8 JAG SAKNAR DIG

This World by Selah Sue

"Mark Corbin, bagaimana perasaanmu setelah keluar dari penjara?"

"Mister Mark, ke mana nona Annabeth saat ini? Dia tidak menjemput Anda?"

"Apa yang sebenarnya terjadi kepada Anda, Mister Mark? Berita masuknya Anda ke dalam penjara sangatlah tidak jelas. Apa Anda bisa menjelaskannya kepada kami?"

"Apa Anda bisa menjelaskan bagaimana keseharian Anda di dalam lapas?"

"Mister Mark …,"

"Mark Corbin …,"

"Mister Corbin …,"

Blah …. Blah …. Blah ….

Beberapa pertanyaan terus didengar baik oleh Mark Corbin. Namun, tidak ada satu pun yang bersedia dijawabnya. Dia hanya melayangkan pandangan dan senyum kepada semua. Meskipun puluhan anak buahnya berhasil membungkam beberapa reporter yang semakin ingin bersikap seenaknya, tetapi perlahan kondisi mulai tidak bisa dikendalikan hingga beberapa polisi pun ikut membantu keadaan.

"Mister Mark, apa bisa Anda menjelaskan bagaimana Anda bisa masuk ke rumah tahanan?"

"Apa yang telah Anda lakukan hingga Anda bisa berada di tempat ini? Tolong jelaskan, Mister Corbin."

"Kau tahu jika beritamu sangat besar di negara ini? Kami hanya ingin memastikan jika kau juga mengetahuinya."

"Apa setelah meninggalkan tempat ini kau akan menemui Annabeth Heller?"

Dan seterusnya—

Akhirnya, di tengah situasi yang cukup mengherankan baginya itu, datang salah satu anak buahnya yang berpakaian formal rapi melangkah hingga tepat ke sampingnya. Dia memberikan bungkukan hormat dan mengatakan sesuatu kepadanya dalam sikap tenang yang sama dengan Mark Corbin.

"Selamat datang kembali, Mister Mark." sambutnya, "Mobil Anda akan segera tiba beberapa detik lagi."

Tepat saat ucapan itu selesai, sebuah mobil Jeep Limosin hitam legam melewati puluhan reporter yang menghalangi jalan dengan perlahan.

Mark tetap terlihat tenang dalam riuhnya suasana. Namun, ia menatap ke satu arah, kepada seorang pria yang terus memotretnya tanpa henti. Mark melayangkan senyum kepadanya.

"Dia menarik." gumam Mark tak jelas kepada siapa.

Namun, satu anak buah yang masih bersamanya mampu mengerti maksud Mark Corbin. Seketika dia mengarahkan pandangannya ke arah pria yang Mark Corbin maksud. Pria yang tengah diincar oleh Mark Corbin berperawakan gemuk. Dia mengeluarkan cukup banyak keringat akibat terik matahari.

Mark Corbin bisa mendengar apa yang reporter gemuk itu ucapkan dalam sahutannya,

"Mister Mark Corbin, apa Anda bisa menjawab jelas bagaimana keseharian Anda di dalam rumah tahanan? Dan tolonglah lebih melengkungkan senyuman Anda di hadapan kamera saya."

Tanpa dikomando, anak buah yang bersama Mark Corbin menatap lekat pria itu, mencoba menghafal wajah itu dalam diam.

"Bawa dia untukku." perintahnya singkat.

Permintaan yang tidak sulit bagi si anak buah. Dia mengangguk mengerti. Limosin yang ditunggu Mark pun berhenti tepat di hadapannya dengan pintu bagian belakang yang dibukakan untuknya.

"Silakan masuk, Mister Mark. Nona Annabeth telah menunggu Anda di dalam."

Mendengar nama itu kembali, raut wajah pria itu kembali berubah. Rindu yang tak pernah bisa dia alihkan ke hal lain, menggebu, sangat biasa menyiksanya.

Mark memasuki mobil dan mendapati wanita itu sedang duduk dengan kedua kaki yang disilangkan. Namun, bukan tubuh Annabeth Heller yang ada di sana, melainkan hologram Annabeth yang tak kalah sempurna dengan perawakan aslinya.

