2 The Police (Part 2)

Cast :

- IPDA Diva Wijayanto (Anggota Polisi) Inspektur polisi dua

- AKP Raka Subrata  (Anggota polisi) Ajun Komisaris Polisi

- Briptu Riri Cristiany (Anggota polisi)

- Briptu Tegar  (Anggota Polisi )

- Bripda Deden (Anggota Polisi )

- Lily

- Profesor Rudi dan istrinya Nyonya Rudi

- Tio Prakoso (pelajar SMU Elite)

Panji, Tia, Yudi, Diki, Reza, Fanny (teman SMU Tio)

Familly's Diva

AKBP Wijayanto atau Yanto (daerah Sulawesi) #Ayah Diva

Familly's  Tyo

AKBP Bima Prakoso #Ayah Tio/atasan Diva

Nyonya Prakoso# Ibu Tio

–> Cerita ini hanyalah sebuah imaginasi meskipun tak menutup kemungkinan terjadi dalam dunia nyata (apa yang kita anggap fiksi sebenarnya sudah banyak terjadi), jika ada kesamaan kisah, hanyalah faktor ketidaksengajaan. Say no to plagiat!!!

***___***___***

"Diva kau mampu menjinakannya?" tanya atasannya

"Akan aku usahakan, pak" jawab Diva pada alat pendengarnya.

Diva teringat tentang kode itu, kabel warna merah dan hijau harus di potong, dan waktu yang tersisa 3 menit lagi, dan Diva memotong kabet itu sambil menutup mata... Krek tapi____ kenapa? angka itu belum berhenti... 2 menit lagi... Diva pun teriak pada semuanya

"Tinggalkan area ini, Bom tidak bisa di jinakkan... semua petugas berhamburan keluar menyelamatkan diri dari area parkir, dan sedetik kemudian terdengar bunyi ledakan yang sangat keras...bunyi bom itu

Akkkhhhaaaaaa

DiiiiivaaaAAAA teriak Pak Bima........

Ledakan itu membuat guncangan yang cukup keras, tapi tidak membuat gedung itu runtuh, asap mengepul dan menimbulkan api dari dalam area parkir, pemadam kebakaran pun telah datang dan langsung mematikan api tersebut.

"Cepat cari Inspektur Diva di dalam!" teriak AKBP Bima Prakoso

"Baik, Pak."

"Ya, Tuhan  semoga, gadis itu selamat...." gumam Pak Bima.

"Kita sudah menemukannya? Panggil petugas medis? Teriak seorang anggota polisi, Diva pun langsung di bawa ke Rumah Sakit Kepolisian.

"Diva bertahanlah!" ucap Pak Bima

****

Di rumah sakit, Raka yang baru tiba langsung menuju ruang tempat dimana Diva ditangani, dia melihat atasanya AKBP Bima Prakoso, tidak lupa Raka memberi hormat pada atasannya itu. Dan menanyakan keadaan Diva. Pak Bima menjelaskan kejadian kronologinya, bahwa Diva gagal menjinakkan bom yang terakhir, sekarang Diva masih di periksa dokter berdoalah agar dia tidak apa-apa.

Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka dan dokter pun keluar bersama dengan seorang perawat.

"Dokter, bagaimana keadaan pasien saat ini?" Tanya Raka.

"Syukurlah ini keajaiban, dia tidak terluka parah hanya tangan kirinya yang patah dan pelipisnya terluka, pasien sedang istirahat setelah siuman dia bisa di bawa ke ruangan perawatan". Tutur sang Dokter.

"Boleh saya melihatnya?" Tanya Raka.

"Silahkan!"

"Diva, kau selalu membuatku takut, aku takut kehilanganmu. Ucap Raka dalam hati.

Setelah Diva siuman pihak rumah sakit memindahkan Diva ke ruangan perawatan.

"Diva, kau tidak apa-apa kan?" tanya Raka dan atasannya

"Aku tidak apa-apa kalian tidak usah kawatir, Maaf ini salahku, aku tidak bisa menyelesaikan tugas dengan baik". Ucap Diva menyesal.

"Tidak, ini adalah kecelakaan kita tidak tahu apa yang akan kita alami, kau tidak salah". ucap Pak Bima

"Apa ayahku tahu tentang keadaanku?" Tanya Diva.

