10 10 - Jangan bodoh

Di dalam mobil, Marie mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengajak William pergi ke suatu tempat, namun ia sangat kawatir kalau William sudah capek menyetir. Marie memanggil William dan akhirnya bertanya

"Di taman dekat kolam renang itu kan ada toko minuman panas...kamu mau kesana?" tanya Marie.

"Ya...boleh aja.." jawab William sambil membelokkan setirnya ke arah kiri.

Rencana Marie berhasil, ia akan pulang lebih larut.

_________________

William memarkirkan mobilnya di belakang toko minuman panas itu. Marie menaruh tangannya di dalam tasnya untuk mencari dompetnya, ia berhasil mengeluarkan dompetnya tepat saat William berkata "Mar, maaf banget tapi bisa gak kamu aja yang keluar beli minumannya?" Marie agak terkejut mendengar perkataan William.

"Hah? Emang kenapa?" tanya Marie. "Uhhh....kamu tau kan aku pangeran dan...kalo aku keluar, aku bisa dikerubungin warga dan-" sebelum William bisa menyelesaikan perkataannya, Marie sudah berkata "Oh okok, aku ngerti kok." sambil membuka pintu mobil dan bersiap keluar dari mobilnya.

William menghentikan Marie dan memberikan sejumlah uang kepada Marie, "Kamu belinya pake duitku aja..." Marie langsung menerima uang yang diberikan oleh William dan pergi keluar mobil. Ia pergi ke tempat stand minuman dengan cukup lama, jaket beige tebal yang dipakai Marie tidak cukup menahan angin dingin yang berhembus di malam hari.

Setelah menunggu sekitar 7 menit di atas bangku taman ditemani oleh suara jangkrik dan lampu taman, ia mendapatkan minumannya dan kembali lagi ke mobil William.

Marie berlari ke arah mobil William sambil memegang 2 gelas kopi di kedua tangannya.

"Hahhhh, sorry ya harus nunggu lama. Nih.." ujar Marie sambil menyodorkan salah satu minuman di tangannya kepada William. "Makasih..." jawab William dengan singkat. William meneguk minumannya sekali dan berkata "Eh sorry banget yak tadi aku bener-bener gabisa keluar buat beli minumannya..."

"Ehh gapapa kok, beneran!" jawab Marie dengan gestur kaget.

"Beneran..aku gak tega liat anak perempuan pergi sendirian malam-malam, apalagi pas cuaca dingin begini..." balas William sambil tersenyum dan tertawa sedikit.

"Gapapaa, lagian kalo aku jadi kamu, aku juga bakal ngelakuin itu kok." jawab Marie sambil tersenyum dan mengangkat alisnya. Setelah mengakhiri percakapan kecil itu, mereka berdua kembali meneguk minumannya di dalam mobil William.

Marie menyela keheningan itu dengan berkata "eh Will..." mendengar itu, William langsung menengok ke arah Marie. "Ya?" balas William.

"Boleh gak aku panggil kamu jadi....Willbay aja?" tanya Marie.

"Hah? Kenapa emang?" balas William sambil mengerutkan dahinya.

"Enggak...mmm jadi aku punya satu temen lagi yang namanya sama kayak kamu dan rasanya aneh aja kalo aku harus panggil dua-duanya 'William'." jawab Marie dengan ragu.

"Oohh, ok ok gapapa kok.." balas William sambil mengangguk. Mereka berdua pun kembali menyeruput minumannya kemudian dilanjutkan lagi oleh beberapa pertanyaan dari Marie sekitar kehidupan keluarga kerajaan dan aturan-aturannya.

[ OKAY mulai dari sekarang kita akan panggil William yang pangeran sebagai 'Willbay' sedangkan William yang serumah dengan Marie sebagai 'William' ;)))) ]

___________________

"Astagaa aku dari dulu pengen banget jadi bagian keluarga kerajaan Inggrisss, pasti enak bangett!" ujar Marie setelah mendengar beberapa jawaban dari pertanyaan Marie. Melihat reaksi Marie, Willbay hanya menatatap Marie dengan raut wajah yang seolah berkata "you sure?"

"Apalagi jaman dulu pakaiannya bagus-bagus bangetttt!" lanjut Marie.

"Mmm...sebenernya gak juga sih.." balas Willbay

"Hah, emang....kenapa?" ekspresi Marie yang tadinya kegirangan berubah menjadi kebingungan.

Willbay membalas dengan muka sayu "itu...gara-gara...mmm, kami kayak..terlalu dikekang?"

Mendengar perkataan Willbay, Marie langsung memasang raut wajah yang kebingungan dan ketidakyakinan.

"Ha? Serius?" tanya Marie. Willbay mengangguk sambil mengangkat alisnya. "Hmm..kamu kan udah jadi pangeran..hidupmu udah terlalu enak, dijagain tiap hari, kaya raya, banyak fans, apa kek...." Willbay tidak menatap Marie sama sekali saat Marie berbicara, ia fokus menatap ke depan kaca mobilnya.

"Kayak...kalo kata 'mewah' itu orang beneran, orangnya itu kamu..." ujar Marie. Terdapat keheningan di dalam mobil itu selama 2 detik sampai Willbay membalas "Hmm..ya..mungkin aku aja yang terlalu gak bersyukur.."

