16 Chapter 15

"HAAH??!! Sama seperti yang kualami??"

"Lenka, jangan berisik." Hazuki membungkam mulut Lenka "Riki sudah cukup menderita."

"Maaf, yah."

"Tidak apa-apa, Hazuki." Riki menatap Hazuki dengan tenang "Semua ini takdirku, termasuk pertemuanku dengan Lenka."

"Lalu?"

"Aku akan menguasai Lenka seutuhnya."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Riki, Lenka terlalu kecil untuk kau kuasai. Biar dia merasakan kebebasan dulu." Hazuki mulai sewot karena sahabatnya ingin mengambil putrinya "Lagipula zaman sekarang lebih sulit."

"Iya kak. Menikah itu butuh proses dan kau harus sekolah dulu."

"Haruskah?"

"Iya!!!" Hazuki dan Kyouka berteriak bersamaan.

Lenka hanya hening melihat nostalgia mereka bertiga dan mulai berdeham sejenak "Permisi, apa kalian bertiga lupa ada aku di sini?"

Mereka bertiga hanya diam setelah ditegur Lenka. Mereka kembali ke posisi masing-masing. Lenka hanya menghembuskan nafasnya kasar.

"Karena Riki-san sudah berjasa menghentikan kegelapan di SMA Akatsuki, pihak sekolah mengizinkannya untuk melanjutkan sekolahnya yang tertunda akibat kejadian buruk itu."

"Benarkah, Lenka? Aku bisa sekolah lagi?" Riki menatap Lenka dengan tatapan tak percaya "Astaga, seperti mimpi saja."

"Tentu saja."

Grep!!!

Tiba-tiba, Riki memeluk tubuh gadis bersurai coklat tersebut dan muncul rona merah di wajah gadis tersebut. Hazuki dan Kyouka hanya tertawa melihat pemandangan Riki dan Lenka.

"He-hentikan, Riki-san!!! Dilihat mereka lho."

"Aku tidak peduli."

Bruk!!!

"Lenka? Hei bangun, Lenka!!!" Riki terlihat panik melihat Lenka yang mendadak pingsan tersebut.

"Kau memang payah soal wanita, Riki. Lihatlah sendiri buktinya."

"Iya hahaha.... "

"Awas kalian."

****

Ciap ciap ciap....

"Umm.... " Lenka membuka matanya sendiri dan mendapati dirinya berada di kamarnya.

"Sudah bangun, Lenka?"

"Ayah? Belle?"

"Hmph. Kakak pingsannya lama sekali." Belle terlihat protes pada Lenka "Tidak biasanya kakak begitu."

"Lenka kakakmu sedang jatuh cinta, Belle."

"Hee.... benarkah? Selamat ya kak."

".... sama vampire."

Lenka langsung menarik selimutnya dan mengusir Hazuki dan Belle dengan melambaikan tangannya "Sebaiknya Ayah dan Belle keluar dulu deh. Aku mau tidur."

"Ta-tapi, kak.... "

"Sudah, Belle. Kakakmu butuh istirahat setelah pertempurannya." Hazuki menepuk bahu putri bungsunya "Ayo kita keluar, nak."

"Baik, Ayah."

Tap tap tap....

Cklek!!!

Blam!!!

Setelah mereka pergi, Lenka membuka selimutnya "Semoga saja semua baik-baik saja."

****

2 Minggu Kemudian....

SMA Akatsuki....

Setelah sekolah diliburkan selama 2 minggu, akhirnya sekolah kembali dibuka. Kali ini, suasana sekolah sudah kembali normal. Terlihat pemuda berparas pucat tersebut memasuki sekolah yang telah mengurungnya sebelum dia berubah menjadi vampire.

"Akhirnya aku kembali setelah sekian lama."

"Hai, Riki."

Manik merah milik pemuda bersurai hitam tersebut menangkap seorang pemuda bersurai biru yang menyapanya dengan tenang. Dia hanya tersenyum sejenak "Hai, Mamoru."

