webnovel

Bab 18 - Cemburu

"Sarah itu mantan pacar gue" Ucap Ferrel tersenyum lebar.

What? Mantan pacar? Pacaran juga nggak, gimana bisa langsung jadi mantan pacar. Si Ferrel ngomong apaan sih? Ngapain juga pake ngomong kayak gitu segala? Gerutu Sarah dalam hati.

Ferrel adalah teman baiknya Reno, kakak Sarah. Karena usianya yang hanya terpaut dua tahun dengan Reno, Sarah hanya memanggil Kakaknya itu dengan namanya saja. Sarah merasa aneh jika dia harus memanggil Reno dengan sebutan Mas atau Kak. Dia lebih suka memanggil Kakaknya itu dengan Reno saja. Begitu pun dengan Ferrel.

Waktu Sarah masih SMP dulu, Ferrel suka main ke rumah Sarah. Dia dan Reno dulunya senang sekali mengerjai Sarah. Sarah sampai dibuat menangis oleh keisengan mereka berdua.

Dari dulu sampai sekarang Reno dan Ferrel masih berteman baik. Sudah lima tahun Sarah tidak melihat Ferrel. Dia terakhir bertemu dengan Ferrel pada saat di Bandara lima tahun lalu. Itu juga karena Sarah dan Ferrel sama-sama mengantarkan Reno yang akan berangkat ke Belanda untuk mengambil S2-nya disana. Dari situ Sarah sudah tidak pernah bertemu dengan Ferrel lagi. Sarah tidak menyangka ternyata Ferrel adalah anggota The Storm.

Sarah dan Ferrel dulu sempat dekat. Sarah dulu pernah menyukai Ferrel. Sarah juga tahu bahwa Ferrel sempat menyukainya. Sarah pernah berpikir bahwa Ferrel akan menyatakan perasaannya kepada Sarah. Tapi sayang, Ferrel tidak pernah menyatakannya. Sarah pikir mungkin dugaannya tentang perasaan Ferrel kepadanya salah. Mungkin Ferrel hanya menganggapnya sebagai seorang adik saja.

Sarah bisa melihat bahwa Angga dan Daniel menatap Ferrel dengan tatapan tidak percaya. Sarah juga sempat melirik Brandon. Dia bisa melihat bahwa Brandon menggertakan giginya berusaha menahan emosinya itu. Dan Ferrel malah hanya tersenyum lebar menatap mereka. Sarah tidak tahu apa yang sedang di rencanakan Ferrel saat ini sampai mengatakan hal seperti itu.

Selama Sarah mengenal Ferrel, dia tahu bahwa Ferrel senang sekali mengerjai orang. Sama seperti saat ini.

"Ngomong apa lo barusan?" Sahut Brandon yang sudah menatap Ferrel dengan tatapan siap untuk membunuh.

Dalam dua minggu ini Sarah mengenal Brandon, dia tahu bahwa Brandon itu over protective. Setiap kali Brandon bertemu dengan Sarah dan ada orang yang hanya sedikit saja melirik atau berbicara dengan Sarah, Brandon akan berubah seperti induk singa yang sudah sangat siap memangsa lawan yang ada di depannya.

"Gue bilang kalo Sarah itu mantan pacar gue, Brand" Balas Ferrel acuh tak acuh.

"Kapan?" Tanya Brandon menoleh memandangi Sarah.

"Kapan apa?" Balas Sarah bingung. Dia tidak tahu apa maksud pertanyaan Brandon itu.

Sarah ingin mengatakan kepada Brandon bahwa Ferrel bukan mantan pacarnya. Tapi Ferrel dari tadi mengirimkan sinyal lewat matanya pada Sarah untuk tidak mengatakannya.

"Kapan?" Tanya Brandon lagi lebih kepada Ferrel. Sarah bisa melihat dari mata Ferrel dan senyumnya bahwa Ferrel sedang merencanakan sesuatu. Sarah hanya bisa berharap agar Ferrel tidak mengatakan sesuatu yang bisa membuat Brandon marah.

"Dulu waktu gue SMA. Sarah itu cinta pertama gue" Ucap Ferrel terdengar sedang bernostalgia.