"Welcome back, McCary," sambut dingin Annabeth. Wanita itu tidak terlihat sendiri saat ini. Ada seseorang sedang bersamanya, menyapukan makeup di wajahnya yang sudah cantik.

֎֎֎֎

"Förlåt för idag, McCary.[1] Aku tidak bisa menjemputmu sendiri karena kesibukanku. Jadi, apa kau akan marah kepadaku saat kita bertemu nanti?"

Pintu mobil segera ditutup oleh sang anak buah dari luar.

Annabeth masih didandani oleh seorang makeup artis yang juga menjadi bagian dari kelompok mereka. Meskipun sekadar hologram yang terlihat di depannya, Mark tetap terbius oleh kecantikannya yang tiada saingannya sama sekali.

Mark tidak memalingkan pandangannya ke arah lain sekali pun. Dia mengeluarkan senyuman lembutnya secara tulus karena kerinduan yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata. Tak terkecuali oleh suara radio yang cukup terdengar keras di dalam mobil.

Voice 1:

Kita tidak pernah menyangka jika presenter kondang asal Balikpapan kita ini, Githa Maharani, akan mengembuskan napas terakhirnya kemarin malam di apartemennya sendiri.

Voice 2:

Ya. Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput. Kematiannya masih menjadi misteri.

Voice 1:

Benar sekali. Saya, sebagai teman dekatnya, juga tidak menyangka jika seorang Githa meninggalkan kita secepat ini. Jadi, saya beserta teman-teman dari Radio Milik Kita ingin mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya atas kepergiannya.

Voice 2:

Ya. Sampai saat ini saya masih terkejut dengan berita ini. Bahkan masih saja terasa seperti mimpi.

Voice 1:

Tapi, sebagai teman dekatnya juga, selama beberapa waktu terakhir pertemuan saya dengannya, saya melihat ada hal yang cukup berbeda dari seorang Githa Maharani. Bukan bermaksud suuzan atau mengada-ngada, tetapi dia mulai menunjukkan dirinya yang lesu tiga hari terakhir sebelum kepergiannya. Githa yang profesional tidak memperlihatkan itu ke awak media.

…..

Mark tetap memandang wanita itu tanpa henti, tetapi telinga juga dipasangnya untuk mendengar berita panas hari ini—selain tentu saja berita tentangnya. Seakan mereka hanya berdua, Mark membaringkan tubuhnya secara perlahan di bangku mobil dengan kepala yang diarahkan ke paha hologram wanita kesayangannya itu. Jelas kepalanya tidak bisa menyentuh paha wanita itu.

"Long time no see, Abeth …" ucap Mark dengan helaan napas lega.

"Hi, McCary. How are you?" tanya Annabeth yang tak cukup melihatnya karena Mark berbaring cukup rendah di bangku mobil.

Annabeth menerima penuh sikap manja Mark-nya. Dia beranjak dari duduknya dan menatap Mark dalam posisi berlutut. Hologram itu mendekatkan wajahnya ke wajah Mark Corbin, tetapi sama sekali tak ada ekspresi apa pun ketika berucap pada Mark,

"Kau tahu, Mark? Sebelum aku membunuh Githa Maharani, aku telah berniat untuk membawanya kepadamu. Tapi aku sama sekali tidak menyangka jika permainan kecil yang kuberikan kepadanya justru malah membawanya menuju surga. So … are you disappointed in me, hm?"

Mark tersenyum lembut menatapnya, seperti tak cukup menghiraukan apa yang dikatakannya tadi.

"Kau mendengarku, kan?" tanya wanita itu kembali.

Mark mengembuskan napas, bersikap lebih santai. Dia memandang Annabeth dan menjawab apa yang ditanyakan wanita itu,

"You know, Abeth? While I was in jail, I've only been thinking a lot about you everyday .... No one else but you in my mind,"

Dia mengarahkan jemarinya ke bibir wanita itu, lalu mengecupnya langsung tanpa memikirkan rupa hologram yang terlihat darinya.

