webnovel

Bermula (awal)

Di dunia yang kutempati ini, cukup jauh berbeda dengan dunia yang lain. Kami para manusia memiliki sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Begitu pula dengan makhluk hidup yang lainnya.

Kami memiliki sebuah kekuatan khusus atau bakat. Dengan hadirnya bakat ini kami bisa mengeluarkan sebuah kemampuan atau kekuatan yang seharusnya tidak bisa dilakukan oleh manusia normal pada umumnya.

Contohnya kami bisa mengeluarkan api dan air dari tubuh. Dan kekuatan itu bisa dimanipulasi sesuai dengan yang diinginkan pemiliknya.

Tentu saja kekuatan setiap orang di dunia ini cukup berbeda, namun terkadang ada yang sama jenis kekuatannya. Hal itu bisa saja terjadi karena garis keturunan atau hanya kebetulan saja atau secara alami seseorang mendapatkan kekuatan yang sama dengan yang lainnya.

Namun di dunia ini tidak semua makhluk hidup memiliki kemampuan khusus tersebut. Ada juga makhluk hidup yang terlahir tanpa kekuatan sama sekali. Antara kekuatannya belum bangkit atau memang sama sekali tidak bisa mendapatkan kekuatan miliknya. Aku termasuk salah satu orang yang lahir tanpa kemampuan khusus.

Dengan adanya kemampuan ini kami para manusia bisa bertahan hidup dan mengerjakan perkerjaan kami lebih mudah. Mulai dari kami berinteraksi, berkerja, serta cara bertahan hidup segalanya telah jauh berbeda karena adanya kemampuan ini.

Apakah dengan hadirnya kemampuan ini membuat dunia menjadi damai dan tentram? Tentu saja tidak. Kadang juga ada manusia yang semena-mena kepada yang lainnya hanya karena kemampuannya lebih hebat dari pada yang lain. Dan kebanyakan orang lebih mementingkan dirinya sendiri.

Oh benar juga. Aku lupa memperkenalkan diriku kepada kalian semua. Perkenalkan namaku adalah Akira. Biasa dipanggil Kira. Aku adalah seorang siswa sma yang baru berumur 16 tahun. Dan aku baru saja naik ke jenjang sma.

Sekolah di duniaku ini bukan hanya sekedar untuk mempelajari pengetahuan umum. Tapi di sekolah ini juga melatih serta membantu orang-orang untuk menguasai kemampuan khusus mereka.

Dan juga sekolah bisa menjadi pemicu bagi orang yang lahir tanpa kekuatan, dapat membangkitkan kemampuan khususnya.

Itulah alasanku masuk sekolah untuk membangkitkan kemampuanku. Walau aku tidak yakin apakah nantinya akan bangkit atau tidak.

Namun setidaknya aku sudah mencoba dan bisa memperkuat daya tahan fisikku. Serta mempunyai berbagai macam pengalaman karena berada di dekat orang yang memiliki kekuatan.

Di sekolah juga melatih orang-orang agar tidak terlalu bergantung kepada kemampuan milik mereka. Jadi nantinya akan ada pelatihan yang tidak memperbolehkan kemampuan mereka terlibat sama sekali.

Jadi mereka akan berlatih layaknya manusia biasa tanpa kemampuan khusus.

Tapi entah mengapa dengan hadirnya kemampuan ini, aku memiliki sebuah firasat buruk di masa yang akan datang. Aku merasa ada sesuatu yang besar yang menunggu kami semua di masa depan.

Namun karena belum ada yang terjadi, jadi aku tidak terlalu memikirkannya. Di saat Kira sedang termenung ada seseorang yang menepuk kepala Kira dari belakang. Plak!

"Hoi Kira! Kenapa dari tadi kau termenung? Pasti lagi memikirkan perempuan ya?" ujar orang itu sambil tersenyum.

"Aduh sakitnya ... Kamu memang jahil, Petra. Akan kubalas nanti, ya," ujar Kira sambil menggosok kepalanya yang dipukul.

Oh iya. Aku lupa memperkenalkan dia. Orang yang baru saja memukulku ini adalah Petra. Kemampuan yang dimilikinya adalah Pyrokinesis. Dia mampu memanipulasi serta menggunakan kekuatan apinya sesuai dengan yang dia inginkan.

Lalu ada seorang perempuan yang datang dan menendang kaki Petra dan membuat Petra terjatuh. "Aduh" ujar Petra.

