14 14

Ghizey dapat melihat Okta dengan pakaian yang serupa dengan pria yang menangkapnya sedang duduk disebuah batu besar.

"Oh hai Ghizey sayang"

"Suaranya... Ini bukan Okta" batin Ghizey

Dalam kondisi nya yang masih terbungkus mantra Ghizey tidak tahu siapa yang sebenarnya didalam tubuh Okta. Entah dia sedang dikendalikan seperti Mira tadi atau hanya orang lain yang masuk dan menyamar.

"Siapa kau? Kembalikan Okta" Tanya Ghizey

"Well well..., kau kesini benar-benar demi tubuh ini? Aku dengan senang hati memberikan nya. Tubuh ini tidak layak untuk kupakai"

"Kalau begitu keluarlah dari sana sialan"

"Kau kira semudah itu? Tentu saja ada syaratnya"

"Sudah kuduga, apa mau mu? Apa kau terlalu lemah sampai membutuhkan sesuatu dariku?"

"Jangan meremehkan ku sayang, aku butuh tubuh mu ini. Tubuh dengan kekuatan bulan merah, seperti ayahmu" seringainya

"Kau kenal ayahku?"

"Siapa yang tidak kenal dirinya, si laki-laki bulan merah seperti mu"

Disebuah ruangan kosong dan gelap Regaz tersadar dari pingsannya, karena di seorang vampire matanya bisa melihat didalam kegelapan. Ruangan itu ber dinding kan batu dan terlihat seperti penjara yang berjeruji mantra. Hanya ada dia sendiri disana.

Diruangan lain dengan kondisi yang sama Glen, Elina, dan Mira juga kebingungan. Mata Glen dan Elina yang juga seorang werewolf bisa melihat didalam kegelapan. Mira seorang Witch yang rajin membaca dan menghafal buku mantra membuat matanyanya seperti mata seekor reptil agar dia bisa melihat. Mereka semua kebingunan dengan mantra yang mengikat tubuh mereka.

"Mantra apa ini" batin Regaz, ia berusaha melepaskan dirinya sekuat tenaga tapi kekuatannya tak bisa keluar semua. Seolah kekuatannya melemah.

Nguwngggg

Suara dengungan dari pintu mantra yang terbuka membuat Regaz mengalihkan perhatian nya. Perempuan berbaju emas dan rambut pirang sedang berjalan mendekatinya.

"Ternyata benar rumor itu.... Keturunan raja Vampire, Regaz si pangeran berdarah dingin. Kau lebih tampan daripada yang dibacarakan"

"Dan kau.... Aku mengenal mu. Jadi apa rencana kalian kali ini?"

"Rencana kami? Owh..haha rencana kami bukan hanya ini tampan. Sudah lama kami tak muncul ke permukaan dan sekarang rasanya sangat melegakan. Apa kami takut? Tentu saja tidak. Untuk kemenangan hari ini... Kami harus bersabar dibawah kemakmuran Vamwetch dan seluruh kaum Immortal!" Jerit Wanita itu diakhir ceramahnya

"Oh yah? Menang? Hanya menangkap ku dengan teman-teman ku kau anggap menang?, Kau terlalu lemah sampai mencari lawan seperti kami. Dan mungkin kau juga lupa kalau.,....."

Regaz menghentikan kalimatnya menunggu reaksi Wanita blonde itu.

"Kalau kekuatan intimu itu lemah, kau hanya bisa meniru, meniru, dan meniru mantra buku" ejek Regaz

"Akhhh!!!" Teriak perempuan itu karena kesal

Singgggggg

Sebuah sihir dilemparkan pada Regaz dan membuat Regaz meringis kesakitan untuk sebentar.

"Kita lihat saja, sayangnya aku tak sebodoh itu terpancing untuk membocorkan rencana kami" bisik Perempuan itu di telinga Regaz.

Perempuan blonde itu bernama Merza, perempuan yang dulunya berkomplotan dengan si tanpa makhkota, sebuah tragedi dimana banyaknya kaum Immortal yang tewas menyelamatkan dunia dan sekolah mereka.

Diruangan yang lain Elina dan Mira juga didatangi si kembar. Mereka yang sudah sering melihat foto para buronan yang dilupakan itu langsung tahu siapa mereka.

"Kembar nakal, jadi kalian ternyata" ucap Elina

"Wah... Kau mengenalku? Aku bahkan tak mengenalmu, ternyata aku masih saja melegenda semenjak belasan tahun lamanya"

"Sayangnya bukan kehebatanmu yang melegenda. Tapi kebodohanmu bersama kembaran mu itu"

Diruangan tempat Mira berada dia juga langsung mengenali laki-laki kembar nakal itu. Mereka berdua memang dijuluki kembar nakal bahkan saat mereka masih menjadi siswa Vamwetch.

"Hai cantik, aku dengar kau yang paling pintar diantara kalian berenam. Oh aku lupa, apa Phoenix itu bagian kalian? Atau peliharaan?"

