5 5

Ghizey menatap Mira yang kini juga menatapnya keheranan, ekspresi terkejut terlihat jelas diwajah mira. Ghizey mencoba menerka nerka alasan yang harusnya ia jelaskan sekarang. Belum sempat ia menemukan alasan yang tepat mira sudah mengawali pembicaraan.

"Dari mana? Kau tau kan sihir waktu tidak diperbolehkan?"

Ghizey kebingungan dengan sihir waktu yang dimaksudkan mira, berdasarkan penjelasan mira sihir itu pasti akan membawanya pada masalah yang lain.

"Aku tidak memakai sihir waktu"

"Jadi apa yang barusan kulihat"

"Aku... aku tidak bisa menjelaskannya sekarang mira, jika sudah saatnya aku akan memberitahu mu"

Mira hanya menatap mata Ghizey mencoba mencari cari alasan dan jawaban, sembari berfikir untuk mempercayainya atau tidak

"Huh... baiklah, aku percaya padamu" sahut Mira.

Ghizey tersenyum dan mengajak mira untuk keluar dari tenda. Semua orang sudah selesai makan malam dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang berkumpul dengan teman-temannya mengitari api unggun dan bernyanyi disekitar tenda mereka. Insa, Glen dan Regaz sedang duduk mengililingi api unggun mereka.

"Eh mira, ghizey, sini gabung" senyum Glen, mereka yang dipanggil pun duduk dikayu besar yang dijadikan tempat duduk.

"Eh kita jarang nih kumpul, aku juga baru kenal kalian, gimana kalo kita cerita tentang diri masing"

"Kayaknya seru, aku setuju" jawab Insa dan dilanjutkan anggukan yang lain.

"Oke masing-masing kita saling bertanya aja, contohnya kalau ada yang ingin kalian ketahui tentang aku langsung bertanya begitu juga sebaliknya"

"Oke"

"Hmm.... aku mau bertanya.... Regaz"

Regaz yang sudah siap mengikuti game langsung beriap menyimak pertanyaan dari Glen.

"Apa kau merasa ada yang lebih kuat darimu?" Sagut Glen

"Tentu saja, para profesor banyak lebih kuat dariku kan"

"Bukan itu maksudku, secara murni... profesor itu banyak belajar dan menghapal banyak mantra, tapi jika kekuatan murni lebih kuat kau bahkan bisa mengalahkan mereka pada duel kan"

"Ayahku, hanya itu yangku tahu sampai sekarang"

"Whoa.... jadi diantara semua orang yang berada disini kau merasa paling kuat? Hahaha"

sahut Ghizey keceplosan, teman-temannya sontak sudah menatap ghizey khawatir. Bagaimana bisa dia berkata seolah-olah merendahkan si pangeran berdarah dingin yang tepat dihadapannya.

"Er... itu pujian" sambung Ghizey

"Lalu bagaimana denganmu, sebenarnya apa kekuatanmu?"

Tanya Regaz sambil memberi tatapan menusuk kepada ghizey yang baru saja membuatnya kesal. Pertanyaan itu juga menarik perhatian yang lain, apalagi selama ini Ghizey yang mereka kenal justru tidak memiliki kekuatan. Hanya karena Profesor Ezalgan sang kepala sekolah mereka yang merupakan sahabat ayahnya, dia tetap bisa bersekolah disini.

"Aku tidak tahu, kalian sendiri tahu aku lupa ingatankan"

"Apa kau sama sekali tidak ingat apapun" timpal Glen dan hanya dijawab gelengan.

"Kemaren aku berfikir kau memiliki kekuatan bulan merah" sahur Insa sambil terkekeh

"Jika memang itu bulan merah, sudah pasti sejak lama kekuatan itu muncul" lanjutnya.

Ghizey hanya menyimak pernyataan Insa. Pikirannya yang sedang berputar kini kehilangan kefokusan saat salah satu guru mereka mendekat. Dia nyonya Liley sang guru ramuan, dia bisa membuat racun, penangkalnya, obat, dan segala jenis ramuan lainnya. Langkah nyonya Liley menuju ke arah mereka.

