Missing 6 (ESCAPE)
================
================
Eve memapah Joe perlahan menuju ke klinik Sekolah, Eve mengarahkan Joe untuk duduk di atas ranjang pasien.
Dengan segera, Eve membuka kain yang terikat di kaki Joe.
"Awwww… pelan-pelan.. ssshhhhh…" kata Joe sambil meringis menahan sakit, ia refleks menggenggam dan menahan pergerakan tangan Eve.
Eve menatap tangan Joe yang menggenggam pergelangan tangannya, mengangkat wajah dan menatap Joe…
Sejenak mereka saling menatap, tak ada yang terucap, beberapa detik kemudian, mereka saling membuang pandangan ke arah lain, lalu kembali menatap ke luka Joe.
Tersadar, Joe segera melepaskan tangan Eve seketika.
"Maaf.." kata Eve lembut sambil membuka kain di kaki Joe..
"hmmm,, sepertinya cukup parah.." ucap Eve sambil menjepit bibir bawahnya, sedikit ngeri melihat luka tembak di kaki Joe.
"Ini.. Gigit ini…!" Eve memberikan gulungan kasa kearah mulut Joe untuk di gigit..
Eve mencelupkan pingset ke alkohol untuk mensterilkannya, kemudian dengan gerakan yang hati-hati, Eve memasukan pingset kedalam luka tembak Joe untuk mencari dan mengeluarkan peluru yang bersarang di kaki Joe..
"Eeeerrrrrrggggghhhhhh…. " Joe mengerang, menahan kesakitan yang amat sangat, saat Eve memasukan pingset semakin jauh kedalam lukanya, seakan kembali mengoyak daging yang terasa berdenyut itu.
"Dapat!!!" kata Eve sambil menarik pingset lalu menunjukan peluru yang berhasil di keluarkannya..
"haaaaahhhhhh..hahahaha" tawa lega Joe.
"Kau berbakat seperti ayahmu..!" ujar Joe sambil tersenyum memuji Eve.
Eve membalasnya dengan senyuman sambil membalut kembali luka di kaki Joe.
"Kita harus bergegas pergi dari sini sebelum mereka kembali!" kata Joe yang kembali serius.
"Bagaimana dengan Dean? Aku tak bisa meninggalkannya… Bagaimana jika dia terjebak di sini?" sahut Eve dengan nada khawatir.
"kita akan mencarinya… Kamu tenanglah.. Kita pergi dahulu dari sekolah ini, dan mencari tempat persembunyian yang lain, aku juga sama skali tidak mempunyai petunjuk dimana Dean berada.."
"Sepertnya kau benar Joe.. ayooo kita pergi.." Eve kembali memapah Joe, melingkarkan tangan Joe ke pundaknya, sementara tangan kanannya memegang pinggang Joe, menopang tubuhnya agar dapat berdiri dengan baik.
Mereka berjalan perlahan menuju motor yang Eve kendarai. Sebelum pergi, Eve menutupi motornya dengan ranting-ranting pohon dengan posisi tergeletak miring di tanah.
Eve menegakkan kembali motornya, lalu perlahan mengarahkan Joe untuk naik ke badan motor, Eve membonceng Joe di belakangnya, mereka menyusuri kota, menjauh dari sekolah tersebut kesebuah rumah tua yang terlihat sangat berantakan dan berdebu.
"Hmm… Aku rasa ini adalah tempat yang paling aman untuk saat ini.. Apalagi di kota kosong ini.." ujar Eve
"Yah,,tentu saja.. tempat ini terlalu buruk untuk menjadi tempat pelarian.." sahut Joe menjawab pernyataan Eve.
"hmm… kau cepat mengerti maksudku…" jawab Eve dengan senyuman..
Mereka masuk kedalam rumah itu, membersihkannya sedikit dan duduk di sebuah Sofa.
"Kamu tunggulah disini dan beristirahat.. Aku akan mencari jalan lain untuk masalah ini.." kata Eve dengan serius
"handphoneku kehabisan battery sejak tadi malam, untuk keluar dari sini diperlukan perjalanan yang panjang,, Lokasinya terlalu jauh dengan kota atau desa yang lain. Aku juga tidak bisa menghubungi polisi…" lanjut Eve..
"Aku akan mencari makanan dan pergi mencari petunjuk,,, tunggulah disini..
"dan Akuuuu…." Eve terdiam sejenak..
"Aku, aku tak punya senjata lain,, Aku hanya punyai ini.. " Eve menyerahkan pisau yang disimpan di Betis kakinya, pisau yang di bawanya dari rumah bibi Jean.
Eve menunduk berpikir dengan Khawatir, Eve benar-benar bingung, Eve takut meninggalkan Joe sendirian dan terjadi apa-apa dengannya, apalagi kaki Joe sedang terluka, ia akan sulit bergerak, apalagi harus berlari.
Menyadari raut wajah Eve,,, Joe membuka suaranya dan berkata dengan tenang..
"Hei, Eve!.. pergilah..! aku bisa menjaga diriku sendiri…, tidak perlu khawatir.." UcapJoe sambil tersenyum memperlihatkan deret giginya.
Eve menatap Joe dengan iba…
"Pergilah… hei.. Aku janji tidak akan apa-apa.. Tenanglah.. di sini aman…" lanjut Joe meyakinkan Eve..
