14 APA SEMUA INI?

"Mungkin saja dia sedang di sana," ujar Kenand seraya berjalan.

Andre mengikuti Kenand. Ia tak tahu harus apa dan bagaimana di rumah seram ini.

"Apa bosmu itu psychopath?" tanya Andrea sambil berjalan mengikuti Kenand.

"Bukan, jika dia psychopath dia tak akan mungkin menolongmu," jawab Kenand.

"Tapi dia mengurungku di tempat ini," ujar Andrea.

"Kau bisa pergi jika kau mau," sahut Kenand.

"Benarkah?" Andrea nampak bersemangat mendengar jawaban Kenand.

"Hanya saja dia tak akan ikut campur lagi jika orang kaya brengsek itu menemuimu lagi," ujar Kenand.

"Apa? Kau tahu tentang ini?" Andrea terkejut mendengar pengakuan Kenand.

"Kau pikir berkat siapa dia tahu dimana kau berada?" ujar Kenand.

Mereka sampai di sebuah ruangan berbalut kaca tebal dengan banyak peralatan gym di sana.

Kenand membuka pintu kaca itu lalu masuk. Dan Andrea masih mengikuti Kenand tanpa tahu apa apa.

"Ada alat gym di rumah ini?" gumam Andrea terpukau.

"Apa kau baru tahu kalau orang kaya bisa punya apapun yang mereka mau?" sahut Keynan.

"Tapi selengkap ini lebih baik dia buka tempat fitness kan?" Andrea mengungkapakan isi kepalanya begitu saja.

Kenand tak menjawabnya lantas menuju ke aran Evans yang sedang menggunakan alat lat pulldown machine.

Ia sedang menarik tuas alat itu naik turun membuat semua otot otot badannya terpampang jelas. Dan Andrea juga melihat adegan itu benar benar jelas di depan matanya.

Andrea sempat sejenak tak berkedip melihat betapa kekarnya Evans.

"Tutup matamu!" ujar Evans.

"Oh ..." Andrea terkejut saat Evans menyerukan suaranya.

Kenand memberikannya handuk dan Evans segera mengelap keringat di badannya.

Andrea memalingkan wajahnya saat Evans mendekat padanya. Semakin lama semakin mendekat dan Andreapun terpaksa mundur.

"Ka - ka - kau mau apa?" tanya Andrea gugup.

Sementara Evans berlalu begitu saja membuka kulkas yang ada tepat di belakang Andrea.

"Astaga," ucap Andrea lega.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Evans bingung. Ia lanjut menenggak air mineral yang ia ambil tadi dan satu botol langsung habis.

"Apa dia seekor unta? Kenapa minumnya banyak sekali," gumam Andrea.

"Permisi Nona, aku mendengarmu," ujar Evans.

"Kapan kau memulangkanku?" tanya Andrea ketus.

"Tak akan," jawab Evans.

"Apa? Kenapa kau menyekapku? Apa bedanya kau dengan Rendy?" bentak Andrea.

"Aku tak akan menidurimu. Aku tak akan menghajarmu. Aku akan memberimu makan, memberimu pengetahuan. Memberimu uang, bahkan jabatan jika kau mau," ujar Evans dengan begitu percaya dirinya.

"Heuuuh, apa kau pikir aku ini gila harta dan gila jabatan? Aku bahkan tak mengerti dengan dunia yang kau sebutkan tadi," ujar Andrea kesal.

Kenand memberikan kaos polos kepada Evans dan Evans langsung memakainya di depan Andrea.

Sekali lagi Andrea terpana melihat otot otot itu tepat di depan matanya. Dan hanya berjarak beberapa centi saja.

"Kau suka melihat tubuh laki laki sepertiku? Aku bisa mempertontonkan padamu jika kau mau," ujar Evans sambil hendak membuka kembali kaosnya.

"Hentikan! Hentikan! Tidak, kau tak perlu membuka bajumu. Kau bahkan tahu apa yang menimpaku. Bisa bisanya kau melecehkanku seperti ini," gerutu Andrea.

Evans hanya tersenyum lalu berjalan keluar dari ruang gym itu.

"Ikuti dia," bisik Kenand sambil mnegekori Evans.

"Hah?" Andrea bingung, namun Kenand segera menariknya.

"Menu hari ini?" tanya Evans.

