsy dan Ana pernah mengalami hal sama seperti Xena. Namun, setelah Xena datang, bully-an itu beralih pada Xena siswa baru yang menjadi sasaran.

Kelas 12 akan cepat berlalu tinggal 3 bulan lagi. Ujian kelulusan akan segera diadakan satu bulan 15 hari lagi.

Yang ada dipikiran Xena saat ini adalah ia hanya ingin cepat keluar dari sekolah itu. Ia hanya ingin mendapatkan banyak teman dan tidak menjadi bahan olokan dan bully-an.

Didalam kelas Xena sedang duduk membaca buku, sedangkan Dara dan 2 teman lainnya juga belum datang. Ia hanya bisa berdiam dibangkunya dengan membaca buku dan menancapkan headset ditelinganya agar ia tidak mendengar ejeka-ejekan dari temannya.

"Hai Xena." Sapa Ana menepuk pundak Xena membuatnya terkejut.

Xena menutup bukunya dan melepas headset yang ia pakai.

"Hai, kalian bertiga datang bersamaan ya?" Tanya Xena.

"Iya, tadi kita bertemu di gerbang sekolah." Jawab Elsy.

"Eh, kalian tau kabar nggak?. Kalau anak dari pemilik yayasan sekolah ini telah tiba dari LA. Ia akan ditempatkan dikelas sebelah dan adiknya dikelas kita." Ujar Ana mulai menggosip. Ana anaknya memang sangat periang dari mereka ber-empat, bahkan ia selalu update dengan gosip-gosip yang ada disekolah ini.

"Tau dari mana kamu?" Tanya Dara.

"Tadi saat kita berjalan ke kelas aku mendengarkan anak-anak lain menggosipkan ini. Dan kabarnya kedua anak pemilik yayasan ini sangat tampan." Jawab Ana dengan semangat.

"Oh mereka laki-laki." Jawab Xena dingin lalu ia membuka kembali bukunya dan akan melanjutkan membaca, namun dihentikan dengan Ana. Buku yang akan ia baca di rebut dengan Ana. "Eh, kenapa kamu sedingin itu mendengar kata laki-laki?" Tanya Ana.

"Enggak,  aku hanya malas saja mendengarnya. Oh iya aku belum menceritakan kepada kalian. Kemarin, empat laki-laki dari kelas sebelah mendatangiku. Mereka merendahkanku dan hampir saja melecehkanku, andai waktu itu tidak ada laki-laki yang menolongku mungkin aku sudah menjadi bahan lecehan mereka." Ujar Xena.

Flashback On

Saat itu siang hari sekitar jam dua siang. Xena berjalan sendirian di gang kecil arah menuju rumahnya, jarak rumah Xena dengan sekolah memang tidak terlalu jauh jika berjalan melewati gang kecil yang ada di samping sekolah. Saat itu mama Xena memberi tahunya bahwa supir yang biasa menjempunya tidak bisa menjemput, karena sedang pulang kampung dan mamanya sedang ada arisan kantor. Maka ia memutuskan menuju halte bus, ia telah menunggu sekitar setengah jam di halte dan tidak mendapati taxi ataupun Bus.

Xena tidak tahu selama ia berjalan pulang sampai di gang, ia telah diikuti 4 pria dibelakangnya. Sampai

ketika ke-empat pria itu mendekati nya dan meraih ponsel yang ia gunakan saat itu."Hai Xena, kamu mengenalku kan? Aku Alex dari kelas sebelah." Sapa pria itu dengan nada lembut namun sedikit mengejek.

"Ngapain kalian disini? Kalian menghalangi jalanku." Ujar Xena.

"Aku disini mau memberikan tumpangan untukmu Xena." Kata pria yang bernama Alvino.

"Tenanglah Xena, ayo aku antar kamu pulang."

"Ternyata kamu cantik juga, walaupun penampilanmu sedikit cupu." Ejek Alex dengan mendekatkan dirinya ke Xena. Tangannya menyentuh dagu Xena.

"Tidak. Kalian menjauhlah dariku.Aku bisa pulang sendiri. Pergi kalian!!" Bentak Xena.

"Kau tidak akan pulang sebelum, kau menyerahkan dirimu kepada kami." Ucap Alvino.

Xena berusaha untuk merebut ponsel yang direbut oleh Alex namun ia malah di dipermainkan olehnya.

"Berikan ponselku! Aku mau pulang." Ujar Xena. "Tidak aku tidak akan menyerahkan ponselmu dan membiarkanmu pulang sebelum kau menyerahkan tubuhmu untuk kami." Ucap Dave salah satu teman Alex.

Alex mendekati Xena, hingga dirinya terkunci di tembok dengan tubuh Alex yang mendekati Xena. Xena menutup matanya, ia merasa sangat dihina dan dilecehkan oleh ke-empat pria itu.

Tidak terasa air matanya menetes di pipinya. Ia pasrah bahkan ia lemah, tidak bisa melawan empat pria itu.