Eve mengangguk, Ia mengatur kembali barang-barang, dan meletakannya di bagian luar dan dalam pintu rumah itu Eve membuatnya agar terlihat seolah-olah tidak ada orang di situ, Eve menutup akses masuk dan mengganjalnya. Selanjutnya,Eve menghilangkan jejak kaki dilantai yang berdebu tersebut berjalan mundur sampai ke Motornya. Menghilangkan jejak dan tanda-tanda mereka pernah kesitu.
Eve, bergegas pergi dengan motornya…
Dalam perjalanan Eve terus berpikir,
"Hmmm,, bila aku menjadi Dean.. Apa yang akan aku lakukan..?"
"Ayo berpikirlah Eve… berpikir… " ucap Eve kembali memaksa otaknya berpikir dan menganalisa semua yang terjadi.
Begitu banyak pertanyaan yang ada dibenaknya:
"Apakah Kasus yang dikatakan Dean benar-benar adalah kasus bibi Jean?"
"Dean menelepon Joe, dan berkata ada masalah dan butuh bantuannya, tapi masalah apa??"
"Jika demikian.. Berarti Dean sudah tahu kalau kota ini kosong?"
"Atau dia juga tidak tahu apa-apa… Sama sepertiku dan Joe saat tiba disini?"
"Apa benar saat itu Bibi Jean sakit?"
"Lalu dimana paman Jim Suami bibi Jean?"
"Siapa yang menghubungi Dean dan mengatakan bahwa bibi Jean sakit?"
"Atau Dean akhirnya hanya mengarangnya? mengatakan bibi Jean sakit karena, keluhanku yang tidak ingin menerima kasus dahulu dan harus menyelesaikan Studiku? Apa karena itu, Dean tidak jadi mengatakan hal yang sebenarnya???"
"Oh Dean… Apa sebenarnya yang terjadi…???"
Begitu banyak pertanyaan yang ada di benak Eve..
Eve terus memacu motornya dengan kecepatan sedang dan berkata dalam hatinya.
"Dean… Teka-teki ini terlalu sulit bagiku jika tanpa bantuanmu.."
"Kita telah melalui banyak hal bersama… Rasanya aneh jika kali ini harus melakukannya sendiri tanpa kamu di sampingku.."
"Dan skarang aku belum punya petunjuk sama sekali…"
"Apa yang harus kulakukan Dean?"
Brrrmmmmmmm,,,trnteeteteettete,, Ckkkiiiiiiittt… Motor yang Eve kendarai tiba-tiba mogok.
"Oh, ayolah…. Please, jangan sekarang.." ujar Eve dengan raut wajah kesal.
Eve turun dan mendorong motornya, di depannya terdapat mobil-mobil yang di tinggalkan begitu saja.

Eve turun dari motornya dan berjalan memeriksa bensin di mobil-mobil tersebut, ia mengambil Selang dan Botol yang sudah ia persiapkan dari awal saat keluar dari bengkel mengantisipasi apabila hal seperti ini terjadi.
Eve membuka tangki-tangki mobil yang terbengkalai di sana, ia menyedot bensin dari mobil-mobil tersebut dan mengisinya ke motornya.
Brmmmmm… brmmmm brmmmm.. brbrbrbrbrbrbrbrbrbrbrb.
Bunyi mesin motor yang kembali hidup.
Eve tersenyum kecil, ia kembali naik kemotornya dan melaju kejalanan.
Di perjalanan tanpa arah itu, Eve melihat sebuah supermarket. Ia segera turun untuk mencari sesuatu yang dapat ia dan Joe makan.
Seperti tempat yang lainnya di kota ini, Supermarket tersebut terlihat sangat berantakan, tidak ada orang, namun beberapa product masih ada disana. Beberapa masih terpajang, dan beberapa berserakan dan jatuh kelantai.




Creeekkk… creeekkk… creeekkk…
bunyi yang dihasilkan dari kaki Eve yang menginjak kemasan-kemasan product yang berjatuhan dilantai.
Eve melangkah hati-hati agar tidak terjatuh. Terlalu banyak barang yang berhamburan di lantai itu.
Ia mengambil beberapa makanan kaleng, Snack, dan minuman yang masik utuh di sana, Eve memasukannya ke dalam kantong plastik, dan berniat kembali ke tempat Joe.
"Sebaiknya aku tidak meninggalkan Joe berlama-lama…" Ucap Eve bermonolog karena teringat pada Joe.
Namun, tiba-tiba Eve teringat sesuatu..
Ia kembali berjalan menyusuri bagian elektronik di supermarket tersebut.. Mencari sesuatu seperti Charger, Battery atau apapun yang bisa ia gunakan untuk menyalakan kembali Handphonenya..
Eve mencari dan terus mencari, tapi sayangnya Eve menemukan sesuatu yang dapat ia gunakan..
Eve menyerah dan memutuskan untuk kembali ke rumah, tempat ia meninggalkan Joe…
Eve menaiki motornya, memutar arah dan kembali melaju.
Tiba-tiba di perjalanan Eve tersentak saat melihat ada seseorang yang menyebrang jalan. Eve bahkan hampir saja menabraknya.
"Ceeekiiiitttttttttttttzzzzzzzzzzzzzzzzz" Eve mengerem mendadak. Bola belakang motornya bahkan sedikit terangkat.
Eve menyipitkan matanya, mencoba melihat siapa yang ada di depannya….
…
…
…
SIAPA kah dia??
=== TO BE CONTINUED ===
Stay tuned on THE PUZZLE GIRL