Kenand membuka tabny lalu membacakan menu sarapan hari ini.

"Roti gandum, mentega non hewani, brokoli rebus, dada ayam tim dan saus maushroom ... Dan juice nanas tanpa gula," ujar Kenand memberi laporan.

"Makanan macam apa itu," gumam Andrea.

Evans berbalik membuat Kenand dan Andrea seketika berhenti karena terkejut.

"Bagaimana menu yang lain?" tanya Evans.

"Yang lain?" ujar Kenand bingung.

Evans menunjuk ke Andrea dan Keynand menoleh ke arah Andrea.

"Dia makan apa? Kau tak memberinya makan?" ujar Evans.

"Bukankah Anda bisa berbagi menu dengannya?" ujar Kenand tak paham maksud Evans.

Evans menghela napas dan kembali berbalik lalu berjalan menuju ruang makan. Ruang makan yang sangat besar dengan meja panjang namun tak ada siapapun kecuali mereka bertiga dan pelayan.

"Kau tak makan sesembahan kan?" tanya Andrea sambil menengok ke sana ke mari.

Bahkan ruang makan saja bisa begitu seram. Apalagi Andrea melihat menu menu di atas meja makan yang hampir semua tak dimasak dengan bumbu. Alias flat saja.

"Aku tak bisa makan makanan seperti ini," ujar Andrea.

Keynan yang hendak memasukan roti me dalam mulutnya langsung menurunkannya ke piring lagi.

"Kenand!" panggil Evans.

"Baik Tuan," jawab Kenand dengan wajah memelas.

Madam Kim tiba tiba masuk dan menghadap Evans. Ia juga menyapa Kenand dan Andrea.

"Maaf Tuan Evans. Saya telah lalai tak menyediakan makanan untuk nona Andrea," ujar Madam Kim.

"Hah? Apa ini di sebuah kastil? Kenapa mereka bersikap seolah pria ini adalah raja," gumam Andrea pada dirinya sendiri.

Madam Kim menghadap ke Andrea, membuat gadis ini merasa canggung dan kikuk.

"A - ada apa?" tanya Andrea.

"Silahkan sebutkan makanan apa yang ingin Anda makan Nona Andrea," ujar Madam Kim.

"Aha, ha, ha. Kau tak perlu begitu, aku bisa makan makanan apa saja asal dimasak dengan bumbu. Bukan rebus rebusan seperti ini," ujar Andrea kikuk.

"Apa ada yang spesifik yang Anda mau?" tanya Madam Kim.

Sementara Evans kembali melanjutkan makanny yang sempat tertunda tadi. Kenand lantas menunjukan sebuah berita kepada Evans.

"Jadi dia sudah menanda tangani peralihan tanah itu? Baguslah, akan lebih baik jika pemerntah yang memiliki. Tempat itu akan suram kalau dipegang anak manja," ujar Evans.

"Tuan akan ke balai kota?" tanya Kenand.

"Tidak, wanita itu menjijikan. Yang dia tahu hanyalah urusan meniduri pria saja. Aku ingin muntah saat dia menciumku," ujar Evans sambil mengunyah rotinya dengan elegan.

"Mau muntah tapi dia tetap menidurinya," gerutu Kenand.

"Apa?" tanya Evans.

"Tidak, Anda hebat karena berhasil menakhlukkan wanita itu," ujar Kenand.

Sementara Madam Kim baru selesai menulis menu yang akan dimakan Andrea.

"Baiklah tunggu sebentar. Koki kami akan menyediakannya," ujar Madam Kim.

Tak berselang beberapa lama, pelayan datang membawa troli makanan. Mereke menghidangkan ke meja panjang itu.

Evans yang sedang minum tertegun bahkan terkejut melihat makanan sebanyak itu ada di meja makannya.

"Apa semua ini? Kau mau mengadakan pesta?" ujar Evans tak habis pikir.

"Kau punya meja sebesar ini, seharusnya kau bisa memanfaatkannya dengan baik;" ujar Andrea.

"Lalu siapa yang akan menghabiskan semua makanan ini?" pekik Evans.

Kenand melihat makanan sebanyak itu di meja dan menelan ludahnya.

"Lihatlah, sekretarismu saja ingin mencobanya," ujar Andrea.

Next ...

avataravatar
Next chapter