webnovel

11 ARINA & LEO : PERTEMUAN PERTAMA – 30 tahun yang lalu

"KAU BERCANDA KAN???" tanya Sante kalut pada wanita mungil di hadapannya tersebut.

"AKU SERIUS!!! DUA RIUS!!!! SERIBU RIUS MALAH!!! NIH LIHAT!!!!" kata Arina sengit sambil menunjukkan formulir penerimaan beasiswanya ke Universitas Rotteo dan menjitak kepala plontos Sante sekuat tenaga. Karena bosan dengan kegiatannya yang itu-itu saja sebagai ketua geng, akhirnya Arina iseng-iseng mendaftar untuk program beasiswa penuh Universitas Rotteo yang terkenal itu.

"ADAWWWWWW!!!!" teriak Sante meringis kesakitan sambil memegangi bekas jitakan Arina di kepala gundulnya yang masih terasa berdenyut-denyut nyeri. Sialan!!! Sejak kematian Dicky, perasaan perempuan di hadapannya ini makin ganas saja. Arina makin sensitive dan temperamental. Apalagi setelah geng mereka berhasil menghancurkan salah satu rival terberat mereka beberapa waktu yang lalu, Santa Crux.

"Kenapa? Kau tak yakin ya? Ternyata di balik kecantikanku yang mempesona ini ada kejeniusan tersembunyi di dalam otakku..haha.." kata Arina lagi dengan nada narsis sekaligus sarkastis.

Sante tidak berani berkomentar apa-apa lagi. Ia hanya menunjukkan ekspresi seperti seekor anak kucing yang tertangkap basah setelah mencuri ikan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku titip saudara-saudara kita padamu dulu untuk sementara ini ya, Sante…"

"Ehhhhhh????" tanya Sante kaget sekaget-kagetnya. Tidak salah nih???

"Beri aku waktu. Maksimal setahun ini…." kata Arina lagi. Ia memandang Sante lekat-lekat dengan tatapan mata paling serius yang pernah dilihat oleh pemuda ini.

"Arina, kau betul-betul serius ingin berkuliah di sana??" tanya Sante lagi dengan nada tak percaya. Bagi orang-orang liar yang terbiasa hidup di jalanan seperti mereka, kata "universitas" bagikan sebuah dunia lain yang berada di dimensi lain. Begitu jauh dan tak terjangkau. Tapi kini, Arina sudah menggenggam sebuah tiket masuk ke dalam dunia lain tersebut di tangannya.

"Aku tak tahu, Sante���." balas Arina lagi dengan nada ragu.

"Tapi ini adalah sebuah kesempatan sekali seumur hidup bukan? Biarkan aku mencobanya…"

Sante mengangguk dan berkata, "Baiklah. Aku percaya padamu…"

Arina hanya tersenyum kecil dan membalas dengan tulus. "Terima kasih banyak, Sante.."

Arina tak tahu. Bahwa di detik ia memutuskan untuk mengambil keputusan tersebut, takdirnya akan berubah. Selamanya.

............…

Universitas Rotteo, 6 bulan kemudian…..

Arina sedang mempelajari teori ekonomi makro di salah satu buku tebal yang dipegangnya. Dahinya berkerut dalam-dalam ketika ia menemukan banyak sekali rumusan seputar dunia finansial yang ia temukan sekarang. Tak pernah terbayang bahwa di dalam hidupnya sekarang, ia akan memasuki dunia ini. Dunia pendidikan. Dunia terpelajar. Dunia yang terasa begitu jauh dari jalan kekerasan penuh dosa berlumur darah yang sehari-hari dilakukannya dulu saat ia masih berkeliaran di jalanan bersama dengan semua anggota keluarga besarnya. Dunia yang ia sangka takkan pernah ia sentuh selamanya. Tapi sekarang ia berada di sini.

