webnovel

Mencoba Bertemu

Proses syuting itu terus berlanjut. Selama lima hari itu Aksa selalu memantau dan sengaja datang ke lokasi dengan diam-diam. Dan sesuai dengan perjanjiannya dengan Kyle, Aksa dari jauh memberi masukan-masukan untuk Kyle.

Dia cukup puas saja melihat Hana yang syuting dari jauh meskipun hatinya ingin mendekatinya. Dia tidak mau membuat Hana menjadi tidak nyaman dengan keberadaannya. Dan hari ini adalah hari terakhirnya membantu Kyle. Besok harinya dia harus kembali lagi ke Indonesia, dan rutinitas melelahkan itu harus dia jalani lagi.

Hari ini lokasi syutingnya di sebuah jalan di kota ini. Semua akses untuk menuju ke lokasi syuting ditutup agar pengambilan gambar tidak terganggu oleh arus lalu lintas. Aksa dan Daniel seperti biasa, mereka berdua hanya bisa memperhatikan proses syutingnya dari kejauhan.

"Pak, kenapa Bapak mau melakukan ini?" tanya Daniel yang sungguh heran dengan kelakukan Aksa yang seperti ini.

"Maksudmu?" tanya Aksa tapi pandangannya masih memperhatikan Hana yang sedang melakukan pengambilan gambar. Kali ini Hana harus berakting berkelahi. Aksa sangat khawatir takut dia terluka.

"Jauh-jauh datang dan cuma lihatin dari jauh doang, belum lagi harus bolak-balik lihat set syuting, meriksa hasil syuting, apa Bapak tidak cape?"

"Tidak, apa kamu yang cape mengikuti sampai sini?" tanya Aksa curiga.

"Oh eng-gak kok Pak, saya cuma nanya aja."

"Aku lihat wajahnya dari sini saja sudah merasa puas, apa itu salah?" tanya Aksa tiba-tiba jadi melankolis.

"I-itu, karena Bapak masih mencintainya."

"Oh ya, aku minta pendapatmu, film ini akan seperti apa kalau sudah dipasarkan?" Aksa menanyakan sudut pandang seorang Daniel.

"Menurutku, dari segi cerita film ini sudah menarik, para pemainnya juga menjanjikan. Dan untuk pasaran di Asia, wajah Hana sebagai pemeran utama wanita dari Asia bisa saja menarik perhatian. Banyak artis Asia yang sudah menjadi aktor dan aktris di kancah perfilman Hollywood. Tapi Hana, saya rasa dia akan memberikan nuansa lain."

"Aku juga sependapat. Hanya saja kenapa hatiku seperti tidak rela kalau Hana menjadi seorang aktris. Aku takut akan semakin banyak orang yang menyukainya."

"Itu sudah menjadi resiko yang diambil ketika dia memilih jalan ini Pak."

"Awalnya aku senang Hana dapat melakukan sesuatu yang bisa mengobati hatinya. Tapi entah kenapa ... rasanya aku tidak bisa menanggung kalau akan semakin banyak orang yang akan menyukainya."

"Apa kamu ada rencana untuk kembali bersamanya?"

Aksa tidak menjawab. Itu pertanyaan yang sulit dijawab meski dia ingin menjawabnya sesuai dengan hati dan impiannya kalau dia ingin bersama lagi dengan Hana. Tapi mewujudkannya menjadi nyata itu tidak bisa dia jawab.

"Kalau kamu tidak bisa kembali bersama dengannya. Kamu harus rela dan iklas dia menjadi seorang bintang yang menjadi pujaan banyak orang. Kamu harus siap. Toh kalian sekarang sedang dalam hubungan yang tidak jelas."

"Kau benar. Hubunganku dengan Hana tidak jelas, itu menurutmu. Tapi menurutku hubunganku masih jelas, karena aku belum resmi menceraikannya. Walau baginya mungkin hubungan kami sudah berakhir. Itu yang buat aku sedih."

"Tidakkah ada sebuah cara agar kau dan Hana bisa bersama?"

"Kau punya ide. Karena selama ini aku masih belum bisa punya keberanian untuk menentang nenekku. Untuk sekarang Nenek adalah satu-satunya keluargaku." Aksa malah berbalik bertanya.

"Kalau aku jadi kamu. Aku akan mengejar Hana dan kembali ke pelukannya. Urusan bisnis keluarga, bukankah selama ini sudah cukup kau membuat Hotel Mahesa lebih baik dari sebelumnya."

"Begitukah, apa kalau sekarang masih bisa mengejar cintanya lagi?"

"Kenapa tidak."

