webnovel

Alaric Ludwig

"Alaric Ludwig, Sirkuit sihir tidak ada. Tapi teknik berpedang dan bela diri setingkat prajurit kerajaan."

Saat ini aku sedang mendaftarkan diri di sebuah sekolah sihir di kerajaan Zexeveria yang makmur. Kerajaan Zexeveria dipimpin oleh seorang Raja bijaksana yang dahulunya merupakan salah satu 7 Pahlawan Kebijakan yang berjuang bersama dengan Master Adeline.

"Baiklah kau diterima! Berikutnya!".

Sudah 8 tahun sejak saat itu, sekarang aku sudah tumbuh menjadi laki-laki yang diharapkan Master. Sekarang aku sudah bisa menggunakan sihir berkat bantuan Master Adeline.

Untuk menjadi penerus Master aku harus mengasah keterampilan sihirku agar bisa lebih kuat dari Master. Master Adeline adalah salah satu 7 Pahlawan Kebijakan yang bergelar [Magus]. Pahlawan Kebajikan adalah orang-orang yang dipilih 7 Sifat Kebajikan dan diangkat sebagai pahlawan karena mereka memiliki salah satu dari 7 sifat kebajikan yang mendasari dunia ini. Mereka bertugas untuk menghilangkan kekacauan yang melanda dunia ini. Sebagai penerus Master, aku harus berhasil mendapatkan kepercayaan dari 7 Sifat Kebajikan untuk menjadi 7 Pahlawan Kebijakan yang baru.

«Al kau sudah diterima?».

«Ya! Berkat Master aku diterima! Tapi tenang saja saat tes sihir aku sama sekali tidak mengeluarkan Mana!».

«Anak pintar. Kalau begitu jangan lupa untuk membelikan aku Daging sapi asap dikota ya! Dan jangan pulang malam-malam».

Aku tadi sedang berkomunikasi dengan Master lewat sihir [Telepathy] yang Master ajarkan padaku.

Sejak saat itu banyak yang berubah dariku dan Master. Aku mengubah nama depanku menjadi Ludwig agar aku bebas dari belenggu Ayah dan keluarga nya. Aku memiliki Roh dalam tubuhku yang membantuku untuk menggunakan sihir. Roh itu adalah anak dari Roh Master yang bernama Theresa. Sedangkan nama Roh yang berada didalam tubuhku bernama Hannelore, kami sudah bersama selama 8 tahun dan selama itu kami berbagi tubuh dan berbagi pikiran.

Selain di didik oleh Master Adeline, aku juga di didik oleh Ayah Master Adeline yang merupakan seorang pahlawan di masa lalu yang terkenal dengan teknik berpedang dan bela dirinya. Nama Ayah Master Adeline adalah Wolfgang Clarimond, dan aku memanggilnya dengan sebutan "Kakek" sesuai permintaan nya.

"Lore, kau mau makan apa?".

"Hmm...Ah permen buah!".

"Dari dulu Lore selalu saja menyukai makanan manis ya."

"Kenapa? Masalah buat Al?".

Di dunia ini sihir adalah kekuatan yang wajib dimiliki semua orang. Sihir di dunia ini bagaikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia yang memiliki sirkuit sihir. Sihir membantu kehidupan sehari-hari manusia dimulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah, memotong kayu, dan membantu manusia dalam bertempur melawan Iblis dan para Undead.

Lalu ada Iblis dan Undead, mereka berdua adalah tipe monster yang sangat berbahaya karena keberadaan mereka mengganggu kehidupan manusia di dunia ini. Master pernah bilang kepadaku, dimana ada penyihir disitu adalah Iblis dan Undead yang menunggu untuk melawan penyihir. Dunia ini sedang mengalami kekacauan karena ada seorang penyihir yang menjadi salah satu Raja Iblis dan menamai dirinya sebagai Lord Demon Pride. Dia sangat kuat bahkan Master yang dikenal sebagai penyihir terkuat saat ini saja hampir kalah melawan nya.

"Kau masih memikirkan tentang kesehatan Adeline?".

Lore menunjukan wujud nya dihadapan ku.

"Jangan menunjukkan wujudmu di tempat yang ramai!".

Aku mengambil sebuah penutup kepala lewat sihir [Storage Dimension] lalu memakaikan nya ke kepala Lore agar wajahnya tidak dilihat manusia biasa.

"Jadi kembali ke pertanyaan awal ku. Apa kau masih memikirkan tentang kesehatan Adeline?".

Master saat ini sedang sakit parah. Namun beliau malah berusaha keras agar tidak kelihatan sedang sakit, itulah yang membuat ku khawatir dengan beliau.

"Sudahlah Lore, mari kita segera beli makanan lalu kembali ke hutan."

Aku sangat bersyukur dengan kehidupan yang kumiliki sekarang ini. Berkat Master aku memiliki kesempatan untuk membuktikan kepada semua orang jika aku berguna hidup di dunia ini dan jika aku sudah berhasil, suatu saat aku akan menemui Ayahku lagi dan membuktikan kepadanya jika perkataan nya dahulu mengenai diriku itu salah.