"Bagaimana keadaanmu? Sudah lepas dari trauma?"

"Begitulah, Mamoru."

"Syukurlah."

Drap drap drap....

Duak!!!

Tiba-tiba pemuda bersurai biru yang bernama Mamoru tersebut dipukul dari belakang. Riki hanya diam saja melihat pemandangan tersebut, lalu menghela nafas sejenak.

"Sakit!!! Aaargh!!!"

"Kau selalu meninggalkanku sendirian, Mamoru-san!!!"

"Tapi, tidak seperti barusan juga!!!"

Tak lupa juga, mereka terlibat perdebatan yang sangat tidak penting tersebut. Manik merah milik Riki menatap lelah mereka berdua. Di hari pertamanya masuk sekolah kembali sudah melihat pemandangan seperti yang dilakukan kedua temannya.

"Selamat pagi, Riki-san."

Manik merahnya kembali menatap seorang gadis bersurai coklat dikucir ke belakang menyapanya "Selamat pagi, Lenka."

"Seperti biasa, Aonuma-san dan Aozora-san sudah ribut pagi-pagi."

"Yup, itu benar."

Riki dan Lenka menoleh ke arah gadis bersurai putih dan pemuda bersurai hijau tersebut. Lenka menatap mereka sebagai penyelamat dari pertengkaran yang tidak penting tersebut.

"Syukurlah kalian datang, Yuzunashi-san, Kageyama-san." Lenka bernafas lega melihat dua orang yang baru saja datang tersebut.

"Kau belum tahu. Yuzunashi menangani Aonuma dan Aozora."

"Eh?" Riki dan Lenka melongo bersamaan

"Hyaat!!!"

Pletak!!!

Pletak!!!

Duak!!!

Mamoru terjatuh di tanah dengan posisi menungging, sedangkan Saori memegangi kepalanya yang benjol tersebut. Mereka hening sejenak, lalu mulai tertawa.

"Hahahaha.... "

"Hentikan, kalian semua!!!"

****

Ting tong ning nong....

"Huwaa.... akhirnya selesai juga pelajaran Bahasa Inggris."

"Iya, sempat tegang karena perkenalan Hoshikawa Riki."

"Tapi, dia ternyata baik ya."

Riki yang mendengar ucapan para siswa tersebut hanya diam saja, namun tetap tenang. Lenka menata bukunya dan memasukkannya ke tas. Dia tidak menyangka semua berakhir seperti sebelum kejadian berlangsung.

"Riki-san, pergilah ke kantin bersama teman-teman. Aku akan menyusul nanti."

"Kau yakin?"

"Ya."

Pemuda bersurai hitam tersebut mengangguk dan pergi ke kantin sekolah bersama teman-teman barunya. Setelah Riki pergi, Lenka keluar kelas dan pergi ke perpustakaan lama.

Tap tap tap....

Manik biru safirnya menatap koridor depan kelasnya yang sudah dibersihkan sejak insiden 2 minggu yang lalu, tak lupa juga lorong yang sudah tak terpakai kini bisa dilewati.

"Ternyata semua berubah sejak 2 minggu yang lalu."

Tap tap tap....

Langkah kakinya terhenti di depan perpustakaan lama di mana awal pertemuannya dengan Hoshikawa Riki. Banyak petualangan di sana. Manik biru safir miliknya menatap ruangan yang rak bukunya masih rapi. Tempat pertama kalinya dia bertemu Riki yang pada akhirnya menjadi sepasang kekasih.

"Si-siapa kau?"

"Aku? Aku penghuni tempat ini. Sedang apa seorang gadis manusia datang ke tempat ini?"

"Na-namaku Sakumora Lenka. Kau penghuni ruangan ini?? Ta-tapi.... kau ini.... "

"Aku meninggal 24 tahun yang lalu."

Gadis bersurai coklat tersebut memasuki ruangan yang kini menjadi tempat sejarah di mana buku-buku itu berada. Tempat sejarah di mana ada vampire dibuang jasadnya berada.

