9 9

"Siapa ayahnya?" Tanya regaz

Ghizey dan pholi yang baru saja berpelukan melihat regaz yang duduk ditanah dengan ekpresi tak terbacanya.

"Ee.... ayahnya?" Beo ghizey

"Pholi memanggilmu 'mom', meski dia anak diluar nikah pasti ada ayahnya. Dan gimana caranya kau sudah punya anak? Apa saat di dunia manusia?"

Penjelasan sekaligus pertanyaan Regaz membuat lidah ghizey kelu, dia tak tahi harus tertawa atau diam sekarang.

"Pftt... dia bukan anak biologisku, sebenarnya kami punya ikatan darah. Tapi... ah kau tidak akan mengerti"

"Apa maksudmu? Bukan anak biologis tapi punya ikatan darah? Tidak mungkin dia adikmu. Tapi dia memanggilmu ibunya" oceh regaz tak terima

Tingkah regaz membuat ghizey sedikit kebingungan. Ia tak mengerti akan reaksi yang regaz berikan. Bahkan pholi saja keheranan dan diam sejak tadi.

"Kau tidak perlu mengoceh seperti itu kan"

"Apa lagi yang kau sembunyikan?, apalagi kau bilang dia anak bibimu yang baru meninggal kemudian menitipkannya pada paman ku"

"Baik aku akan menjelaskan"

Posisi ghizey yang tadinya jongkok sudah ia ubah dengan posisi duduk. Ia memangku pholi dilakinya yang bersila. Regaz memasang perisai yang tidak terlalu besar untuk melindungi mereka.

"Pholi itu phoenix, saat aku terjatuh kelubang dihutan kemaren aku berjalan melalu terowongan dibawah tanah. Aku menemukan pholi yang masih sebuah telur dan membersihkan ranting yang mengotorinya tapi tanganku malah terluka dan darahku menetesinya. Dia menetas dan sejak saat itu batin kami terikat"

Pholi menatap regaz yang sedang menatap mamanya dengan lekat, ia mencoba mengenali siapa laki-laki yang didepannya ini.

"Phoenix?" Beo regaz sambil menatap pholi

"Iya"

"Dia seperti anak kecil biasa"

Dengan tiba-tiba pholi mengeluarkan api kecil dari mulutnya yang membuat regaz terkejut

"Aku bisa berwujud manusia, lagipula sebentar lagi aku akan berwujud laki-laki dewasa, tunggu saja" ucap pholi tak terima

Ghizey tertawa mendengar pholi yang tidak suka pada regaz

"Oh iya mom, jadi ayahku siapa?"

Bagaimanapun pholi tetaplah seekor burung dan anak kecil. Meskipun kekuatannya sudah besar ia masih sama polosnya dengan anak kecil.

"Tentu saja kau tidak punya pholi, mom belum menikah" ucap ghizey

"Aku ayahmu" ucap regaz

"Heh" kejut ghizey

"Aku bisa jadi ayahmu"

Dengan susah payah regaz memberikan senyum kakunya pada pholi.

"Ayah yang payah, tapi tak masalah. Orang yang menjadi ayahku harus tampan sepertiku"

"Ahahhaha....." tawa ghizey pecah setelah penuturan pholi

Ia sama sekali tak menyangka pholi menerima regaz sebagai ayahnya hanya karena tampan. Padahal baru beberapa detik yang lalu ia menunjukkan ketidak sukaannya pada regaz. Pholi dan regaz menatap ghizey yang tadi tertawa tiba-tiba.

"Maaf... tadi itu lucu. Oh iya kau harus merahasiakan dari yang lain kecuali Mira"

"Baik"

"Apa kita kedunia manusia lagi sekarang?"

Ghizey bingung apa harus kembali ke dunia manusia atau ke asrama vamwetch. Jika ada petunjuk untuk menemukan okta ia pasti akan kesana sekarang.

"Sudah malam mom bagaimana lalo ke ista umph"

Ghizey menutup mulut pholi yang hampir menyebutkan Istana putih miliknya.

"Lebih baik kita keasrama masing-masing" ucap regaz yang tidak merasa ganjal dengan tindakan ghizey tadi

"Dengan baju seperti ini?"