Sarah hampir saja percaya bahwa Ferrel sedang serius mengatakannya. Tapi begitu melihat senyum liciknya kembali lagi menghiasi bibir manisnya itu, Sarah langsung menggelengkan kepala.

Angga dan Daniel yang hanya diam menatap dan mendengar mereka bertiga langsung melotot matanya begitu mendengar pengakuan dari Ferrel. Ekspresi mereka berdua terlihat begitu priceless. Sarah sampai tertawa keras melihat ekspresi mereka berdua.

Empat pria tampan tersebut langsung menatap Sarah dengan tatapan aneh begitu Sarah mulai tertawa. Tawa Sarah semakin keras begitu melihat mereka berempat menatap Sarah dengan tatapan menatap seseorang yang terlihat sedang melihat sesuatu yang sangat menggemparkan. Mungkin karena Sarah sedang hamil sampai emosinya bisa seperti ini.

"Lo kenapa ketawa kayak gitu, Sar?" Tanya Daniel menatap Sarah penasaran dan bingung.

Sarah sampai mengeluarkan air matanya. Dia kemudian mengusap air matanya lalu berkata "Gua nggak kenapa-napa kok. Gue baru tau kalo lu berempat ternyata lucu banget"

Angga langsung membalas Sarah dengan cepat "Tampan, ganteng dan sexy kali yang lo maksud, Sar" Ucap Angga dengan senyuman yang bisa memikat semua wanita. Sayang, Sarah kebal dengan senyuman seperti itu.

Daniel yang mendengar perkataan Angga tersebut langsung memukul kepala Angga dengan pelan "Ganteng sama tampan udah sama kali, oon. Elo bukannya tambah pinter malah tambah bego"

Brandon mendengus meledek sedangkan Ferrel hanya tersenyum menatap anggota band mereka itu.

Karena kasihan melihat Ferrel yang di tatap seperti orang yang ketahuan mencuri oleh Brandon, akhirnya Sarah ikut Campur. Dia tidak mau kalau Brandon sampai salah paham akan hubungannya dengan Ferrel.

"Gue nggak pernah pacaran sama Ferrel. Dia itu teman baik Reno" Jelas Sarah.

Brandon malah terlihat semakin marah. Dia kemudian menoleh dan menatap Sarah dan berkata "Siapa juga si Reno? Mantan pacar kamu yang sebenarnya?" Tuntut Brandon menatap Sarah lekat-lekat.

"Tenang Brand, Reno itu Kakak-nya Sarah" Jelas Ferrel mencoba menenangkan Brandon yang terlihat sudah hampir meledak itu "Ngomong-ngomong muka lo nggak cocok sama warna ijo" Tambah Ferrel. Brandon langsung menatap Sarah dengan tatapan menyesal. Sarah balas menatapnya dengan tatapan tidak sudi.

Sarah mengerutkan keningnya begitu menyadari apa sebenarnya maksud kalimat terakhir yang di ucapkan Ferrel kepadanya.

Nggak mungkin si Brandon cemburu. Desah Sarah dalam hati.

Ferrel akhirnya menjelaskan semuanya. Dia menjelaskan kepada Brandon kenapa dia sampai berkata seperti itu. Dia hanya ingin melihat reaksi dari Brandon. Ferrel juga berkata bahawa Brandon itu sifatnya sedikit seperti anak kecil. Brandon mengamuk begitu dikatakan seperti anak kecil.

Sarah bahkan tidak tahu bahwa Ferrel itu ternyata anggota bandnya The Storm. Dari dulu Ferrel dan Reno memang suka main musik, tapi Sarah tidak tahu kalau Ferrel ternyata meneruskan kegemarannya itu sampai bisa seperti sekarang ini.

Setelah Sarah bertemu secara langsung dengan semua anggota The Storm, dia merasa bahwa tidak semua yang dikatakan public itu benar. Buktinya mereka berempat tidak terlihat seperti apa yang di label-kan public kepada mereka.

Mungkin, di balik sikap arogan mereka berempat ada sesuatu yang lembut tersembunyi di hati mereka. Sama seperti sekarang ini. Sarah bisa melihat bahwa empat pria tampan yang ada bersamanya ini terlihat seperti pria-pria pada umumnya yang hanya ingin hidupnya normal selayaknya pria-pria biasa.

*********

Next chapter