Bukannya menikmati apa yang diberikan Mark Corbin, Annabeth justru mendecakkan kecil lidahnya. Dia memalingkan dirinya dari pria itu, lalu berdiri dengan dua tangan yang dilipat di dada.

Mobil yang dinaiki Mark Corbin sudah melaju ke jalanan ibu kota tanpa disadari oleh Mark dan Annabeth.

"I just need you right now, Abeth. Don't you feel that?" Mark sedikit menekan ucapannya.

"Aku sedang di luar kota saat ini. Kau bahkan sangat kubebaskan untuk bertemu wanita mana pun yang sudah kupilihkan hari ini. Jadi, jangan menyia-nyiakan hadiahku untukmu. Kau juga tidak perlu menunggu kepulanganku untuk hari ini atau besok karena aku juga akan kembali ke apartemenku untuk beberapa hari ke depan." Annabeth cukup terkesan dengan ucapan Mark, tetapi dia tetap bersikap dingin.

"Again?"

"Of course." jawab tegas wanita itu dengan dagu yang sedikit dinaikkan.

Mark langsung mendudukkan diri dan menyunggingkan senyuman miringnya kecil untuk wanita itu.

"For me, you are enough."

"Excuse me?"

"Jag saknar dig, Abeth …"[2]

"Ck. McCary …!"

"Well, aku tidak bisa membohongi diriku jika aku telah sangat merindukanmu saat ini." Dia terkekeh kecil kemudian.

"Hufh … kau tidak harus mengatakannya hari ini."

"Why?"

"It's—it's nothing for me."

Mark kembali terkekeh karena ucapan wanita itu.

"Setidaknya aku juga sudah melihat apa yang selama ini kau lakukan tanpaku, Abeth."

"Maksudmu?" Dia menatap heran.

"Tak ada satu tempat pun yang kubiarkan kau luput dari pandanganku, Abeth."

"Hufh. Apa maksudmu … kau juga tahu jika aku juga banyak berkencan dengan pria di luar sana selama kau di penjara, huh?" Wanita itu malah semakin memancing Mark.

Mark hanya tersenyum sinis mendengar ungkapan itu. Annabeth duduk kembali dan membalas ucapan itu dengan mengatakan,

"Yes."

"Cih. Sampai kapan pun aku juga tidak akan pernah bisa menang darimu, bukan?" sindirnya.

"Setidaknya yang seutuhnya kau butuhkan hanya aku, Abeth. Mereka juga telah kudapatkan dan yang harus lebih kau tahu … aku sangat tidak menyukai mereka."

Annabeth tersenyum mendengarnya. Mengarahkan dirinya menghadap pria itu dan memicingkan kedua matanya, membuat makeup artist-nya harus berhenti lagi dan lagi karena gerakan dadakannya.

"Kau terlalu gesit, McCary."

"I can do whatever I want,"

"I hate you,"

"Well, kau juga sangat tahu bagaimana buruknya aku ketika cemburu. Mereka juga akan menikmati penderitaan demi penderitaan di ruangan keadilanku karena berani mendekati wanitaku. Kau ingin melihatnya sendiri, hm?"

Ucapannya begitu manis meskipun terdengar sangat menakutkan. Tapi, sama sekali tidak membuat Annabeth gentar sekalipun dibuatnya.

"Setidaknya, itu bukan lagi urusanku," Lalu, mengalihkan pandangan itu, dan memberikan kode kecilnya kepada sang pelayan makeup untuk melanjutkan riasan sempurna di wajahnya. "Kau juga sudah menangkap mereka, aku bisa apa lagi? Dan kecemburuanmu juga tidak berarti apa-apa untukku, McCary." lanjutnya.

Tetap untuk Mark tidak terkesan tersinggung oleh ucapan yang didengarnya barusan.

"Kau ingin bertaruh denganku?"

"Maksudmu?"

"Aku berani bertaruh jika suatu hari nanti kau akan mencintaiku seperti yang kulakukan kepadamu. Kau akan menyadari betapa pentingnya aku untukmu dan—semua yang telah kuberikan kepadamu adalah hal yang paling tidak bisa kau lupakan seumur hidupmu." jelasnya kemudian.