Mereka memang menggunakan pakaian dunia manusia, itu sangat jarang terlihat didunia vamwetch. Dan Regaz sama sekali tidak menyadari itu tadi.

"Apa kita kembali ke dunia manusia saja?" Batin ghizey

"Mom, tadi Tante Mira juga nyariin mom terus glen juga nyariin mom"

Regaz dan ghizey saling tatap, akan gawat jika mereka ditemukan seperti kondisi sekarang.

"Ayo kita pergi sekarang" ucap regaz sambil beranjak dari duduknya

"Kita harus mengajak mereka"

"Mengajak mereka? Kau yakin? Kita akan semakin ketahuan"

Pholi mendongakkam kepalanya untuk melihat ghizey

"Mom, apa mom tahu kekuatan tante mira?"

Ghizey hanya menggeleng kan kepalanya

"Memori, dia bisa mengetahui ingatan orang dengan menyentuhnya. Sejarah sebuah benda dengan menyentuhnya"

"Kau salah, mira itu berkekuatan ES" potong regaz pada pholi

"Enggak, pholi ini phoenix jadi pholi bisa lihat langsung kekuatan seseorang" omel pholi tak terima

"Kalau gitu apa kekuatanku?"

"Kekuatan vampir terkuat, seperti sinar merah yang sangat langka. Kau bahkan bisa menghanguskan musuh dengan melihatnya. Itu kekuatan terbesarmu" ucap pholi dengan santai

Ghizey memandangi regaz yang asik berbicara dengan regaz. Mereka berdua seolah-olah berdebat sekarang dan melupakan dirinya.

"Sudahlah, aku rasa kita harus minta bantuan Mira" ucap ghizey yang beranjak dengan pholi di gendongannya

"Biar aku yang bawa" ucap regaz tiba-tiba

"Bawa apa?"

"Pholi"

Karena pholi hanya mengangguk saat ghizey melihatnya, sekarang pholi berada dileher regaz, ia duduk dibahu itu dengan kaki yang disangkutkan dileher dan berpegang pada kepala regaz. Tangan regaz juga memegangi kedua kaki pholi.

Dilain tempat glen dan mira sedang mencari ghizey. Mereka tidak tahu bahwa regaz juga menghilang karena laki-laki itu biasa kabur dari asrama. Setelah makan malam tadi mira mendengar sisir yang berada dikamar okta hilang kemudian ghizey tidak ada kembali kekamar. Insa dan yang lain melaporkan ghizey yang tak kunjung ke asrama jadi para guru mencurigainya.

"Apa kau yakin memang dia yang mengambilnya?" Tanya glen yang sejak tadi mengikuti Mira

Gadis didepannya asik memegangi dinding asrama untuk memastikan apa ghizey pernah menyentuh dinding itu. Mereka berdua berkeliaran dengan bebas diasrama laki-laki. Glen sekarang memancarkan sihir disekeliling mereka agar mereka tidak terlihat siapapun.

"Tenang saja, tiang asrama kalian disentuh oleh ghizey, pasti dia memang masuk kesini"

"Bagaimana kau bisa tahu? Ajari aku"

"Ini kekuatan intiku"

"Bukannya kekuatan mu es?"

"Bukan, siapapun bisa mempelajari sihir es termasuk kau. Tapi aku sengaja merahasiakannya"

"Kenapa?"

"Aku tidak mau pihak sekolah menggunakan kekuatanku"

Glen paham maksud mira, terkadang sekolah menggunakan kekuatan siswanya untuk memecahkan atau mengetahui sesuatu. Ia juga pernah di gunakan untuk memperdaya salah satu profesor yang berkomplotan dengan orang jahat dan akhirnya dikeluarkan dari vamwetch.

"Itu kamarku" ucap glen yang memang sekamar dengan Okta. Ia harus pindah kekamar lain untuk sementara dan karena mira mengajaknya mencari ghizey dia harus menunjukkan jalan kekamarnya sendiri.

Mereka berdua berjalan bersama menuju kamar yang masih disegel itu. Setibanya didepan mereka hanya berdiri menatap dari depan pintu

"Kamar ku itu sebenarnya rapi tapi karena kejadian okta jadi berantakan" ucap glen yang ingin menyelamatkan imagenyam Kamarnya debgan teman-temannya ini memang berantakan.