"Ghizey, mari ikut aku, Profesor Ezalgan menunggu"

Mereka semua yang berada sisitu saling menatap satu sama lain, Ghizey yang keheranan dan diselimuti rasa takut beranjak dan mengikuti nyonya Liley yang sudah berjalan lebih dahulu didepannya. Sesampainua ditenda tempat para profesor yang ikut dalam acara kemah ini, mereka menuju ruang prof Ezalgan. Hanya ghizey yang memasuki ruangan itu sedangkan nyonya Liley pergi entah kemana.

"Selamat malam ghizey" sapa Prof Ezalgan

"Kau tahu kenapa aku memanggilmu?"

"Tidak profesor"

"Aku mendadak mendengar kejadian yang mengerikan disini, sehingga aku menggunakan sihir teleportasi kesini"

Ghizey hanya diam berdiri ditempat menunggu penjelasan selesai.

"Kekuatan hitam yang tadi menyelimuti hutan ini sama seperti kekuatan yang dulu menjadi tragedi terbesar sekolah kita, disanalah ayahmu dan ibumu menjadi salah satu orang yang berkorban hari itu, belakangan ini aku juga mendegar kekuatan mu muncul saat bertarung dengan Billie"

"Aku bahkan tidak tahu bisa mengeluarkan sihir profesor"

"Tapi aku tahu, sejak awal"

Ghizey menatap profesor Ezalgan dengan wajah keheranan.

"Ayahmu mempunyai kekuatan bulan merah, itu adalah kekuatan yang paling kuat duantara kita semua, penyatu para vampire, werewolf fan wizard. Tentu saja itu turun temurun dan kakek buyutmu lah yang telah menyatukan itu semua"

"Lalu?" Sahut Ghizey

"Kau seharusnya tahu kekuatan apa yang ada dalam dirimu"

"Ap....apa kekuatanku bulan merah,"

"Iya, itulah yang memancing kembali kekuatan hitam tadi datang, isu mengenai si tanoa mahkota itu benar, dia merasakan kekuatan yang berhasil membunuhny"

"Bukankah dia sudah mati? Apa ada yang memiliki kekuatan hitam seperti dia"

Prof Ezalgan tersenyum dan memegang kedua bahu Ghizey. "Kekuatan hitam tak sesederhana itu, mereka sangat mengerikan, menghidupkan jiwa yang mati bukanlah hal mustahil bagi mereka, tentu saja mereka harus membayar mahal nantinya. Kehidupan yang tidak memiliki kesucian sama sekali"

Ghizey tertegun, wajar saja orang-orang masih saja terus"an takut akan si tanpa mahkota. Dan keberadaannya sekarang justru memancingnya keluar.

"Profesor, siapa ibuku?"

"Hmm.... kau bertanya padaku?"

"Bukankah kau sahabatnya?"

"Bukankah kau anaknya, setidakny seharusnya kau mencari tentangnya sejak kau kehilangan ingatanmu kan?" Prof Ezalgan tersenyum, tapi senyum yang ia berikan terkesan menjanggal dimata Ghizey. Ia segera berpamit dan ingin kembali ketenda untuk menanyakan banyak hal kepada Mira.

"Hey sampah"

Langkah ghizey terhenti saat ada suara yang sudah pasti tertuju padanya. Billie dan ketiga temannya yang terdiri dari dua cowok dan satu cewek mendekat setelah beranjak dari tempat duduk mereka.

"Wah wah.... baru dari mana? Baru mengeluh karena gak tahan di hutan, atau.... karena tadi nyasar?hahahahha"

Ghizey memutar bola matanya melihat tingkah billie, mungkin pemilik raga ini sebelumnya sangat lemah dan terus ditindas, tapi sekarang dia harus menunjukkan dirinya yang aslikan

"Emang kenapa? Gak berani ngadu ke profesor sendiri sampai harua nunggu aku temanin" sahut ghizey yang kemudian berlalu meninggalkan mereka begitu saja

"Anak sampah! Daripada jadi beban lebih baik kau mati aja'" teriak billie

"Jika kau malu atas kekalahan mu di arena duel kau seharusnya sembunyi!" Teriak Ghizey tanpa menoleh kebelakang. Billie sudah merasakan wajahnya memanas atas ejekan ghizey, ia memang merasa sangat malu karena untuk pertama kalinya gong berbunyi atas kekalahannya.