"Owh, dia bisa menjadi keduanya meskipun dia hanya seekor Phoenix. Tidak sepertimu yang terus menerus menjadi peliharaan si Botak"

Laki-laki itu tertegun mendengar kata-kata pedas Mira yang membalikkan ejekannya pada diri nya sendiri. Dia tidak bisa membalas cacian yang Mira berikan padanya

"Oh ya? Tapi saat ini kau lah yang paling terlihat lemah, terikat oleh mantra dan tak bisa menggunakan kekuatanmu. Atau jangan-jangan kau tidak tahu ini sihir apa? Ahahhaha"

"Hei bodoh, kau bahkan tidak sampai ketingkat ku sekarang di Vamwetch. Kau pikir aku tidak tahu mantra ini? Ckckkc.... Padahal kau sendiri tahu aku murid terpintar"

"Diam!" Teriak laki-laki itu tiba-tiba. Mira bahkan terkejut dengan perubahan mood musuhnya itu

"Sekali lagi kau bicara, aku pastikan tubuhmu tidak adan tersisa untuk disemayamkan" ucap si kembar yang lebih kurus itu sambil keluar dari sana. Perbedaan si kembar nakal terletak di ukuran tubuh mereka. Yang lebih tua terlihat lebih berisi daripada adiknya.

Diruangan sebelah lagi Glen didatangi perempuan yang sama dengan Regaz. Glen hanya menatapnya malas seolah tidak ingin berbicara dan merespon perempuan itu.

"Perempuan Blonde itu ternyata, aku kira dia sudah mati" batin Glen

"Mari kita lihat.... Hmm aku tidak mengenal mu" Ucap Mirza, tapi sayangnya Glen hanya diam menatap tajam kemanik mata Mirza.

"Kau pasti mengenalku, siapa yang tidak mengenal seorang Mirza , seorang ...."

"Tante-tante yang menjadi budak sitanpa mahkota bersama temannya Om-om yang lain" potong Glen sambil tertawa, ia memang merasa lucu dan puas saat mengatakan Mirza tante-tante. Meskipun kamu Immortal seperti mereka memiliki umur panjang seperti penyu dan lambat menua, umur Mirza sudah memasuki kalangan usia menikah didunia mereka.

"Wajahku masih cantik, seorang vampire sepertiku menjadi idaman para laki-laki"

"Kau harus berkaca, goblin jantan saja tidak mau denganmu"

Syungggggggggg

Brakkkkkkkk

Lagi-lagi Mirza dibuat kesal sampai dia menyerang Glen yang masih terbungkus sihir, tubuhnya Glen terpental menabrak dinding batu sampai batunya retak kemudian dia terjatuh ketanah dengan badan yang masih terbungkus.

"Kalian semua sama saja, bocah hingusan sombong yang akan segera mati"

Mirza keluar dari ruangan tempat Glen berada tanpa memperkuat sihir yang melilit Glen, dia tidak sadar mantra dibadan Glen melemah karena serangannya.

Jika Regaz dan yang lain dikurung didalam sebuah gua maka Pholi dimasukkan kedalam kandang baja yang lumayan besar. Dia dikurung ditempat berbeda juga, kekuatan Phoenix sangat hebat itu sebabnya mereka berencana membuat Pholi menjadi milik mereka.

Ditempat lain hanya ada Ghizey dan Okta yang masih diisi sosok lain.

"Ohh, jadi kau mau aku berbagi tubuh denganmu? Enak saja. Badanku milikku. Tidak ada parasit yang bisa menempel disini"

"Kau pikir aku minta izin?, Kalau kau tak ingin berbagi maka istirahatlah kau dalam damai malam ini" Setelah mengucapkan kalimat itu Ghizey dibuat pingsan seketika. Dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan kekuatannya karena mantara pengikat yang menahan nya. Ia yang masih melayang dibawa menuju ruangan yang lain yang sudah ditunggu oleh Mirza dan sikembar nakal.

"Persiapkan semuanya, pannggil makhluk kegelapan lain untuk nanti malam. Sebentar lagi aku akan mendapatkan tubuh kuat ini. Meskipun.... Aku harus menjadi wanita"

Mereka bertiga langsung berpencar melaksanakan perintah Okta, Mirza berubah menjadi seekor kucing Oranye dan melesat dengan cepat keluar gua. Kembar nakal menyiapkan batu tempat ritual akan dilaksanakan.

Teman-teman Ghizey berusaha melepaskan dirinya masing-masing. Mereka harus segera menyelamatkan satu sama lain sebelum terlambat, pasti ada rencana jahat yang akan datang bersamaan dengan bencana.

Glen yang memang sudah tidak melayang lagi berguling-guling dengan berusaha mengeluarkan kekuatannya.

"Sial, mantra ini benar-benar menangkal kekuatanku"

Ia terus berusaha dan perlahan ia merasakan kekuatannya yang keluar sedikit demi sedikit. Mantra bercahaya yang melilit nya itu terasa seperti semakin menggelap karena hampir rusak. Glen tidak berhenti meskipun dia semakin lemah

Ziinggggg

"Yes, aku bebas"

Glen langsung berdiri dan memperhatikan sekitar yang gelap. Cahaya mantra yang melilit mereka memang tidak bisa menerangi ruangan. Ia mendekati pintu keluar yang dibalut mantra juga, ia berusaha mengenali jenis mantra pelindung nya agar tahu cara melabuhinya.

"Hah, sudah kuduga mantra yang lemah" ucapnya

Glen menggerakkan tangannya seolah membuat sebuah lingkaran di dinding mantra bening itu. Perlahan terbuka sebuah pintu dari sana dan Glen berhasil lewat. Ia memperhatikan keadaan sekitar yang terlihat aman. Ia. Langsung beranjak mencari keberadaan yang lain

-jangan lupa mengundi dan beri komentar yah-

avataravatar
Next chapter