"Jangan menangis sayang. Hemm... Begini saja, agar tubuhmu tidak terlalu sia-sia. Bagaimana jika kau menjadi kekasihku dan dengan itu kau bisa melayaniku setiap aku menginginkanmu. Karena tubuhmu terlalu seksi untuk aku sia-siakan." Ujar Alex.

Xena hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sampai ketika Alex mulai mendekatkan bibirnya dengan Xena, datanglah seorang pria yang menolongnya. Xena tidak mengenali pria itu. Tapi ia sangat bersyukur sekali, karena pria itu telah menyelamatkannya.

Setelah pria itu selesai melawan empat pria yang mengganggu Xena. Pria itu mendekat ke arah Xena.

"Kau tidak apa-apakan?" Tanya pria itu memastikan keadaan Xena.

"Aku baik-baik saja berkatmu." Jawab Xena.

"Syukurlah." Lalu pria itu beranjak pergi menaiki montornya dan akan pergi.

"Hei.. Tunggu..." Panggil Xena.

"Ah, aku belum berterimakasih padanya. Tapi aku lupa wajahnya karena dia menggunakan helm." Gerutu Gabby pada dirinya.

Lalu ia melanjutkan berjalannya menuju rumah.

Flashback Off

"Astaga, Xena. Bagaimana bisa mereka melakukan itu kepadamu. Oh Xena-ku, tapi kau baik-baik saja kan?" Tanya Dara memeluk Xena tiba-tiba.

"Eh... Ngapain kamu meluk aku, aku nggak papa kok." Jawab Xena. Dara pun melepas pelukannya. "Syukurlah."

"By the way, siapa pria yang menolongmu itu kira-kira?" Tanya Ana. "Entahlah, aku juga tidak tau. Tapi aku melihat mata dan bibirnya aku masih mengingat itu." jawab Xena. "Aku lupa belum mengucapkan terima kasih padanya." Lanjutnya.

"Guru sudah datang." Kata dari siswa dikelas.

"Duduklah dibangku kalian masing-masing!" Perintah Xena. Ketiga temannya pun duduk dibangku mereka masing-masing.

Guru wali kelas pun tiba, dan dibelakangnya diikuti seorang pria tampan berpawakan tinggi.

"Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru." Ucap guru untuk murid dikelas. "Kamu, perkenalkan dirimu kepada murid-murid lainnya!" Perintah guru kepada laki-laki itu.

"Hai, perkenalkan namaku Jenno Alvinno Martinez. Panggil saja Jenno."  Sapa Jeno memperkenalkan dirinya.

Xena tidak menatap sekali pun kearah Jenno saat ia memperkenalkan dirinya, ia hanya fokus membaca buku pelajaran dan sedikit pun tidak memandang kedepan.

"Oke Jenno, silahkan kamu duduk dibangku kosong sebelahnya Morgan!" Jenno menganggukkan kepalanya dan berajalan menuju bangku.

Bangku tempat duduk Jenno di samping bangku Xena, namun terdapat jalan kecil sehingga jarak tempat duduknya tidak terlalu dekat.

Saat Jenno akan duduk, ia sedikit menatap kearah Xena. Pandangan matanya sangat berbeda ketika melihat Xena. Aku seperti pernah mengenali wanita ini, tapi dia siapa dan kenal dimana?. Batin Jenno.

***

Jam berlalu dengan begitu cepat. Bel pulang berbunyi, para siswa bergegas membereskan peralatannya dan pulang.

"Xena, setelah ini kau mau kemana?" Tanya Dara.

"Aku ingin ke perpustakaan sekolah, mau meminjam buku." Jawab Xena sambil memasukkan perlatannya ke dalam tas.

"Aku ikut." Xena menjawabnya dengan anggukan.

"Kalian berdua mau pergi kemana, kalian tidak mengajakku ya?" Tanya Ana dengan nada sebal.

"Enggak, aku dan Xena mau pergi ke perpustakaan. Kalian mau ikut?"

"Enggak aku mau pulang dulu saja. Papa aku udah jemput." Jawab Elsy.

"Kamu?" Tanya Xena kepada Ana.

"Aku ikut kalian saja, lagian aku pulang sendiri hari ini." Jawab Ana.

Mereka ber-tiga pun berjalan menuju perpustakaan, Sedangkan Ana sudah berpamitan pulang sejak tadi. Xena berjalan di belakang Ana dan Dara.

Saat Xena membenarkan tali sepatunya yang lepas. Tiba-tiba dari depan ada yang menubruk badannya.  'Bruukk'. "Auuw..." Keluh Xena. Kepalanya terbentur badan yang menabraknya. Xena pun berdiri dan menatap kearah orang yang menabraknya. "Eh.. Maaf, aku tidak melihat jika ada orang disini." Kata pria itu meminta maaf.

"Iya tak apa." Jawab Xena. Pria itupun berlalu pergi meninggalkan Xena.

"Eh tunggu-tunggu." Pria itu menoleh kearah Xena, kedua alisnya bergerak keatas menandakan pria itu bertanya.

"Sepertinya aku pernah melihat mu.  Tapi kapan dan dimana?"

Pria itu pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan dari Xena. "Dasar pria dingin." Gumam Xena.

avataravatar
Next chapter