--------------------------

"Kau darimana apa ada masalah?" Sahut Mira

"Enggak, kenapa belum tidur?"

"Jarangkan kemah begini, lagian besok kita masih bisa istirahat setelah tiba diasrama"

"Insa mana?"

"Tidur, takut ada kantong mata katanya"

Ghizey terkekeh, banyak siswa yang masih berlalu lalang menikmati suasana kemah. Tapi tidak sedikit juga yang sudah tidak bisa menahan kantuknya bahkan sampai tertidur didekat perapian.

"Eh Mira, ikut aku yuk" sahut Glen

"Kemana?"

"Ayo ikut aja dulu..."

"Ayuk Ghi" ajak Mira ke Ghizey

Ghizey menatap Glen yang sekarang sedang mengedipkan mata padanya.

"Gak deh mir...aku disini aja, dari tadi aku dipanggil orang terus"

Sebenarnya saat memasang tenda setiba diperkemahan, glen dan ghizey sempat berbicara cukup lama disela sela kesibukan memasang tenda. Glen keceplosan mengatakan mira sangat cantik ketika melihat mira berjalan membawakan mereka minuman. Hanya ghizey yang mendengar perkataannya itu dan Glen langsung tersipu malu.

Sudah jelas Glen mengajak Mira berjalan jalan untuk mendekatinya.

Sekarang hanya tertinggal Regaz dan Ghizey didepan api unggun. Mereka hanya diam tidak tahu ingin membicarakan apa. Sejenak terlintas dibenal ghizey bahwa ia lupa bertnya tentang siapa ayahnya pada mira.

"Regaz" paggil ghizey, dan yang dipanggil hanya membalas dengan tatapan

"Kau tahu siapa orang tuaku?"

"Pertanyaan macam apa itu"

"Kau tahu kecelakaan yang baru saja menimpaku kan, aku bahkan tidak ingat siapa ibuku"

Regaz menatapnya kembali sebelum menjelaskan.

"Ayahmu Tamzu Alkar seorang wizard dan ibumu Sulkey Hiba seorang vampire"

Ghizey terkejut mendengar penjelasan regaz, nama itu bukanlah nama yang asing baginya, Itu nama orang tuanya didunia manusia. Seketika wajahnya memucat dan dingin melandanya.

"Wajahnya... apa kau tahu wajahnya?"

"Hey, orang tuamu meninggal saat kita masih kecil"

Ghizey mulai merasa sesuatu yang ganjal, jika orang tua ghizey yang berada didunia mistis juga meninggal sejak kecil, bukankah mereka bernasib sama? Bahkan nama mereka tidak berbeda sama sekali. Ia pun teringat akan foto yang berada dimeja samping tempat tidurnya, mungkin itu bukanlah orang tua gadis pemilik badan ini.

Ghizey langsung berdiri dan membuat regaz terkejut dengan pergerakannya yang tiba-tiba. Setelah menatap kemanik regaz sesaat ghizey berlari mencari keberadaan mira. Ia menyusuri hutan sekitar perkemahan mereka untuk mencari mira bersama glen, ghizey bahkan tidak sadar Regaz ikut mengkejarnya dari belakang. Ghizey terus berlari menyusuri hutan yang masih berada didalam batas mantra perlindungan. Setelah mencari selang beberapa lama, ia melihat glen dan mira yang sedang berjalan dengan sihir cahaya yang diciptakan glen.

"Mira!" Teriak ghizey

Sepasang anak muda yang dipanggil itu terkejut dan menoleh kebelakang

"Ada ap.."

