1 Sebuah Rencana Jahil

Bayangkan saat kau sedang sakit perut dan sudah tak tahan lagi ingin buang air besar, tapi toilet yang ada sedang dipakai dan kau harus menunggu orang itu sampai keluar dari tempat pusaka itu untuk waktu yang cukup lama. Ya itulah yang terjadi padaku saat ini.

Saat ini aku sedang berada di dalam sebuah minimarket untuk membeli beberapa barang sekalia n untuk meminjam dan memakai toilet yang ada di minimarket ini.

...Aku sudah berada di dalam minimarket ini selama hampir 25 menit. Tapi entah kenapa, orang yang sedang memakai toilet ini tidak kunjung keluar juga.

Melihat kearah pintu toilet dengan tajam, aku lalu memerhatikan sekitarku dengan baik. Dengan perlahan aku lalu mendekat dan mengetuk pintu toilet itu dengan pelan sambil berkata: "Anu permisi! Toiletnya sedang dalam perbaikan, maka dari itu bisakah anda keluar sebentar?"

Beberapa detik telah berlalu. Setelah aku berkata seperti itu, orang yang ada di dalam toilet itu bukannya keluar, ia malah tidak membalas perkataanku sama sekali.

Menaruh jari-jari tangan kananku pada dagu, aku lalu berpikir bagaimanakah cara untuk mengeluarkan orang ini dari toiletnya dengan secara paksa.

Setelah berpikir beberapa saat, aku lalu menyadari jika bagian bawah dan atas pintu toilet ini ternyata terbuka dengan sangat jelas. Aku lalu mengalihkan pandanganku pada sebuah produk-produk selai coklat, setelah melihat itu aku lalu memperlihatkan sebuah senyuman dari wajahku.

...Setelah itu aku lalu membeli satu toples selai coklat yang ada di sana dan sebuah cemilan coklat yang kurasa cocok untuk menjalankan rencana jahilku ini.

Untuk memastikan jika orang itu benar-benar tidak akan keluar dari toilet ini, aku lalu kembali bertanya padanya.

"Halo mas, masih lama ya?"

Bertanya dan mengetuk pintunya berkali-kali, orang itu tetap juga tidak membalas perkataanku.

Mengetahui hal itu aku lalu membuka toples selai coklat dan cemilan coklat yang baru saja kubeli dan mengoles-ngolesinya dengan kedua tanganku.

Saat aku merasa jika hal ini sudah terasa cukup, aku lalu membersihkan tanganku dengan tisu yang kuambil dari tas selempangku dan memegang cemilan yang penuh dengan coklat ini dengan tisu yang melapisi tanganku.

Karena aku ingin memastikan hal ini untuk terakhir kalinya, aku lalu bertanya kembali pada orang yang berada di dalam toilet ini.

"Mas, apa anda benar-benar yakin tidak ingin keluar dari tempat air abadi ini?"

Tidak menunjukkan respon apapun, orang yang ada di dalam toilet ini sepertinya benar-benar fokus dengan hal yang sedang ia lakukan.

Merasa jika sudah tidak ada lagi kesempatan yang harus diberikan pada orang tersebut, aku lalu melemparkan benda yang kupegang di tanganku ini kearah bawah pintu toilet tersebut.

"Take that Bloody Mary."

Setelah hal itu terjadi aku pun mendengar suara lelaki jantan yang kaget akan benda tersebut. Mengetahui hal tersebut, aku pun tertawa terbahak-bahak dan tersenyum akan peristiwa yang baru saja terjadi di tempat monumen air abadi ini.

Setelah tertawa sebentar, aku pun menyadari jika ada sebuah Step yang belum kujalankan padahal hal itu sangatlah penting dalam sebuah rencana ini.

Mengetahui hal tersebut, senyuman dan tawa yang ada di wajahku pun perlahan hilang dikarenakan menyadarinya.

...Lelaki itu pun terlihat membuka pintu keluar minimarket itu dengan cepat sambil berlari-lari secara terbirit-birit. Ia pun juga terlihat membawa sebuah kantung plastik yang ia pegang dengan tangan kirinya.

Orang yang ada di dalam toilet itu pun terlihat jika ia sudah keluar tempat monumen air abadi itu. Ia lalu pergi dan berteriak sambil mengarahkan tangannya pada mahasiswa yang baru saja menjahilinya itu.

"Dasar berandalan!"

Bayangkan dalam sebuah rencana untuk merampok bank, semua langkah-langkah telah dipersiapkan dengan baik tapi dirimu lupa untuk menaruh bagaimana cara untuk kabur dari tempat yang sangat berbahaya seperti itu. Bayangin aja dulu, mikirnya nanti. Yah, jika itu terjadi padamu, mungkin kau sudah terkencing-kencing karena kebingungan.