"It would be impossible, McCary." ejek wanita itu dengan kekehan kecilnya. "Just wake up. Wake up from your dream. I really need that." helanya kemudian.

Tapi, Mark tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya menyandarkan penuh dirinya di bangku dengan senyuman, dan tetap tidak memalingkan pandangannya dari wanita itu.

"Aku sebenarnya tidak ingin lagi mengatakan hal-hal yang buruk mengenai bagaimana perasaanku kepadamu, ataupun sebaliknya. Tapi, kau selalu memancingnya, McCary. Ck. Jadi, kupikir kau memang sudah seharusnya berhenti mengharapkan sesuatu yang berlebihan kepadaku. Aku hanya—"

"Jadi sekarang kau telah menyesalinya?"

"Ck!" decaknya kembali.

"Baiklah. Aku tidak akan memaksa."

Dengan sendirinya, Mark langsung lebih mendekatkan dirinya kepada Annabeth yang masih terduduk di sana. Tapi, bukan hanya mendekatkan dirinya untuk duduk tepat di sebelahnya, melainkan berpindah langsung di bagian tempat duduk yang Annabeth duduki.

Setidaknya, kini tubuh hologram Annabeth malah terlihat sedang dipangku oleh pria itu. Merasa aneh juga duduk dengan posisi yang terlihat seperti itu, membuatnya menunjukkan langsung tatapan sinisnya menatap Mark Corbin.

"Apa kau bisa kembali ke tempatmu semula, McCary?" dia terdengar tidak cukup santai saat berucap.

"Tidak."

Menghelakan napasnya kemudian, dan mencoba untuk bisa lebih menenangkan dirinya di kala Mark tampak lebih menikmati keadaan itu.

"Aku benar-benar merindukanmu, Abeth …"

"That's your business," jawabnya sekenanya.

"Kau juga tidak pernah sekali pun menjengukku saat aku di penjara. Why?"

"Not too interested. I don't even have much time to come to that freakin' place," jelasnya kemudian.

"But I've always been waiting for you to come,"

Tapi, wanita itu hanya diam saja kali ini. Mungkin antara dia telah malas untuk membalas ucapannya atau tidak menemukan jawaban yang tepat untuk meresponsnya, pilihan diam telah menjadi pilihan terbaik baginya untuk saat ini.

Setidaknya juga, Mark masih tetap tidak terlihat tersinggung apalagi jawaban yang didapatkannya tadi. Diam sesaat, dan tetap memandang utuh bagian punggung wanita itu dengan senyumannya.

"Kau tidak ingin memberitahuku, apa alasanmu tidak pernah menjengukku di sana, Abeth?"

"Aku yakin jika kau juga sangat tahu apa alasanku tidak pernah datang ke tempat itu, bukan?" liriknya.

"Well, aku hanya ingin selalu bisa merasakan apa yang pernah kaurasakan di masa lalumu, Abeth …"

"Kidding me?" dia mulai memekik. "Come on, McCary. Apa kau sekarang sedang mengejekku saat ini, huh?" lanjutnya dengan pekikan kekesalan.

"Aku hanya ingin tidak kau saja yang merasakan sesuatu yang buruk di masa lalumu. I also did that for myself, it'sbecause I love you—Abeth."

"Not funny at all. I hate it!"

"Jag tänker inte svara på det, Abeth?"[3]

Namun, kali ini Annabeth hanya terlihat kembali menghelakan napasnya karena pria itu. Mengalihkan pandangannya ke arah lain dan mulai berbicara sesuatu kepadanya kemudian.

"Kau tahu, McCary? Aku selalu mengatakan kepadamu, jika aku tidak akan pernah bisa melawan kekuasaanmu." tatapnya kembali.

"That's right,"

"Kau juga tahu bagaimana caranya untuk bisa mendapatkanku lagi dan lagi. Jelas jika kau selalu terus seperti ini, aku hanya akan terus berada di dalam dunia yang kaurancang dan—terus mengurung kebebasanku untuk…"

"Aku tidak pernah mengurung kebebasanmu, Abeth…. You just thinking too much about what I've done to you."