"Siapa laki-laki dan wanita didalam foto diatas meja kamarku"

"Oo...aku lupa menjelaskan kemaren, itu paman dan bibimu"

Ghizey yang mendengar itu semakin gamang dan panik

"Apa kau tahu, dimana aku menyimpan foto ayah ibuku"

"Aku tidak tahu, tapi foto orang tuamu selalu terpampang diruangan kepala sekolah, disana semua orang yang terlibat kejadian sitanpa mahkota dikenang, orang tuamu juga seorang profesor disekolah kita dulu"

Sedikit lagi mungkin ghizey akan membuka sebuah rahasia. Ia harus melihat apakah wajah sosok ghizey didunia mistis ini sama dengan wajah ibunya didunia asalnya. Ia kembali berlari untuk menuju sekolah mereka.

"Ghizey kau mau kemana!" Teriak Mira, ghizey melihat ketiga teman temanya yang kibi menatapnya dengan panik. Bagaimana mereka tidak panik setelah melihat keringat dingin dipelipis ghizey dan wajahnya yang sudah pucat.

Ghizey kembali berlari, ia melompat mencoba terbang dan terjatuh, ia terus mencoba dan sekarang ia terbang dengan kecepatan penuh seorang penyihir. Glen, Regaz dan Mira langsung mengejarnya karena ghizey akan segera melewati batas mantra pelindung.

"Seseorang keluar dari mantra dinding pelindung" Sahut Tuan Hendri, guru mantra perlindungan, hal itu membuat semua guru terperanjat dan keluar untuk mengumpulkan mara siswa.

"Siapa yang tidak berada disini!"

Teriak Hendri.

"Seseorag melewati batas perlindungan, periksa teman satu temda dan tenda sebelah kalian!"

------------------

Ghizey sudah melewati batas, ia terus berlari menyusuri hutan untuk sampai ke Vamwetch, ia sempat merasakan ada yang mengejarnya tapi ia tidak memperdulikannya sekarang, jika ia terus berlari kencang makhluk hutan tidak akan bisa mengejarnya. Ia pun sampai dilapangan rerumputan sekolah, Ia sudah kelelahan dan melanjutkan langkahnya dengan berlari. Ghizey melewati aula sekolah menaiki tangga dan segera menaiki tangga menuju ruangan kepala sekolah. Saat ida hendak masuk pintu ruangannya masih terkunci. Ia mencoba mendobrak dengan sekuat tenanga namun nihil. Karena kesalnya tanpa sadar aura sihirnya keluar dari tubuhnya.

Kini tubuhnya sudah mengeluarkan aura merah dan matanya sudah berkilat merah.

Ghizey yang menyadari sihirnya keluar mengelemparkan sihirnya ke pintu dan membuat pintu itu hancur dan terhempas kedalam. Ia segera mencari dinding yang dimaksud Mira di ruangan yang luas itu. Ia mendapat tangga untuk naik kelantai atas, ia terbang dan langsung tiba diatas.

Ghizey tertegun, ia menemukan nama ayah dan ibunya dengan wajah yang sama. Tidak ada perbedaan. Foto yang dipajang didepannya juga berada pada rumahnya didunia nyata.

"Sepertinya mereka orang yang sama"

"Lalu siapa aku? Kenapa aku berada pada dua dunia sekaligus?" Gumam ghizey

Kakinya sudah runtuh kelantai, ia tidak mengerti apa yang terjadi.

"Aku mengerti kebingunganmu nak"

Ghizey terperanjat dan mencari sumber suara. Ia tidak menemukan siapa-siapa hanya ada seekor kucing belang abu-abu diatas meja yang penuh dengan piala.

"Aku Ben" sahut suara itu kembali yang membuat ghizey langsung berdiri dan melihat sekitar. Kucing abu-abu yang tangkap dengan matanya tiba tiba melompat dan berubah menjadi seorang laki-laki yang sudah mulai menua. Ghizey merasa tidak asing dengan wajah yang baru ia lihat ini.