Tap tap tap....

"Ternyata kau mengingat tempat ini dengan baik, Sakumora Lenka."

Lenka tersentak kaget dan diapun langsung menoleh ke arah sumber suara yang ternyata adalah Hoshikawa Riki tersebut.

"Ri-Riki-san??"

"Ini menjadi sejarah bahwa tempat ini adalah awal kita bertemu."

"Umm.... ya." Lenka tak mampu berkata lebih lanjut "Kukira kau di kantin bersama Aonuma-san dan yang lainnya."

"Ya, tapi aku teringat sesuatu yang kutinggalkan di sini, jadi aku pergi meninggalkan mereka."

"Oh begitu."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Memangnya apa yang kau tinggalkan di sini?"

"Diaryku."

Manik biru safir milik Lenka yang sudah melihat sekitar perpustakaan lama tersebut tidak menemukan buku yang dimaksud Riki "Riki-san, buku itu.... aku tidak melihatnya."

"Begitu ya."

Lenka mulai menerawang apa saja yang terjadi di ruangan tersebut. Manik merah milik Riki masih melihat Lenka dengan tenang tanpa suara sama sekali.

"Selain kau, aku juga bertemu dengan Mamoru, Saori, Rinto dan Misaki."

"Ya, awalnya mereka tidak menyukaimu dan seiring waktu, kami semua berteman."

Riki hanya tersenyum mendengar ucapan Lenka "Ya, kau benar. Ayo kita pergi dari sini."

"Lho, bukankah kau ingin mencari buku diarymu?"

"Kalau sudah hilang, biarkan saja."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Baiklah. Ayo kita pergi."

"Hn ya."

Riki dan Lenka bergegas keluar dari perpustakaan lama yang menyimpan banyak cerita tersebut....

****

Di saat perpustakaan lama kosong, terlihat buku bersampul usang yang tertinggal di bawah meja tempat Riki menulis buku tersebut. Buku tersebut menghilang dari bawah meja.

Buk!!!

Buku misterius yang pernah ditulis oleh Hoshikawa Riki dan berakhir di atas meja dengan harapan ada yang menemukannya di kemudian hari.

Srak!!!

Srak!!!

Ruangan perpustakaan lama terlihat seperti sebelum insiden terjadi, yaitu rapi dan sunyi.

~~

2 Tahun Kemudian....

"Lenka, bangun!!! Ini hari pertama kau kuliah!!!"

"Kakak molor terus."

"Sebentar!!!"

Seorang gadis 18 tahun dan bersurai coklat diikat ke belakang berlari keluar kamar sambil membawa tas dan buku. Ayah gadis tersebut hanya menghela nafas sejenak.

"Kau ini.... Riki dan yang lainnya sudah menunggumu dari tadi."

"Iya, Ayah. Lenka kan lupa." Gadis tersebut mulai menggigit roti dan melesat keluar rumah "Aku pergi, Ayah, Belle."

"Tu---"

Blam!!!

"Huft. Dasar gadis ceroboh dan menyebalkan." Gadis bersurai hitam panjang hanya mendengus kesal melihat kakaknya.

"Sudahlah, Belle." Pria tersebut mengelus surai hitam putri bungsunya "Kau juga harus sekolah kan?"

"Ah, ya. Ayah benar. Aku hampir lupa." Gadis tersebut teringat tentang dirinya dan melanjutkan makannya.

****

Drap drap drap....

"Lama sekali kau, Lenka. Kita bisa terlambat ke kampus."

"Maaf, maaf."

"Dasar."

Mereka semua terlihat penuh canda tawa dan pergi ke kampus. Dunia SMA sudah berakhir dan mereka melangkah maju ke depan....

~~

"Kegelapan itu belum selesai dan akan terus ada hingga 10 tahun mendatang.... Di mana mereka yang terlibat dalam kegelapan yang terulang kembali akan mengakhirinya.... "

avataravatar
Next chapter