"Ya, aku sudah menghubungi ayahmu, malam ini dia akan tiba di Jakarta". kata Pak Bima.

"Baiklah kalau begitu Raka, Diva Bapak  harus kembali ke Markas".

"Baik, Pak terima kasih". ucap Raka dan Diva.

"Raka, besok kan kau akan ke Makasar, kenapa masih di sini?"

"Aku ingin menunggumu sampai sembuh". Ucap Raka.

"Raka, itu kan tugas, kau harus menomor satukan tugas yang di berikan". Ucap Diva.

"Aku mengerti, lagi pula tugas aku di undur sampai tidak tahu kapan waktunya, jadi aku bebas sekarang".

"Raka?

"Apa?

"Kita harus siap mereka telah menyatakan perang pada kita, aku tidak tahu motif mereka apa, apa ini sama dengan komplotan yang mengincar software itu?"

"Sudahlah aku yang akan menangani kasus ini, kau pikirkan kondisimu.... bagaimana?"

"Huh... tanganku sekarang di bebat tidak bisa di gerakan, apa aku kelihatan kacau?"

"Haahaa ku tetap terlihat cool..... walaupun wajahmu pucat, kalau kau tersenyum kau terlihat cantik".

"Gombal, hahaha, sepertinya dalam beberapa hari ini aku izin sekolah."

"Kau cemas dengan bocah itu?"  "Tidak, aku sebal dengannya, masa baru pertama kali masuk, aku sudah di kerjai...hah lucu sekali...

"Tapi Ka, aku masih cemas dengan keselamatan Lily".

"Kau kerahkan anak buahmu untuk menjaga Lily".

"Apa itu tidak membuat anak itu seperti terkekang (di penjara_tdk bebas)

"Dia pasti mengerti".

Beberapa saat kemudian datanglah bawahan atau Diva sebut sahabat-sahabatnya yang seumuran walaupun mereka jauh pangkatnya di bawah Diva, Diva selalu menganggap mereka sebagai sahabat di luar tugas tentunya. Briptu Riri Cristiany, Briptu Tegar, Bripda Deden dan Briptu Windi Kinanti, mereka berempat adalah sahabatnya dalam suka maupun duka.

"Aku kaget sekali mendengar kejadian yang menimpamu Div." Kata Briptu Riri

"Syukurla kau selamat." kata Briptu Windi

"Terima kasih kalian telah mengkawatirkanku".

"Aku selalu mengagumimu Ipda Diva". Puji Briptu Tegar.

"Haha kau juga hebat, Tegar....."

"Diva kami telah menjalankan tugas sesuai perintahmu, benar ada pergerakan mengenai komplotan hitam, mereka semakin merajalela melakukan aksi-aksinya, susah sekali mendapatkan informasi tentang komplotan itu, mereka sangat profesional, mungkin mereka memiliki alat canggih yang sulit terdeteksi oleh kita".

"Terima kasih kalian sudah bekerja keras". "Itu sudah menjadi tugas kita". Ucap teman berprofesinya.

3 hari kemudian

Di kediaman Pak Bima

"Tio, kau punya teman baru kan?" tanya Ayahnya basa-basi.

"Dia sedang sakit". "Maksud Ayah?"

"Anak itu bernama Diva, kau mengenalnya?

"Di-va? apa Ayah mengenal gadis itu?

"Tentu saja Ayah mengenalnya, dia teman ayah..."

"Apa teman Ayah aku tidak percaya seorang pejabat kepolisian berteman dengan seorang siswi SMU, itu kan aneh".

"Menurut ayah itu tidak aneh, dia baik, tegas, pintar dan lucu,  eh juga cantik".

"Jangan-jangan Ayah suka padanya?" 

"Hahaha... masa Ayah suka dengan gadis SMU, ayahnya sangat baik ".

"Oh, rupanya apa dia maksudku ayahnya Diva, polisi juga".

"Tentu saja, dia sahabat ayah".

"Oh, hampir lupa tadi Ayah bilang Diva sakit apa?"

Ah, itu__susah di jelaskan dia kecelakaan di Mall, kau pasti sudah mendengar beritanya di televisi kan, pemboman yang terjadi di sebuah mall.