Begitu Arina mendaftar masuk beberapa bulan sebelumnya, ia langsung dibebani dengan berbagai tuntutan akademis yang luar biasa berat karena ia adalah seorang penerima beasiswa penuh. Ia juga diwajibkan untuk menandatangani sebuah surat perjanjian dengan pihak kampus untuk sejumlah pasal tertentu. Termasuk ketika standar IP-nya tidak boleh turun, berprilaku sopan di dalam lingkungan kampus dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan lain yang tidak akan menjatuhkan nama baik universitas di luar kampus. Kepala Arina sudah pening duluan saat ia melihat begitu banyak tuntutan yang sudah diberikan kepadanya di hari pertama ia menginjakkan kaki di dalam universitas tersebut.

Tapi Arina tetaplah Arina. Ia adalah seorang wanita cantik yang keras kepala dan pantang menyerah. Walaupun ia tetap mempertahankan gaya lady bikernya di dalam lingkungan kampus yang seringkali memperoleh cibiran dari para mahasiswa lainnya, Arina tetap cuek dan tidak peduli. Yang terpenting baginya adalah ia sama sekali tidak melangkahi atau melanggar satu pun pasal yang sudah tercantum dan ditandatangani olehnya. Dan karena ia sudah memperoleh tiket emas yang didambakan oleh puluhan ribu orang, maka ia sama sekali tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.

Arina masih berjalan dengan langkah ringan di halaman kampus, keningnya masih berkerut dalam-dalam saat membaca deretan angka serta barisan kalimat yang masih mencoba untuk dimengertinya ketika tanpa sadar ia tiba-tiba menabrak seseorang di depannya karena ia sama sekali tidak memperhatikan kemana arah kakinya melangkah.

BRUKKKKKKK!!!

"ADUHHHHHHH...OUCH..OUCHH…" Arina langsung mengaduh sakit sambil memegangi pinggang dan tulang ekornya yang terbentur jatuh barusan.

"UGHHHH…" Sesosok pemuda bermata sayu yang bertubrukan dengannya juga bernasib sama dengannya. Wajahnya mengerang sakit sambil ia mencoba bangun pelan-pelan. Ia mengenakan jaslab berwarna putih bersih tapi kini sudah berantakan karena terkena berbagai warna dari larutan cairan kimia yang dibawanya dan sudah tumpah kemana-mana. Belum lagi pecahan botol labunya yang sudah berantakan saat mereka berdua jatuh tadi. Dilihat dari pakaiannya, kelihatannya ia berasal dari jurusan medis atau farmasi.

"Aduh!!! Aduh!!! Maafkan aku!!!" teriak Arina kaget saat ia sudah kembali berdiri dan cepat-cepat membantu pemuda tersebut untuk berdiri lagi tapi tangannya langsung segera ditepis kasar oleh pemuda itu.

"Tidak perlu!!" desisnya tajam.

"Aku bisa sendiri…" katanya lagi sambil bangkit berdiri dan membersihkan jas labnya. Lalu, ia mulai membereskan peralatan kimianya yang berantakan di atas jalan.

"Maaf… aku benar-benar tak sengaja…" balas Arina lagi setelah ia selesai dan mereka berdua bangkit berdiri secara bersamaan. Tak lupa, ia juga membantu pemuda tersebut untuk mengemasi semua perlengkapannya ke dalam kotak kayu yang dibawanya tadi.

"MATAMU KE MANA SIH??? JALAN TUH YANG BENER DONK!!! KALO PUNYA MATA, TOLONG DIPAKAI BAIK-BAIK!!!" kata pemuda tersebut dengan nada sengit. Terlihat sekali kalau ia benar-benar kesal dengan insiden tersebut. Sementara Arina yang merasa bersalah, hanya bisa terdiam saja tanpa mengatakan apapun. Biar bagaimanapun, ia memang salah sih. Jadi, ya, terima saja semua omelan pedas dari mulut pemuda tersebut.

"Eh, tunggu… sebentar…."