Lelaki yang lari terbirit-birit itu pun terlihat kebingungan mengenai jalan yang harus ia ambil, ia lalu terlihat melihat ke arah kiri dan kanan secara berulang-ulang lalu pergi ke arah yang telah ia tentukan.

Ia pun menembus jalan raya yang dimana pada sedang waktu ramai-ramainya. Berlari saat melakukannya, perlahan-lahan banyak sekali kendaraan seperti motor dan mobil yang berhenti karena dirinya.

"Sorry Sir!"

"Maaf, Emergency, Emergency!"

Ia lalu melompati bagian depan salah satu mobil yang sedang berhenti di jalan raya itu.

...Hadasa Muraddas Haato, menurutku namaku yang unik inilah yang membuatku menjadi seseorang yang tampil beda. Aku merupakan seorang mahasiswa yang sedang disuruh pulang karena diberi sebuah hukuman untuk intropeksi diri, tapi bukannya langsung pulang kerumah, aku malah mampir ke minimarket terlebih dahulu.

Sedang sakit perut, menahan rasa ingin buang air besar. Aku lalu melihat ke arah beberapa batu yang berada di tanah, dan berpikir sesuatu mengenainya.

"Sakit perut, ingin buang air besar? Memegang batulah jawabannya? Mitos. Mitos seperti itu seharusnya tidak patut dipercayai, tapi entah kenapa...entah kenapa aku malah memegang salah satu dari batu itu di tangan kananku dengan erat."

Aku yang lelah karena sehabis berlari-lari lalu berjalan menuju kursi yang berada di dekat taman daerah ini.

Duduk sambil merilekskan seluruh bagian tubuhku, aku lalu melebarkan tangan dan kaki dengan tempo nafas yang cepat. Menghela nafas saat duduk, aku lalu menguatkan genggaman tangan kananku pada batu yang kupegang.

"Tidak bekerja...bukankah di google katanya manjur? Apa-apaan ini, apakah ini modus penipuan baru?"

Mengatakannya dengan nafas ngos-ngosan, aku lalu melempar batu itu ke arah belakang tubuhku.

Batu itu pun jatuh. Saat itu terjadi, aku lalu mendengar sesuatu seperti sebuah suara benda yang mengenai benda lainnya.

Saat aku melihat kebelakang, benar saja. Batu itu memang mengenai sesuatu.

Terlihat sebuah bangunan kecil yang sepertinya hanya terbuat dari kayu di dekat batu yang baru saja kulempar, kalau dilihat-lihat lagi sepertinya ini adalah sebuah toilet model lama yang biasanya dipakai di desa-desa.

"Toilet? Kenapa bisa ada sebuah toilet di sini?"

Kebingungan saat melihatnya, aku lalu berjalan mendekati bangunan kecil itu dan masuk ke dalamnya.

"Kecil sekali...tapi toilet tetaplah toilet."

Aku lalu mengikat kantung plastik yang kubawa dan menggantungnya bersama tas selempangku. Tidak lupa aku juga menggantung jaket yang kupakai bersama mereka.

Singkat cerita aku akhirnya buang air besar di sana dengan tenang.

Setelah itu aku pun memakai jaket dan memakai tas selempang yang sebelumnya aku gantung, dan setelah itu aku juga mengambil kantung plastik yang kugantung sebelumnya dan menggenggamnya dengan tangan kiriku.

Aku lalu akhirnya membuka pintu toilet ini dengan tangan kananku dan menyadari sesuatu yang aneh. Sangat aneh, aku pun melanjutkan langkah kakiku untuk berjalan keluar dari toilet model lama ini.

Terdengar suara burung-burung yang berkicau di sekitarku, suara-suara itu terdengar sangat ramai. Terasa seperti ada banyak hewan yang berkumpul di sekitarku.

Melangkahkan kakiku lebih jauh lagi, aku melihat sebuah tumbuhan yang memiliki bunga dengan kelopak bunga yang berjumlah 6 dengan panjang sekitar 1,8cm. Tumbuhan itu juga memiliki buah yang berbentuk seperti berry berukuran kecil dan berwarna ungu kehitam-hitaman. Tetapi ada satu buah yang berbeda, buah itu berbentuk bundar dengan warna kuning yang melengkapinya bentuknya.

Mulutku pun terbuka lebar karena kebingungan dan terkejut akan hal yang sedang terjadi. Tidak mengatakan apapun, aku hanya bisa menganga terhadap pemandangan yang kulihat saat ini.

To Be Continued

avataravatar
Next chapter