Aksa terdiam sambil terus menatap ke arah di mana Hana sedang berdiri sedang berdiskusi dengan Kyle. Tapi dia sedikit terganggu saat ada Zack muncul dan menyentuh pundak Hana. Gestur tubuh Zack pada Hana nampak sangat memprovokasinya untuk mendatangi mereka dan mematahkan tangan Zack yang sudah berani menyentuh Hananya.

"Kau mau aku atur untuk bisa bertemu dengannya?" tanya Daniel pada Aksa.

"Apa, kau bisa ?" tanya Aksa.

"Tentu saja, aku akan menemuinya sebagai sekretarismu untuk membuat pertemuan secara pribadi dengannya?" Daniel mencoba menawarkan jasa dirinya.

"Kalau kau bisa membuatku bertemu dengannya malam ini, aku akan memberimu sebuah bonus."

"Bonus, apa itu?" tanya Daniel tertarik.

"Aku akan memberimu liburan gratis selama 1 minggu."

"Apa, benarkah?" tanya Daniel bersemangat. Baginya liburan selama 1 minggu saja adalah hadiah termewah yang bisa dia dapatkan. Karena selama ini, liburan dan bersantai adalah sesuatu yang mewah dan jarang terjadi.

"Baiklah." Daniel pun menyetujuinya.

Namun Aksa terlihat seperti sedang marah karena saat ini dia sedang menyaksikan Hana yang sangat terlihat mesra dengan Zack, meski mereka bukan sedang syuting.

Hari itu pengambilan gambar di lokasi jalan sudah selesai. Hana bersiap-siap untuk pulang, Intan sudah menunggunya di dalam mobil. Hana kemudian menyusulnya setelah dia selesai berganti pakaian di ruang ganti yang disediakan. Dia pun berjalan menuju mobilnya yang terparkir agak jauh dari lokasi syuting. Untuk itu dia pun berjalan kaki untuk mencapai mobilnya. Namun di tengah perjalanan, seorang laki-laki Asia tiba-tiba menghampirinya dengan sopan.

"Nyonya Hana, bisa minta waktunya sebentar?" Ternyata Daniel yang mencegatnya dan bertanya menggunakan Bahasa Indonesia.

"Si-siapa Anda?" tanya Hana kaget melihat seorang pria berbahasa Indonesia yang baru pertama kali dia lihat.

"Perkenalkan. Saya Daniel Chan, saya sekretaris dari Tuan Aksa Mahesa ..."

Mendengar nama Aksa disebut membuat raut muka Hana menjadi berubah. Kesal campur marah karena kejadian beberapa waktu yang lalu.

"Dia ingin mengajak Nyonya untuk bertemu malam ini sekalian makan malam."

Hana menarik napasnya. Dia sungguh terlihat kesal.

"Bagaimana. Anda bersedia?"

Sebenarnya Hana tidak mau bertemu dengan Aksa, karena hatinya masih belum siap. Dan sebenarnya kalaupun dia bertemu dengan Aksa, ini bukan waktu yang tepat dia harus muncul dan bertemu dengannya.

"Aku sudah punya janji acara lain," jawab Hana kemudian mencoba kembali melanjutkan langkah kakinya.

"Malam ini saja, besok kita sudah pulang."

Hana tidak peduli, dia terus melangkah.

"Mohon Anda bisa datang, karena mungkin ada sesuatu yang penting yang harus dia sampaikan."

Hana kemudian menoleh ke arah Daniel sambil menatap sinis.

"Sekarang untuk mengajak bertemu dia menyuruh seseorang, dia sudah berubah banyak setelah menjadi seorang Presdir," ejek Hana.

"Mungkin bukan hanya urusan pribadi saja. Kata beliau ada hal yang harus dia sampaikan sebagai seorang mantan sutradara terkait film yang Nyonya perankan."

Hana kemudian nampak berpikir lama.

"Ya sudahlah. Aku bersedia. Katakan tempat dan waktunya!"

"Pukul 19.00 di Restoran Italia Jalan Boulevard ...."

"Oke aku akan datang." Jawab Hana tanpa mendengarkan Daniel selesai bicara. Dia pun buru-buru berjalan agar cepat sampai di mobil. Dia takut kalau sebenarnya Aksa sedang berada tidak jauh dari situ.

Sementara Daniel terlihat senang karena usahanya berhasil. Dia pun kemudian segera menemui Aksa yang sedang bertemu dengan Kyle membahas pekerjaannya.

Bersambung

===Studio Author===

Jangan lupa memberi vote PS dan komen yang membangun temans!

Next chapter