"Kau… kau salah satu penerima beasiswa penuh tersebut bukan?" tanya pemuda tersebut dengan mata menyipit tajam kepada dirinya. Arina mengangguk kecil.

Pemuda tersebut langsung tersenyum mengejek pada dirinya. "Hmm…. ini yang tidak kusukai dari para penerima beasiswa seperti kalian…"

Sekarang, gantian mata Arina yang menyipit tajam padanya. "Apa maksudmu??"

"Apa gara-gara kau seorang penerima beasiswa jadi kau menganggap dirimu bisa bertindak seenaknya pada kami? Para mahasiswa yang membayar uang pendidikan secara normal. Begitukah???" tanya pemuda bermata sayu itu dengan nada sarkastis.

"APAA????!!!" teriak Arina sengit. Sekarang, ia benar-benar kesal dengan pemuda tersebut. Jika ia tidak ingat tentang berbagai peraturan dan pasal yang tidak boleh dilanggarnya, sudah bisa dipastikan kalau bogem mentahnya sudah mendarat sukses di wajah pemuda tersebut!!

"Aku kan sudah bilang tidak sengaja…ok??? Aku betul-betul sedang tidak melihat jalan saat kau juga lewat tadi. Harus berapa kali aku minta maaf… HAH???!!!" balas Arina sengit sambil berjalan mendekat dan bermaksud untuk menarik kerah pemuda bermulut songong ini. Dasar brengsek!!!

Pemuda tersebut langsung mundur beberapa langkah. "Cukup!!! Jangan mendekat!!! Aku harus ke kelas sekarang. Anggap saja aku sedang bernasib sial karena bertemu dengan perempuan preman seperti dirimu pagi ini…"

"Kau...!!!!" Sekarang Arina benar-benar naik darah!! Pemuda ini benar-benar minta ditonjok rupanya!! Tapi, sebelum ia sempat bertindak, pemuda tersebut sudah langsung pergi dengan ekspresi muka mengejek sambil tersenyum jahil kepadanya.

"Cih!!!" kata Arina sebal sambil mendecih kesal dan memungut buku tebalnya yang juga terjatuh tadi.

Demi apa ia bisa tiba-tiba terkena nasib sial bertemu dengan seorang pemuda menyebalkan tersebut. Orang bilang, pertemuan tak disengaja seperti tadi adalah sebuah takdir.

TAKDIR KEPARAT!!! Dengus Arina kesal sambil cepat-cepat pergi dari sana.

.

#LEO POV#

Dia tak tahu. Dia tak tahu kalau jantungku sudah berdebar kencang sejak hari pertamanya secara tidak sengaja mataku melihat kehadirannya di salah satu dinding bulletin universitas kami. Di hari ia mencoba untuk mendaftar program beasiswa penuh unggulan kampus kami, aku sudah mengikuti langkahnya. Tanpa ia sadari.

Penguntit? Stalker? Penggemar rahasia? Terserah kau mau memanggilku apa. Aku tak peduli.

Lalu ketika ternyata ia diterima masuk sebagai salah penerima beasiswa penuh universitas kami, akulah orang pertama yang bersorak gembira untuknya. Secara diam-diam.

Aku juga sengaja mengantri diam-diam di belakang tubuhnya dan secara tak sengaja, menghirup wangi parfumnya yang beraroma bunga mawar. Tidak menyengat hidung seperti parfum mawar yang lain, yang pernah kucium sebelumnya. Tapi lebih kepada aroma mawar yang murni. Sangat essensial dan segar. Seperti wangi bunga mawar Centifolia yang selalu mekar saat musim semi di dataran Provence, Prancis. Dimana kehangatan matahari akan menyinari kelopak kubisnya yang mulai mekar satu persatu dan kemudian wanginya tersebar kemanapun angin bertiup. Sejak aku melihat gadis cantik berpakaian biker tersebut, ia sudah menjadi duniaku seutuhnya. Dan setiap hari, sejak ia datang ke kampus ini, aku sudah berusaha mencari cara untuk bisa bertatap muka secara langsung dan mengobrol dengannya. Cukup sulit karena jurusan kami sangat berbeda dan padatnya jadwal kuliah kami berdua. Tapi akhirnya kesempatan itu datang juga. Ketika aku dengan sengaja menabrakkan diri ke arahnya dan pura-pura kesal untuk menjahilinya. Dannnnnn…. Strategi itu SUKSES BERAT!!!

