5 dia

Sebenarnya Charneta sudah pernah bahkan sering melihat orang yang terluka bahkan parah tapi itu karena pukulan bukan karena banyak tembakan seperti ini, itu pun tidak pernah sampai separah ini, yang sampai darah menyelimuti seluruh tubuhnya.

Dengan tekat yang tersisa Kini Charneta pun melangkah melihat kindisi pria yang ia bahkan tak ketahui itu siapa

"Kau terluka" tapi sayang mungkin karena pikiranya yang sudah lelah dan tak dapat menampung situasi yang sedang terjadi ini akhirnya Charneta hanya dapat melontarkan pertanyaan yang paling bodoh disituasinya sekarang menurutnya. Terkutuklah kau wahai mulut Charneta

Tak ada jawaban yang Neta harapkan keluar dari mulut seorang laki laki didepannya ini yang tubuhnya tengah penuh dilumuri darah.

Tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi akhirnya Neta beranjak dari tempatnya bermaksut ingin mengambil ponselnya dan menghubungi rumah sakit terdekat dari rumahnya.

"Ingin kemana kau?" Tanya laki laki itu khirnya bersuara entah laki laki ini yang bodoh atau apa, tentu saja saat seseorang melihat orang lain terluka maka orang itu akan langsung mencari pertolongan pertama kecuali ia tak memiliki hati.

"Mencari pertolongan bodoh !!! selain itu apa lagi" jawab Neta dengan nada yang sedikit meninggi karena kesal

"Aku tidak memerlukannya, aku bisa sendiri" kata sarkas itu keluar dari laki laki yang baru saja ingin Neta bantu sambil beruasah untuk berdiri dengan luka luka tembak yang bersarang ditubuhnya.

Tapi sayang karena tubuhnya yang memang sudah tak lagi mampu untuk bergerak maka ia terjatuh.

"Bodoh!!!" sotak saja makian itu keluardadi mulut Neta yang melihat bagaiman keras kepalanya laki laki dengan luka tembak itu

"Baiklah diam disini" Entah apa yang Neta pikirkan sekarang.

Meskipun dengan rasa kesal yang meningkat Neta tetap bertekat untuk membantu laki laki dengan mengambil kotak p3k yang tersedia didalam rumahnya. Setelah kotak itu didapatkannya ia langsung kembali kebelakang rumahnya.

Keberuntungan laki laki ini karena Neta pernah mengikuti pelatihan disalah satu organisasi kesehatan dunia selama hampir 6 bulan dan mendapatkan sertifikat sebagai anggota pelatihat terbaik tahun lalu. Dalam kegiatan yang diadakan oleh WHO

"Ashh... " Decakan sakit itu terdengar untuk kesekian kalinya saat Neta berusaha untuk mengambil beberapa peluru yang masih bersarang ditubuh laki laki itu dengan beberapa alat alat lyang sudah separti milik dokter yang ingin melakukan oprasi dirumah sakit meskipun tidak begitu lengkap.

"Lemah" ucap karsas Neta tanpa menoleh dan tetap Fokus untuk mengeluarkan peluru di perut laki laki itu yang tersisa satu setelah hampir sejam berlalu

"Jaga mulutmu nona" meskipun dalam keadaaan seperti saat ini siapa sangka laki laki ini masih sanggup membalas ejekan Neta dengan sama karsasnya.

Setelah beberapa waktu kemudian akhirnya neta pun dapat mengeluarkan seluruh peluru yang tadi bersarang ditubuh laki laki itu dan terakhir Neta pun menjahit bekas peluru yang tadi dan melapisinya dengan perban putih yang telah diberikan cairan untuk perda rasa sakit setelah jahitan tadi selesai.

"Selesai" ucap Neta berbangga dengan kegiatan yang baru saja ia lakukan padalah ia sudah lama tidak melakukannya untuk orang lain tapi lihatlah sekarang ia masih begitu ingat cara melakukannya dan ia berhasil menyelamatkan satu orang malam ini. Walau ia tidak tahu jika suatu saat nanti laki laki yang baru saja ia obati ini akan menjungkir balikan dunianya yang tenang ini.

"Tadi dia bicara seolah tak perlu bantuan ku, tapi sekarang lihatlah dia malah tertidur lemas direrumputan belakang rumahku" Untuk kesekian kali nya Neta mengumpat kesal hari ini. Dengan susah payah ia membopong tubuh besar laki laki yang baru saja ia bantu itu kedalam rumahnya dengan tergesa gesa sebelum ada yang melihatnya, bisa bisa dituduh mencoba melakukan percobaan pembunuhan ia nanti, dan diakhiri dikeroyok warga dikomplek rumahnya karena melihat keadaan mengenaskan laki laki ini.

Setelah sampai disofa ruang tamu miliknya yang terdapat bantal disana ia pun meletakan dengan hati hati laki laki yang tak dikenalnya itu setelah itu Neta pun pergi kekamarnya dan kembali lagi keruang tamu rumahnya dengan selimut tebal ditangannya. Dengan perlahan Neta membiarkan selimut itu terbentang diatas tubuh laki laki itu.

Sesudah melakukan itu iapun beranjak dari tempatnya untuk mematikan lampu diruang tamu dan dengan pelan ia berjalan kearah kamarnya yang berpintu abu abu gelap itu. Suram layaknya hidupnya

"Kau berutang besar dengan ku tuan" ucapnya sebelum benar benar menutup pintu kamarnya sambil melihat laki laki itu untuk terakhir kalinya malam ini.

Ya laki laki itu benar benar berutang besar pada Neta malam ini.

Bersambung.....

avataravatar