3 Farewell Dinner

Dilli Ki Rasoi Restaurant

Vasai, India

28 Januari 2018

09.30 P.M IST

Suara bising klakson kendaraan terdengar cukup nyaring di dalam sebuah restoran tempat Lintang, Tama, dan Aashita memutuskan untuk makan malam. Keramaian lalu lintas negara berpenduduk terpadat kedua di dunia itu seolah tak pernah mati. Harmoni suara kendaraan mereka yang berbaur dengan percakapan orang-orang yang tak kalah keras itu sungguh unik, tak pernah Lintang temukan di negara lain. Ah, mungkin itu akan menjadi salah satu hal yang paling Ia rindukan dari India setelah nanti kembali ke Amerika.

Ketiga dokter itu baru saja kembali dari panti asuhan STATESIDE. Selain Tama yang punya acara khusus mengunjungi Chetna dan anak-anak lain di yayasan anak penderita kanker itu, Lintang sekalian mengajak Aashita untuk makan malam perpisahan.

Aashita seperti biasanya, tak bisa menolak ajakan Lintang yang royal sekali dengan rekan-rekannya bahkan sejak pertama kali bekerja sama. Oh, lagipula sayang sekali jika ditolak, karena Lintang selalu membawanya ke tempat-tempat berkualitas tinggi, kerap kali mahal, dan memberikan pengalaman baru bagi Aashita atau Tama yang tidak bisa begitu mudah mengakses hal-hal seperti itu. Termasuk untuk makan malam kali ini, Lintang membawa Tama dan Aashita ke restoran bintang lima di dekat kota Mumbai.

CKRK!

Lintang tiba-tiba memotret Tama dan Aashita yang tengah asik makan sembari berbincang-bincang kecil di depannya.

"Why suddenly take photo?" tanya Aashita heran. Lintang hanya menggeleng, tersenyum manis menunjukkan hasil jepretan kameranya, "Nope, it's just rare to see you two in one frame," ujarnya.

Tama hanya geleng-geleng kepala, "No wonder, He's a big fan of us," ujarnya. Lintang hanya terkekeh pelan seraya memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"When will you leave to America? I'll take you at the airport if I have time." Aashita menawarkan diri, membuat Lintang membinarkan matanya antusias, "Really? I'll be leaving on Wednesday since I'm done with all my work at Green Medical."

"I see ..." angguk Aashita, lanjut makan kemudian. Melihatnya, Lintang berniat kembali menggoda dokter anestesi itu, "Why Aashita? You don't want me to go?" tanyanya percaya diri. Tama di tempatnya sudah sangat muak mendengar gaya tebar pesona ala seorang Lintang.

"Yeah," jawab Aashita diluar dugaan. Namun Lintang tak melanjutkan acara menggodanya, lantaran ekspresi Aashita mendadak berubah sedih, "Why?"

"There are no friends like you here. Competent, kind, friendly, humble ..."

"Such a big lost to see you go," lanjut Aashita, tersenyum tipis. Gadis itu sepertinya benar-benar sedih, membuat Tama dan Lintang silih lirik, "Oh dear, don't make me sad, Tama is still here."

"Tama will also be returning to Indonesia in a few months, right? Ah, I'm so annoyed that I have to work with senior doctors who like to annoy me a lot!" keluh Aashita.

Tama dan Lintang mengangguk paham, rupanya itu yang membuat Aashita sedih ditinggal satu rekannya, "Aashita, isn't such seniority always exist in every kind of job?"

"Yeah, but it shouldn't be that annoying."

"I know. But all of them turn you to be mature and wiser in the future. Just follow the flow, surely you will be shine someday," ujar Lintang memberi semangat, pun dalam hati tengah terharu mengetahui kehadirannya selama ini cukup bermakna bagi seseorang.

Aashita hanya mengangguk, sementara Tama tampaknya tertarik akan sesuatu sejak tadi, "Anyway ... are you guys ... dating?" tanyanya penuh selidik.

Lintang hanya tertawa disela makannya, sementara Aashita memutar mata malas, "Tsk! Stop talking nonsense, Tama. You're already looks like the ultimate hospital gossiper," cibirnya.

"Seems like Tama doesn't know yet, Ta," tambah Lintang, membuat Tama semakin memicingkan matanya curiga, "What was that?"

"Aashita is getting married soon, in a few months," jawab Lintang.

"What?! Are you serious?" pekik Tama tak percaya, menatap Aashita menuntut penjelasan. Gadis itu hanya mengangguk, "Yes, and Lintang also has a fiancé. How can we date? A total nonsense," ujar Aashita ketus.

"Oh God! How can I be the only single here?" Tama mulai dramatis.

"You need to expand your social circle, Tama. Come with Lintang to Africa, maybe you will meet someone there," saran Aashita. Tama mengangguk-ngangguk, "Good idea. Can I come with you to Africa this year?" tanyanya pada Lintang.

"Sure, if you are interested and allowed by the hospital where you work," jawab Lintang antusias, lantaran sudah lama Ia ingin Tama turut bekerja diluar rumah sakit bersamanya.

"Oh, seems it would be difficult to get their permission. How to become a doctor with no affiliation like you? So jealous."

Aashita menggeleng, "Tama, Lintang has been rich since his birth, it won't be difficult for him to survive even if he doesn't work permanently in a hospital."

"Eeey! Stop saying that, Aashitaaa," kilah Lintang, tidak nyaman jika siapapun mengungkit latar belakang keluarganya yang bersifat sangat rahasia. Percayalah, hanya Tama dan Aashita yang mengetahuinya, tidak satupun yang lain.

"Why do you hate it so much, Lintang? You are a person with such a golden spoon," lanjut Aashita bertanya, penasaran.

Lintang tampak berpikir, "Let's say ... I don't want to take advantage of it too much, even though I started privilege from there," ujarnya.

Aashita mengangguk paham, "You are so lucky, Lintang. Also, unique by still working hard, regardless of your background guarantee."

"But I doubt if one day ..." Tama menyambung, sedikit tertarik, "You have to resign as a doctor, Lintang. Are you ready for that scenario? To turn into a real CEO of your company?"

Lintang menghela nafasnya panjang, "I don't know. I've been avoiding my father's order all this time. I don't know what will happen next," jawabnya terdengar pasrah.

"I'm on your side whatever you do, Lintang. You're an expert in both fields, medical or business. There's nothing wrong if one day you change your career totally." Aashita ganti menyemangati Lintang, membuat pria itu tersenyum penuh arti, "Thank you, Aashita. But still ..."

"I hope nothing will change. I was delighted with my life now."

avataravatar
Next chapter