"Apa aku mengenalmu?" Sahut ghizey

"Aku pamanmu, laki-laki yang berada difoto"

Pantas saja wajahnya sedikit tidak asing bagi ghizey, ia sudah melihat laki-laki ini difoto.

"Aku tidak mengerti, kenapa orang tuaku didunia nyata dan dunia mistis ini sama"

"Hahaha, aku kira kau akan mengatakan kau hilang ingatan pada semua orang"

"Jika kau pamanku, kau tentu sadar aku bukanlah gadis yang difoto denganmu" sahut Ghizey

"Itu kau"

"Aku tidak dibesarkan didunia ini"

"Kau pikir bibimu didunia manusia bukanlah makhluk immortal yang berada didunia mistis ini?" Lanjut Ben

"Mereka memang paman dan bibimu, sama sepertiku, keberadaanmu selama ini disembunyikan bahkan raga dan jiwamu kami bagi"

"Apa maksudmu!?" Teriak Ghizey yang sudah muak

"Kami menggunakan sihir hitam, membagi jiwamu dan juga ragamu menjadi dua, berada di dua dunia, yang asli ataupun dominan berada pada dunia manusia untuk menyembunyikanmu, yang copyan atau sisi lemahnya didunia ini agar si tanpa mahkota tidak mengincarmu. Karena kau dikenal tidak memiliki kekuatan"

"Lalu?"

"Sisir merah itulah yang menjadi penghubung kedua dirimu dan kekuatanmu, kini kau sudah menjadi satu kesatuan kembali, kekuatanmu juga sudah muncul, keberadaanmu tidak bisa disembunyikan lagi"

Ghizey termenung, ia sibuk mencerna fakta-fakta yang baru saja ia ketahui.

"Didalam Vamwetch banyak pengikut sitanpa mahkota, mereka pasti sedang mengawasimu kapanpun, jika kau ingin bantuan datanglah ke selatan Vamwetch dan temui Maledit, dia akan membantumu."

"Bagaimana aku mengetahui pihakku, apa tujuanku berada disini?" Sahut Ghizey

"Dunia aslimu bukanlah dunia manusia ghizey, tapi dunia mistis ini, kau harus melindungi dunia kita, kejahatan sitanpa mahlota tidak berakhir setelah pengorbanan ayahmu dan yang lain waktu itu. Karena Sitanpa mahkota sudah membagi raga dan jiwanya sehingga ia tetap hidup dengan kegelapan.

"Bukan kah aku juga seperti itu?"

"Kasus kalian berbeda, aku harus pergi sekarang"

Ben kembali menjadi seekor kucing, dan kemudian ia pun menghilang. Selang beberapa detik para guru memasuki ruang kepala sekolah dan mendongak melihat kelantai atas. Disana sudah ada Ghizey yang membalas tatapan mereka.

Mira, Regaz dan Glen juga ada disana. Ghizey melompat terbang turun kebawah.

"Apa yang kau lakukan ghizey" sahut tuan Hendri

"Kau membahayakan kita semua, para siswa harus kembali ke asrama ditengah malam seperti ini karena kehebohan yang kau buat" omelnya.

Ghizey hanya menatap prof ezalgan, dan menghela nafasnya. Ia mengekuarkan sihirnya yang berwarna merah gelap dari tangan, dan mengarahkannya pada pindu yang sudah ia rusak. Puing puing nya kembali bersatu dan kini pintu itu sudah bagus seperti sedia kala. Semua yang berada disana menatap ghizey.

"Tenang saja, yang aku lakukan bukan sihir waktu"

Ghizey berjalan membuka pintu besar itu dan keluar, ia ingin kembali ke asrama untuk menenangkan fikirannya.

"Apa yang terjadi dengannya?" Gumam regaz

------------------------------------

Segitu dulu yah teman-teman

Maaf aku memang banyak banget Typo nya....😢

Maaf juga kalo kurang menarik....

Beri aku dukungan dengan Vote dan Komentarya..... ❤😘😘😘

avataravatar
Next chapter