webnovel

Murid Baru

Happy reading guys!! Hope you like this chapter🤗

Samuel Megantara. Si gunung es berjalan dengan sejuta pesona yang ia bawa. Kini sedang terlelap di bangkunya. Mau tau dimana letak bangkunya? Ujung kiri, barisan kedua dari belakang. Sangat strategis untuk menjadi tempat tidur bukan?  Dibelakangnya ada Wildan, dan Rania. Disamping di depannya Gesang, dan pipit. Di samping kanannya Alex, dan keysha. Semua berpasangan dengan lawan jenis. Jangan salah sangka dulu. Itu diatur agar tidak menimbulkan kegaduhan saat belajar. Hanya Samuel saja yang duduk sendirian. Bukan karena tidak ada yang mau duduk dengannya, justru banyak cewek yang mengantri ingin duduk bersamanya. Namun, ia yang menolak. Baginya, cewek itu cerewet, ribet, dan ia tidak suka diganggu.

"Sam, bangun. Bu Cucu datang." Wildan menggoyang-goyangkan kursi Samuel. Bukan Samuel namanya jika dibangunin langsung bangun. Hanya gumaman yang Samuel ucapkan. 

Bu Cucu mulai mengabsen, dan Bu Cucu punya cara mengabsennya sendiri. Jika guru-guru lainnya akan mengabsen dari abjad A-Z maka Bu Cucu akan mengabsen dari abjad Z-A yang berarti mengabsen dari urutan terakhir.

"Samuel Megantara,"

"___"

"Samuel Megantara," untuk panggilan kedua kalinya, Sam masih nyenyak dengan tidurnya. Jelaslah. Wildan yang membangunkan Sam dengan menggoyangkan kursinya saja hanya dibalas dengan gumaman apalagi Bu Cucu yang dari depan, jangan harap. Wildan melemparkan tipe-ex milik Rania ke punggung Sam, apa yang didapat? Hanya gumaman lagi. Bu Cucu yang melihat Sam masih tertidur mau tidak mau harus menghampiri muridnya ini.

Setelah sampai di meja Sam, Bu Cucu menduduki bangku kosong disebelah Sam. Ia mulai membelai rambut Sam dengan pelan. "Samuel masih mau tidur?"

Inilah alasan mengapa murid-murid SMA Ghanesa mengidolakan Bu Cucu. Beliau tidak akan membangunkan muridnya dengan kasar. Ia punya caranya sendiri. Samuel yang merasa terganggu tidurnya akhirnya terbangun. Ia melihat Bu Cucu tersenyum kepadanya, lalu Sam membalas senyum itu sangat tipis bahkan tak terlihat.

"Lain kali, kalau tidur jangan terlalu malam ya." Bu Cucu memiliki cara sendiri untuk mendidik murid seperti Samuel. Jika ia memberitahu secara keras, maka muridnya ini akan membalasnya dengan keras juga. Maka ia harus menggunakan cara lembut. Setelah itu ia kembali mengabsen dan membiarkan Sam untuk mengembalikan nyawanya terlebih dahulu. Setelah mengabsen, Beliau mulai memberikan penjelasan mengenai pergaulan remaja. Dari topik yang akan dibahas oleh Bu Cucu sudah dapat disimpulkan bahwa ia adalah seorang guru Bimbingan Konseling. Namun, saat dipertengahan pembahasan ia harus menghentikannya terlebih dahulu karena Pak Widarminto selaku kepala sekolah datang dengan membawa seorang gadis. Berbagai macam tebakan mulai menghujani otak anak 12 IPS 2

"Dia anak baru?"

"Bukannya kalau kelas dua belas udah gak terima murid pindahan lagi?"

"Dia dari SMA mana ya?"

Bu Cucu menyambut dengan hangat murid baru tersebut. Ia mempersilahkan murid itu untuk memperkenalkan diri.

"Selamat pagi semua. Kenalin nama saya Elrain Alexandria. Kalian bisa Panggil saya Rain. Semoga kalian bisa nerima aku dengan baik. Terimakasih." Setelah perkenalan singkat, Rain dipersilahkan untuk duduk di bangku kosong samping Samuel. Setelah sekian lama, akhirnya Sam memiliki teman sebangku.

"Hai, gue Rain." Sapa Rain dengan mengulurkan tangannya.

Namun balasan Sam membuat Rain tercengang. "Gak usah berisik."

🍫🍫🍫

Rain memasuki rumahnya yang sangat sepi. Tidak ada keharmonisan, canda tawa, dan kasih sayang lagi yang sering didapatkannya dulu, sebelum kedua orang tuanya meninggal. Rain menatap bingkai foto  besar yang melekat di dinding. Disana, ada Mama, Papa, dan Abang, dan dirinya. Tak terasa air mata Rain mengalir.

"Mah, Pah, Bang, Rain Rindu kalian." Segera Rain menghapus kasar air matanya. Ia harus kuat. Enggak boleh cengeng. Segera Rain meninggalkan ruang keluarga itu dan masuk kedalam kamarnya. Rain memilih untuk tidur agar mempunyai cukup energi saat bekerja nanti malam.

Di umur belasan ini, ia harus terpaksa untuk mendewasakan diri. Enggak ada lagi Rain yang manja pada Mama setiap saat. Enggak ada lagi Rain yang selalu merengek pada Papanya ketika abangnya memulai aksi jahil. Enggak ada lagi Rain yang selalu meminta abangnya untuk menemani ketika ia ke toko buku. Semua sudah beda.

Dilain tempat, Sam yang baru saja memarkirkan motornya di garasi rumahnya, mengerenyit heran. Mobil siapa ini, batin Sam. Samuel segera memasuki rumahnya tak lupa ia mengucapkan salam. Namun, saat ia melihat siapa yang datang kerumahnya, membuat mood Sam jelek. Lagi, orang itu datang kembali.

"Untuk apa anda kesini?" tanya Sam to the point. Tidak ada basa-basi sebagai pembuka.

"Sam ... bunda selalu ngajarin sopan santun ke kamu kan?" Bunda meletakkan secangkir teh dan mempersilahkan tamunya ini untuk meminumnya.

"Bunda nyuruh Sam buat sopan ke dia?" tunjuk Sam pada tamu tersebut.

"Gak salah,Bun? Atau bunda udah lupa kalau dia□"

ucapan Sam berhenti saat melihat sorot mata bunda yang seakan mengatakan sudah nak, hentikan.

Sam mendengus kesal. Ia langsung menaiki tangga dan ketika sampai di anak tangga terakhir, kata-kata maut Sam keluar.

"Jika anda punya malu, saya harap anda segera keluar. Masih ingat letak pintu dimana 'kan?" Sam tersenyum sinis saat tamu bajingan Bundanya itu melihat kearahnya.

🍫🍫🍫

Yey part 1 sudah publish🎉🎉

Gimana kesannya untuk part 1 ini?

Oh iya, Guru BK kalian sebaik Bu Cucu nggak?

Atau malah galak?

Dont forget vote and coment🤗

Salam

KharismaPtr