webnovel

Mengusik

Kalau ku tanya,jika Kau mendorong seseorang tapi Kau berpura-pura jatuh dan Kau lahyang duluan berteriak "Aaw..",menurutmu siapa yang akan di nilai sebagai pelaku?tentu orang yang kau dorong,menyebalkan memang,tapi begitulah dunia berjalan,maka jangan heran jika sebahagian besar orang di balik jeruji besi adalah korban hasil fitnah,atau selama ini yang dihukum masa bukan lah pelaku aslinya,itu semua karena dunia hanya ingin melihat apa yang ingin mereka lihat.

Di umurku yang ke dua puluh ini,jujur saja Aku sering melihat hal ini terjadi,bahkan menjadi korban,tapi apalah daya,dari dulu perempuan memang sering di diskriminasi kan,bahkan antar sesama perempuan masih saling menindas satu sama lain,menyedihkan.

"Stasiun Manggarai,Manggarai Station..."suara pengeras suara di dalam kereta membuatku terbangun,padahal masih ada lima stasiun lagi sampai ke stasiun tempat biasa Aku turun.Hei..di mana buku puisi itu?Aku melihat sekeliling dengan harapan menemukan nya,atau jangan jangan ia jatuh dari tangan ku saat tertidur tadi,waduh...gawat!

"Mbak?lagi mencari buku ini ya?"tanya seorang laki-laki di sebelahku yang kira-kira sama umur nya dengan ku sambil menyodorkan buku yang kucari,

Aku menatap nya kaget lalu mengambil buku itu,

"Ah iya mas,kok bisa ada di mas?tanyaku,

"Oh,tadi jatuh,hampir ter-tendang keluar,jadi buru-buru Saya ambil sebelum jatuh"ucap nya ramah,

"Ooh..terima kasih mas"ucapku,Aku segera mengecek apa kah ada halaman yang basah atau robek,

"Gak kenapa-kenapa kok buku nya,tadi Saya cek"ucap pemuda itu lagi,

"Puisi-puisi nya bagus mbak"ucap nya,

"Memang,tapi ini bukan karya Saya"ucapku,

"Lho,karya siapa dong?"tanya nya,

"Teman lama yang sudah tiada"ucapku,

"Ya ampun,maaf mbak,Saya gak bermaksud bikin mbak sedih,tapi kalo boleh Saya tahu,kapan meninggal nya ya?"tanya nya,

"Saat Kami berumur sebelas tahun"ucapku,

"Hah,umur sebelas tahun bahasa dan kekayaan kosa kata nya sudah begitu banyak?"ucap nya kagum,

"Stasiun Klender,Klender Station..."bunyi pengeras suara di dalam kereta,

"Kalau begitu Saya duluan ya mbak"ucap nya lalu bangkit dari kursi dan berjalan keluar gerbong.

. . .

Aldi,kini sudah sembilan tahun semenjak kepergian mu,dan Kau benar,kini Aku telah sampai pada waktu dimana Aku benar-benar membenci karangan bunga,melihat karangan bunga mengingatkan ku tentang hari kepergianmu,walau begitu,setiap tahun ku taruh buket bunga di atas makam mu.

-10 tahun yang lalu

"Hei Aldi,kenapa Kau tidak belajar bela diri saja?"tanyaku,

"Memang nya kenapa?"tanya Aldi balik,

"Itu akan lebih membantuku di sekolah nanti nya jika Aku di ganggu di kemudian hari"ucap ku,

"Kau yang sekarang sudah terbiasa di ganggu buat apa ku tolong di kemudian hari jika Kau di ganggu lagi?apakah ada perubahan jika orang tenggelam terkena hujan?"ucapnya,

seketika aku yang masih sepuluh tahun itu terdiam,bagaimana ia berpikir sejauh itu?semenjak itu Aku selalu ingat kalimat tersebut,Aldi bukan bermaksud untuk menyuruhku pasrah bila di ganggu,tapi ia ingin mengatakan bahwa Aku harus nya kuat dengan situasi yang sudah biasa Aku alami dan bahkan mencoba "Berenang Ke Atas" dan menyelesaikan masalahku sendiri.

Next chapter