Pria itu menoleh dengan tatapan bingung, karena Marya menampakan senyum tipis yang aneh.
"Apakah kau yakin bahwa Tasia-lah yang akan menjadi istrimu untuk selamanya nanti?"
Hadyan mengerutkan dahinya, tentu itu adalah pertanyaan yang tidak ingin dan tidak dapat ia jawab. Karena kemungkinan besar jawabannya adalah 'Tidak'.
Marya tersenyum lebih lebar "Aku mengenal Tasia. Ia bukanlah gadis yang mudah mempercayai orang lain. Tasia selalu menutup diri dari orang lain bahkan terhadapku dan teman-teman yang sudah bertahun-tahun bersahabat dengannya."
Ia menatap Hadyan serius "Jangan mematok sebuah kebahagiaan pada suatu benda atau seseorang saja, Hadyan. Dunia ini terlalu luas untuk hanya mengagumi sebutir pasir di tengah pantai hingga kau melupakan indahnya laut dan langit di sekelilingnya."
"Apa maksud perkataanmu?" Tanya Hadyan tegas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com