"Apa kita harus masuk?" Tanya mira yang tidak memperdulikan ucapan glen tadi

Saat mereka hendak menyentuh sihir perisai seekor burung gagak terbang entah darimana dan mematuk tangan glen

"Aww" ringisnya

Tangan glen tidak jadi menyentuh perisai itu dan perhatian mereka beralih pada gagak yang mendarat dilantai. Gagak itu berubah menjadi anak laki-laki kecil.

"Pholi?" Ucap mira

"Kau mengenalnya?"

"Iya"

"Kenapa kau disni?" Tanya Mira pada pholi

"Mom, eh kak ghizey mencari tante, eh maksudnya kakak" gagap pholi yang belum terbiasa dengan panggilan samaran yang ia gunakan

"Dimana dia?"

"Dihutan, para guru dan profesor memasang sihir disekitar sekolah jadi jika ada yang menembusnya akan ketahuan. Sihirnya kuat"

"Lalu bagaimana kau kesini?" Tanya glen penasaran

Karena pholi hanya seekor burung phoenix kecil sihir besar itu tidak bisa menghalanginya. Pholi memberikan isyarat agar mira menunduk untuk membisikkan sesuatu.

"Kalau begitu, kita harus cepat" ucap mira

"Cepat kemana?" Glen keheranan

"Kita harus keluar dengan cepat, saat melewati sihir pembatas para guru akan mengejar kita. Ghizey sudah punya rencana saat kita sampai di hutan" terang mira

Pholi kembali menjadi seekor burung gagak, glen dan mira berlari kecil agar cepat sampai di pintu keluar asrama. Mereka juga terbang perlahan agar tidak menimbulkan angin kencang.

Sesampainya diluar mereka tetap terbang dengan rendah agar rumput yang ditanah tidak terlihat terinjak. Mereka masih menggunakan mantra tameng agar tidak terlihat. Saat memperhatikan sekeliling mereka menemukan paman regaz yang menjaga pholi sedang berjalan jalan menjaga sekolah. Kejadian hilangnya okta membuat keamanan sekolah dijaga ketat.

Mereka berdua sudah samlai dipengujung jalan, dalam selangkah lagi mereka akan melewati pembatas mantra yang dipasang. Pholi sudah lewat dan menunggu mereka diluar.

"Setelah keluar dari sini, kita harus dengam cepat melesat mengikuti pholi, prof hendri akan merasakan kita menembus mantara buatannya ini" jelas Mira

Glen mengangguk dan segera mempersiapkan diri.

Dalam hitungan ketiga mereka melesat setelah membuka mantra yang dibuat prof hendri dengan kekuatan mereka. Tanpa basa basi mereka mengikuti pholi yang lebih dahulu melesat didepan mereka. Meskipun dalam bentuk seekor gagal pholi terbang seperti phoenix.

Di vamwetch prof hendri yang sedang tertidur langsung terperanjat dari tidurnya, ia berlari keluar untuk menemui guru dan prof yang lain memberitahu ada siswa yang menembus dinding mantranya.

"Dua orang siswa keluar zona!" Teriaknya sambil berlari-lari.

Para guru laki-laki sudah berlari mengikuti prof hendri yang pergi melewati zona mantra mengejar glen dan mira.

Dihutan ghizey sudah bersiap menggenggam sisir emasnya dan glen memantau dengan mata jarak jauhnya

"Merek suda dekat, prof hendri dan yang lain mengejar mereka"

Ghizey mulai membuka portalnya yang memancarkan cahaya merah ia juga sudha melihat pholi dan teman-temannya yang melesar menuju mereka.

"Pegang tanganku!" Teriak ghizey pada mira dan glen

Regaz sudah menggenggam lengan ghizey yang memegang sisir, pholi yang sudha tiba langsung menempelkan dirinya dibahu ghizey, glen dan mira saling berpegangan kemudian mira memegang tangan kiri ghizey dan mereka menghilang dari sana.

Profesor hendri dan guru yang lain masih terus mengejar glen dan mira yang sudah hilang di hutan. Mereka tidak tahu sudah terlalu jauh mengejar orang yang tidak ada lagi disana

avataravatar
Next chapter