"Petra, kamu ini jangan selalu mengganggu Kira. Jahil sekali dirimu ini," ujar perempuan itu.

"Hoi! Bukannya minta maaf, malah marah-marah. Datang-datang langsung nendang orang, sinting ya?" ujar kesal Petra.

"Berisik sekali anak ini. Karena Kira temanku, tentu saja aku mementingkan kenyamanannya dari hama yang selalu mengganggu," ujar cewek itu.

"Hoho, sepertinya kamu mengajak berkelahi, ya?" ujar Petra berdiri lalu berhadapan dengan cewek itu.

"Siapa takut, sini maju!" ujar cewek itu dengan wajah sombongnya.

Plak! Plak! Kira memukul kepala mereka. "Bisakah kalian berhenti wahai dua bocah jahil? Apakah perlu segitunya kalian memperebutkan diriku," ujar Kira dengan wajah memelasnya.

"Apa kamu bilang Kira!" ujar Petra dan cewek itu bersamaan.

"Wih kompak nih, ye ...." ujar goda Kira.

"Wah, wah. Sepertinya Kira ini perlu diberi pelajaran, Ruby," ujar Petra dengan wajah kesalnya.

"Kali ini aku setuju denganmu. Apa hukuman yang bagus kira-kira untuk anak ini, ya?" tanya Ruby sambil menyeringai

"Hoi-hoi, jangan di saat seperti ini, pikiran kalian berdua baru bisa serasi, ya," ujar cemas Kira.

"Haha kami bercanda kok, Kira," ujar Ruby sambil tersenyum.

"Namun untuk saat ini saja. Untuk lain waktu yah ... Kita lihat saja nantinya," ujar Petra menyeringai.

"Oi! Apa maksudnya itu tadi?" ujar Kira.

Petra dan Ruby pergi dan mengabaikan Kira.

Sepertinya akan berbahaya jika saat ini aku berada di dekat mereka berdua. Bisa-bisa mereka mengerjaiku tanpa hati lagi. Pikir Kira.

Yang barusan tadi bergabung dengan obrolan kami, adalah temanku. Namanya adalah Ruby. Kemampuan miliknya adalah kebalikan dari kemampuan Petra, yaitu Hydrokinesis. Ruby dapat memanipulasi dan menggunakan kekuatan airnya sesuai dengan yang dia inginkan sama seperti milik Petra.

Aku bisa kenal dengan Petra dan Ruby karena mereka adalah teman masa kecilku. Kami selalu bersama hingga kami ke jenjang SMA.

Aku sudah berulang kali melihat kekuatan Ruby dan Petra yang sangat hebat. Mereka berdua dapat mengontrol kekuatan mereka dengan baik. Aku harap aku bisa memiliki kekuatan yang sama hebatnya dengan kekuatan mereka nantinya.

Karena aku sudah lama bersama dengan mereka. Jadi aku tahu betul bagaimana sifat dari kedua temanku ini.

Sifat dari mereka berdua sangat bertolak belakang satu sama lain. Bisa dibilang sifat mereka sesuai dengan sifat dari kekuatan mereka.

Petra yang selalu ceria dan bersemangat layaknya kobaran api yang menyala. Sedangkan Ruby yang selalu tenang dan diam, bagaikan genangan air yang tenang. Namun terkadang Ruby sifatnya dapat berubah seperti Petra, contohnya saat obrolan kami tadi.

Yah anggap saja sifat mereka yang sama dengan sifat kekuatan mereka itu sebagai kebetulan belaka. Atau mungkin itu memang takdir?

Seperti yang aku bilang sebelumnya. Aku baru saja masuk ke jenjang SMA. Tentu saja di sekolahku ini penuh dengan orang berkekuatan khusus. Dan aku lega karena aku bisa sekelas dengan Petra dan Ruby. Jika tidak aku tidak tahu segugup apa nantinya aku di sini.

Karena melihat Kira yang masih termenung, Ruby dan Petra kembali menghampirinya. "Kamu dari tadi kenapa termenung, Kira?" tanya Petra.

"Sepertinya yang kamu katakan benar, Petra. Dia sedang memikirkan perempuan sepertinya. Apakah ada yang kamu taksir di sekolah ini, Kira?" tanya Ruby dengan wajah penasaran.

"Kalian ini sok tahu ya. Aku enggak memikirkan apa pun. Kalian ini berpikir berlebihan sekali," ujar Kira.

"Hm, yah baguslah kalau memang begitu," ujar Petra lalu Ruby mengangguk.

Next chapter