webnovel

Kotor

Lia merasa aneh dengan tubuhnya, tubuhnya sama sekali tidak bisa di gerakan, bagai sedang di terkam oleh harimau buas yang sedang berusaha menelan mangsanya bulat bulat.

   Lia merasa kesakitan yang mendalam, hanya bisa merintih, tak tahu apa yang sedang ia alami saat ini, "Sakit....." Rintih lia.

  Lia perlahan berusaha membuka matanya,  samar samar terlihat oleh mata lia yang berwarna biru, seorang laki laki tampan, yang kini tengah membuat lia merasakan surga dunia yang tiada tara.

    

  Setetes air mata jatuh dari mata lia yang bulat, bulu mata lia yang panjang mebuat air matanya cepat jatuh ke pipinya.

  Lia bukan tak suka, ini adalah rasa yang tak pernah dia dapatkan sebelumnya, hanya saja semua ini bukan keinginannya, rasanya nikmat, tak ada yang bisa mengantikan tapi sekali lagi ini bukan keinginannya.

  Lia hanya diam, dia tak bisa mengelak apapun yang terjadi sekarang, dia hanya bisa menangis tanpa suara pasrah akan takdir yang mengalir mengatakan bahwa semua ini telah direncanakan.

   ****

  Secerca sinar menyorot wajah lia yang tengah terlelap dalam mimpi, sinar mentari membuat kecantikan lia semakin terpancar, karena memang sejatinya lia adalah wanita cantik yang bergelimang harta.

  Lia membuka matanya, mendudukan tubuhnya diatas kasur yang ia tiduri, lia bernafas sambil terengah engah, seperti sedang di kejar oleh hantu di siang hari. keringat bercucuran di seluruh tubuh lia. Lia menepuk dahinya, merasakan sakit yang teramat hebat di bagian kepalanya.

    Lia menatap sekeliling ruangan, terasa asing di mata lia, "kamar siapa ini?" Tanya lia, kemudian lia merasakan sesuatu yang aneh, dan benar saja dirinya kini sedang berada dalam keadaan yang tidak baik baik saja.

   Mencoba menenangkan dirinya sendiri, ketika melihat hal yang paling menjjijikan dalam hidupnya, bukan,bukan hal ini yang lia inginkan, lia membungkam mulutnya sendiri, walau dia tahu bahwa kini dirinya tak bisa menahan air mata untuk tidak menangis.

  Harapannya pagi ini dia bisa melakukan hal seperti biasanya, nyatanya hal semalam bukanlah mimpi belaka, ini kenyataan dan semua adalah takdir.

  Sambil terus menangis, lia berusaha untuk membuat dirinya terlihat lebih baik, dengan apapun caranya, termasuk mencari pakaian yang layak untuk dia gunakan, hatinya hancur, sangat, karena tahta yang selama ini dia jaga harus hilang begitu saja.

   Sesudah selesai memperbaiki dirinya, lia memutuskan untuk segera pergi dari tempat terkutuk ini, tidak ada yang sanggup bertahan terlalu lama dalam tempat kelam yang penuh dengan kemaksiatan ini.

    Tapi saat membuka pintu kamar, lia melihat seorang laki laki berjas yang sedang duduk di sebuah sofa yang cukup besar, berwarna emas.

Lelaki itu menatap lia dengan tatapan yang sama seperti tatapan semalam yang ia berikan pada lia, tajam, dingin, tapi sama sekali tidak membuat lia ketakutan atau merasa bergetar, lia malah membalas tatapan itu dengan hal yang sama.

     Lia mencoba tak peduli dengan lekaki itu, dengan terus berjalan pergi melewati dengan santainya tanpa ada rasa takut sedikitpun, saat hendak pergi tangan lia di tarik oleh laki laki itu, sampai tubuh lia berada di pangkuan lelaki itu.

    "Kau sudah bangun." Lelaki itu menyentuh pipi lia dengan begitu lembut. "Kau siapa? kau tak berhak bertanya seperti itu!" Lia marah dan menepis tangan laki laki itu dari pipinya yang halus.

   Lelaki itu tertawa dingin, bibirnya yang bagus tertarik oleh urat membuat sebuah lengkungan mirip bulan sabit, yang sangat manis dan seksi.

  Lia semakin jengkel, dengan lelaki itu, lia berusaha melepaskan pegangan laki laki itu. "Lepas!lepas!" lia meronta berusaha melepaskan dirinya, Namun gagal.

  "Kau!!!" Lia menajamkan matanya menatap sangar pada lelaki yang ada dihadapannya kini, menyatakan bahwa dia sudah lelah dengan semua ini.

"Semua usaha mu gagal! kau tidak akan pernah lepas dariku!" Lelaki itu menyombongkan diri, tak lupa dengan sebuah seringaian yang menakutkan.

  "Apa sudah tidak cukup untukmu sudah merusak hidupku! kau sudah mengambil seluruh kebahagiaan ku!" Lia berteriak kearah laki laki itu, nafas lia terengah-engah tenaganya sudah habis karena jujur saat ini dia merasa sangat lemas.

  Lelaki itu kemudian tersenyum kecil, tak lama mulai melakukan hal gila yang sama seperti semalam pada lia, dia membuat lia merasakan surga dunia yang begitu didamba oleh banyak orang, merasa terbang ke awan hingga tak bisa menyentuh daratan, hatinya melayang mencoba menolak setiap kenikmatan yang lelaki ini berikan.

  Walau sekuat apapun lia menolak, dia tidak akan bisa, dia hanya manusia biasa, jika terus seperti ini lia akan terbawa pada permainan kepuasan yang ditawarkan oleh sang pria, membuat lia tak tahan untuk menolaknya.

   Lelaki ini seakan sangat handal membuat lia berteriak, untuknya teriakan lia adalah sebuah bukti bahwa dirinya berhasil membuat sebuah kenikmatan yang tiada bisa dirasakan.

  Lia yang sudah tak sanggup, akhirnya tak sadarkan diri dalam keadaan masih besenang-senang bersama dalam permainan lelaki ini.

   Pagi ini dunia hanyalah milik mereka berdua, untuk lia dan lelaki bernama johnshon lei ini adalah yang pertama, tapi juga yang terkahir untuk mereka.

  Mungkin saja.

    Setelah puas melakukan nya pada lia, john membawa lia kekamar dan meletakannya di kasur, menyelimuti tubuh lia dengan selimut, dengan lembut juga john mencium kening lia, saat itu tak terlihat sebuah kekejaman yang biasa di tampilkan oleh john, karena sekiranya lia adalah wanita yang ia cintai, akan seperti itu dan selalu seperti itu.

  "Annalia akhirnya aku bisa mendapatkan mu." Tatapan penuh kasih sayang di tunjukan oleh john kepada lia, setelah itu john pergi meninggalkan lia.

maaf bab nya agak gitu;)

Next chapter