Setelah mendengar perkataan Willbay, Marie langsung menatap Willbay dengan wajah kaget, ia membuka matanya lebar-lebar, mengangkat alisnya sambil tersenyum kaget. "Hah?..Ok..?" seru Marie.

Setelah itu, Willbay menyeruput minumannya untuk yang terakhir kalinya dan menaruh gelas kopinya di cup holder di tengah-tengah tempat duduk Willbay dan Marie.

Willbay menginjak gas mobilnya dan segera keluar dari taman itu.

___________________

Di tengah perjalanan pulang ke rumah Marie, Marie merasa takut bukan main, ia takut Willbay marah pada perkataannya. "Udah dikasih kesempatan berteman sama pangeran malah disia-siain..." ujar Marie dalam hati. "Ahhh bodoh bodoh bodoh!!!!" ujarnya lagi dalam hati.

Suasana selama perjalanan juga sangat tegang, Willbay yang biasanya membuka percakapan juga diam saja. "Sial..." ujar Marie dalam hati.

"Mar! Mar!" sahut Willbay. "Hah??" jawab Marie dengan kaget. "Ini rumahmu kan?? Udah sampe nih..." ujar Willbay. Marie menengok ke arah kirinya dan ia melihat rumah berwarna coklat yang dihiasi oleh 2 lampu kecil di tembok pintu depannya, alias rumah yang ditinggali Marie sendiri.

"Ehh..iya ini rumahku.." sahut Marie. Marie segera membuka pintu mobil tersebut dan menginjakkan kakinya ke aspal. "Makasih ya udah nganterin!" sahut Marie kepada Willbay. "Ya, see ya later!" sahut William sebelum Marie menutup pintu mobil.

___________________

Mrs. Smith sibuk mencuci piring sedangkan Mr. Smith sedang mencari barang dalam gudang. Suasana rumah itu memang selalu penuh dan ramai jika seluruh anggota keluarga lengkap berada didalam satu atap.

Tengah sedang melakukan kesibukannya masing-masing, terdengar bunyi bel dari pintu depan. Mrs. Smith menyuruh suaminya untuk membukakan pintunya.

"Hai Mr. Smith." sahut Marie seketika pintunya dibukakan oleh Mr. Smith. "Haii, kamu habis dari mana?? Kenapa gak ngabarin kita dulu?" tanya Ms. Smith.

"Maaf banget, tadi aku lupa ngabarin. Tadi aku cuman pergi ke perpustakaan kampus bareng temen kok!" jawab Marie. "Hmm, baiklah kalo gitu..lain kali kalo mau pergi kasih tau kita dulu, setidaknya kabarin William juga." ujar Mr. Smith.

"Ok.." jawab Marie.

Marie langsung melepaskan sepatu bootsnya dan menaruhnya di rak sepatu lalu melangkah menuju kamarnya di lantai atas. Sebelum membuka pintu kamarnya, Marie mengintip ke kamar William yang pintunya terbuka sedikit. Ia melihat William yang sedang mengetik-ngetik di depan layar komputernya. Karena tidak mau tertangkap mengintip William, Marie segera memasuki kamarnya dan menutup pintu kamarnya.

Marie langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur karena ia cukup lelah atas semua kegiatan yang ia lakukan hari itu. Ia melanjutkan malamnya dengan rutinitas malamnya dan lanjut merebahkan dirinya di kasur lagi.

___________________

Sudah jam tengah malam, namun anehnya ia tidak bisa tidur, ia sudah berusaha menutup matanya selama 10 menit namun ia tetap tidak kunjung tertidur. Namun tiba-tiba hpnya berbunyi.

Marie mengambil hpnya dan ternyata ia mendapat telepon dari William. "Ni anak ngapain telepon jam segini???" sahut Marie dalam hati. Namun Marie masih mengangkat teleponnya.

"Ngapain kamu telepon jam segini?" tanya Marie seketika ia mengangkat teleponnya.

"Mmm..maaf ya.." ujar William dengan suara super pelan. Mendengar itu, entah kenapa Marie merasa panik, jantung Marie berdegup kencang ( karena panik, bukan gara2 mikirin yg aneh2 ).

"Sorry banget tiba-tiba nelepon kayak gini, mmm aku cuman mau bilang kalo kejadian yang kemaren...aku gak sengaja." ungkap William.

"Hah?? Kejadian yang mana?" tanya Marie, Marie memang sangat pelupa.

"Yang di sofa itu loh!!" jawab William dengan malu.

"Hah? Ohh, mm ok aku inget. Kamu beneran gak sengaja?" sahut Marie.

"Iyaaa!!" sahut William lagi meyakinkan Marie.

"Oh ok wkwkwk, aku juga waktu itu panik astaga!"

Lalu mereka menghabiskan sekitar 1 jam lebih hanya untuk menelepon satu sama lain di dalam kamarnya masing-masing meskipun jarak mereka dari satu sama lain hanya 3 meter.

___________________

Makasih udh baca! pls rate, vote, dan review novel ini sejauh yg kalian baca dan pls be honest supaya author juga bisa makin memperbagus kualitas penulisan cerita ini :) pls juga komen ttg apa aja di chapter ini karena it will make my day đŸ„°

avataravatar
Next chapter