Walaupun bukanlah pertemuan yang menyenangkan, setidaknya aku sudah berhasil memberikan sebuah kesan pertama kepadanya. Sebuah kesan dimana ia tidak akan pernah melupakan wajahku jika nanti garis nasib kembali mempertemukan kami untuk kedua kalinya.

Arina. My muse.

.

UPDATE MALAM INI TANGGAL 6 JULI 2020:

AKUMULASI REVIEW TERBAIK :

1. Delly_Neisha_Ra = 3 review

2. Bunda Mokoagow = 9 review

3. Bunda 35276238 = 4 review

4. Kakak_Neisha = 4 review

5. Naima_Bakari = 2 review

6. Bunda Mokoagow Ydb = 2 review

7. BundaWin1759 = 3 review

8. Herianto Mokoagow = 3 review

9. Herianto = 2 review

10. Angel Moon = 4 review

11. Riapaputungan = 1 review

12. Hesti_Boroma = 3 review

13. ……………………………….

AKUMULASI VOTE YOUR STONE:

1. Kakak_Neisha = 6 stones

2. Eka_Sundari = 12 stones

3. Qnix_Msa = 15 stones

4. Seyrene = 6 stones

5. Safrida_Hanum = 6 stones

6. Delly_Neisha = 10 stones

7. Herianto = 9 stones

8. Angel_moon = 2 stones

9. Bunda35276238 = 5 stones

10. Fraza_Zahra = 7 stone

11. Bunda Ydb = 6 stones

12. BundaWin1759 = 6 stones

13. Bunda Mokoagow = 3 stones

14. Seina = 2 stone

15. DaoistCwfLhw = 1 stone

16. Thinker_bell = 2 stone

17. Eka_Adristiana = 4 stones

18. Naima_Bakari = 2 stones

19. Cemumut_06 = 1 stone

20. Herianto_Mokoagow_Ydb = 5 stone

21. Bunda_Mokoagow_Ydb = 7 stones

……………………………………………………

IS THAT YOU??

Untuk 2 review terbaik, author mau kasih bonus pulsa 250,000/ review dan untuk 10 review terbaik, aku mau kasih bonus pulsa 100,000 / review. Lumayan banget kan? Untuk beli koin / nambah kuota.

Hehehehehe…..

“VOTE YOUR STONE”

Ini juga caranya sama. Cuma bedanya, kalian kirim power stone kalian sebanyak2nya ke 3 novel di atas ya? Dimulai dari tanggal 2 – 16 Juli 2020.

Nanti pas tanggal 16 Juli 2020, saya akan hitung siapa saja penyumbang power stone terbanyak. Hasilnya, akan saya infokan di kolom komentar pada tanggal tersebut. Gampang kan?

Dan gue pasti catet per hari loh ya???

Hadiahnya? Ok, cekidot ya, gaiss…

40 PS = pulsa 150.000 / org ( untuk 4 pemenang)

30 – 39 PS = pulsa 100,000 / org ( untuk 4 pemenang)

20 – 29 PS = pulsa 50,000 / org ( untuk 4 pemenang)

Lumayan banget kannnnn????

Dan ini no tipu2 yaaa…..

Pertanyaan lain….

Gimana kalo mau ikut 2 kategori tersebut? Boleh ga?

Boleh banget!!

Hadiahnya ntar tinggal diakumulasi aja sama eike. Okeh?

Yukk,,, buruannnnnn….

Nana15creators' thoughts
Next chapter