"Tidak, aku justru mengatakan seperti yang aku rasakan selama ini, McCary."

"Tapi kau terus berpikir seolah aku selalu membuatmu terkurung dan tak bisa keluar dari duniaku, Abeth …" jawab Mark Corbin yang masih tetap tenang saat berucap.

Bahkan, dia menyunggingkan juga senyuman miringnya menatap wanita itu.

"Har jag fel att säga det?"[4] tanya wanita itu heran.

"Nope."

"Jadi, biarkan aku pergi dari duniamu, dan lepaskan aku seutuhnya."

Mark tidak bereaksi apa-apa.

Namun, pria itu justru mengangkat penuh wajahnya ke atas dengan tawa kecil. Dan dia memang mengejeknya kali ini dengan tawanya sendiri.

"Impossible," kekehnya kembali.

"McCary!"

"Without you, I'm nothing, Abeth. You know that."

"Yes. But it's a lie."

"Everything about you, I never lie… Abeth."

"Cih. Kau berkata seperti itu hanya untuk membuatku dilema, bukan?" sindirnya kembali.

"Dilemma? Of course not. Aku hanya kembali mengingatkanmu, seberapa penting kau untukku."

"Lie again, huh?"

"But it's true. Jag försöker alltid bekänna min känsla för dig, Abeth…"

Annabeth terdiam kali ini mendengarnya.

"Kau mungkin juga bisa meninggalkanku dan hidup sesukamu seperti yang kau impikan selama ini. Tapi—apa kau sama sekali tidak memikirkan bagaimana kondisiku ketika kau tak lagi ada di duniaku?" tanyanya kali ini.

Dahi mulai dikerutkannya menatap pria itu. Dan dia juga hanya menelan ludahnya saja kemudian, sambil mendecakkan lidahnya satu kali.

"Sampai kapan pun aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan utuh hatimu kembali. Kuanggap, ketika kau melukaiku dengan ucapanmu, aku telah mendapatkan amarahmu lagi dan lagi akibat aku meninggalkanmu … dulu."

Sekali lagi Annabeth tidak bisa berkata apa-apa. Dia terdiam memikirkan ucapan itu, tapi—

"Hufh. Kau tahu kalau aku sedang sibuk saat ini? Jadi—akhiri saja panggilan ini. Aku harus segera ke panggungku untuk—"

"I'm about to come to you soon."

"Var snäll och fortsätt. Men jag dödar dig genast."[5]

"Is that your promise?"

"I am talkin' serious with you, Mark Corbin." Dia mulai menggertak.

"Baiklah. Aku akan menunggunya." kekeh kembali pria itu.

Dan Annabeth—dengan kekesalan yang sudah dirasakannya, dia kembali mendecak. Lalu—

"Kalau kau benar-benar datang menemuiku—kupastikan hari terakhirmu akan berada di sana. Ingatlah itu, McCary!"

Dan rupa hologram itu pun menghilang dengan sendirinya tanpa meninggalkan apa-apa.

Mark terlihat masih menyunggingkan sisa senyumannya karena wanita itu. Lalu mengarahkan pandangannya ke arah jalanan ibu kota yang cukup lama tak dilihatnya lagi, dan memejamkan sesaat kedua matanya ketika sedang memikirkan sesuatu yang hadir di benaknya.

Setidaknya, ancaman yang Annabeth berikan kepadanya bukanlah hal yang sangat menakutkan. Bibir yang sempat kehilangan lengkungan senyuman sesaatnya, kembali dia perlihatkan. Lalu, dengan sendirinya dia langsung mengatakan sesuatu kepada sopir yang mengendarai mobil limosinnya saat ini.

"Bawa aku ke Bandung saat ini juga."

Pria yang menyopirinya itu mengangguk dan langsung menuruti apa yang diperintahkan Mark Corbin kepadanya.

[1] Maaf untuk hari ini, McCary.

[2] Aku merindukanmu, Abeth …

[3] Apa aku terlihat seperti itu, Abeth?

[4] Aku tidak akan menjawabnya,

[5] Aku selalu berusaha untuk mengakui perasaanku padamu, Abeth …

avataravatar
Next chapter