"Ngapai dia pergi ke mall segala, kabur dari sekolah pula...gadis yang aneh".

"Dia sedang kerja."

"kerja apaan?" Tanya Tio

"Sudahlah ceritanya panjang nanti juga tahu, yang terpenting kau harus baik padanya jangan macam-macam... atau kau tidak akan tahu akibatnya kalau kau macam-macam".

"Maksud Ayah....". "Dia sabuk hitam karate sekaligus instruktur karate".

"Apa? gadis itu apa lagi yang aku tidak tahu? Pantas saja pukulannya keras sekali, ah menngerikan sekali."

"Lalu apa saja yang ayah ketahui tentangnya?"

"Cuma itu?"

"Sudah besok kau jenguk Diva....Ayah tidak mau tahu kau harus ke rumah sakit."

di rumah sakit tempat Diva di rawat.

"Kenapa harus di rawat di RS Kepolisian?" Gumam Tio. Tio langsung masuk ke ruangan dimana Diva di rawat, tentu saja Tio tahu dimana kamar Diva di rawat dari Ayahnya. Tio lalu membuka gagang pintu dan masuk ke dalam...

"Ngapain loe kemari?" Tanya Diva ketus.

"Gue mau jenguk loe, coz loe sakit, tadinya gue males kemari ya itu dipaksa Bokap". jelas Tio.

"Gue ga apa-apa, bentar juga gue pulang dari sini".

"Oh, itu tangan loe apa ga sakit di bebat gitu, makanya jangan kabur dari sekolah jadi begini deh"

"Loe tahu apa tentang gue? loe itu masih anak bau kencur, masih tergantung sama orang tua dan suka buat susah Bokap and Nyokap loe".

"Haahaaha----Cuma loe yang berani ceramahin and membentak gue, loe itu siapa sih tau bokap gue".

"Tanya aja sama Bokap loe". Jawab Diva ketus.

Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah seseorang.

"Diva, kau pasti lapar ya? aku bawakan ini kupat tahu kesukaan kamu". Kata orang berseragam polisi.

"Thank you Mr.Raka". "Dia bocah berandalan itu?" Tanya Raka.

"Ya, bisa kau lihat kan tampangnya menyebalkan.

Raka lalu memperkenalkan diri pada Tio "Kenalkan aku Raka, sahabat Diva, kau Tio kan putra AKBP Bima Prakoso?

"Iya, bener bagaimana loe bisa tau Bokap gue? Loe anak buah Bokap gue kan?" tanya Tio.

"BINGGO".

"Raka besok kan kamu berangkat ke makasar? Kenapa masih ada di sini?"Tanya Diva.

"Itu_kamu kan sakit sebagai sahbatmu aku harus ada di sampingmu ok, Diva aku mohon padamu jangan terus menghampiri bahaya aku sangat takut, sangat takut kehilanganmu, biarlah oreng lain yang melakukannya".

"Kau tahu kan itu sudah menjadi tugasku".

"Iya, tapi itu sangat berbahaya, bagaimana kalau kau___

"MATI, Tuhan tidak semudah itu mengambil nyawaku sebelum komplotan itu tertangkap".

(ngomong apaan sih mereka, tugas, komplotan, bahaya, mati, gue kaya orang idiot saja di sini lebih baik gue pulang)

"Gue, pergi!" Teriak Tio yang dari tadi di diemin/ dikacangin.

"Hey, Tio tunggu". Raka mengejar Tio "Kita bicara sebentar".

"Aku ingin kau menjaga Diva, sebenarnya dia gadis baik, yah sedikit pemarah sih".

"Kenapa harus gue emangnya gue babysisternya apa?"

"Hahaha...kau memang mirip dengannya".

"Mirip apanya yang mirip dengan gadis aneh dan jutek itu, eh gue penasaran apa pekerjaan Diva sebenarnya ngapai dia datang ke mall itu dan terluka oleh bom gue ngga ngerti".

"Kamu juga nanti akan tahu, jangan pikirin hal-hal itu yang penting kamu belajar yang rajin, kau juga punya cita-cita yang ingin kau capai kan?".

Bersambung.....

Revisi

Semarang, 16 September 2019

avataravatar