12 12

"Inilah yang mu maksud" Ucap glen sambil bersiaga ditempatnya

Mereka semua berkumpul dan saling memperhatikan sekitar. Suara geraman serigala besar sudah mulai terdengar sangat jelas. Selang beberapa lama menunggu kemunculan rouge itu, akhirnya mereka melihat seekor yang pertama keluar dari semak.

"Biar aku yang pertama" Ucap regaz

Regaz melompat mendekati serigala itu dan mulai bergulat denganya. Wujud vampire nya sudah ia keluarkan dan mulai mencakar serigala itu dengan cepat.

Kawanan serigala yang lain muncul dan menjadi bagian ghizey, glen, elina dan mira. Sedangkan pholi yang berwujud elang bertengger diatas pohon. Para serigala itu tidak menyadari bahwa ada panah tajam yang melesat dari atas pohon dan membuat mereka kesusahan.

"Darimana asal panah ini?" Ucap ghizey keheranan dengan kemunculan panah

"Pholi" Ucap elina

Ghizey mendongak dan melihat anaknya itu berada diatas pohon.

Glen juga sudah berubah menjadi werewolf, sedangkan para perempuan menggunakan sihir mereka untuk melawan para serigala itu.

"Arghhh" Pekik Mira

Mendengar itu mereka semua lengah dan terkena serangan musuh mereka masing masing.

"Awas! " Teriak glen entah pada siapa

Setelah itu terlihat lah ghizey yang tertegun karena merasakan sesuatu yang ganjal dibelakangnya. Sebuah nafas berbau amis darah yang menghembus rambutnya. Dengan cepat ia berbalik dan

Syattttt

Blub

Serigala itu mengayunkan cakarnya pada ghizey yang hendak berbalik tapi ia kebingungan ketika tak ada seseorangpun yang dikenai cakarnya.

"Disini" Ucap ghizey yang sudah menunggangi serigala itu

Jlebbbbb

Dengan sebuah tombak yang entah muncul darimana ghizey menusuk badan serigala itu sampai mengenai jantungnya. Serigala itu langsung terkapar tak berdaya.

Selang beberapa lama mereka saling membantu melawan delapan serigala akhirnya mereka menang dengan mayat binatang buas di sekitar mereka.

Mereka semua kelelahan dan saling menatap satu sama lain.

"Apa kita akan menghabisi semua rouge di hutan ini agar sampai ke Goa itu?" Tanya mira

"Bukan hanya serigala. Aku lebih takut pada jiwa hitam yang tinggal disini" Ucap Glen

"Jiwa hitam? "

"Para pengguna ilmu Hitam yang menjalani pertumbalan jiwanya"

Seakan mengerti dengan apa yang glen maksud mata mereka ikut menelusuri sekitar kembali

"Kita gak bisa dengan cara seperti ini, pholi... " Panggil Ghizey.

Otomatis pholipun turun dan menjadi manusia lagi mendekati Ghizey.

"Kau bisa terbang dengan aman?"

"Emm.... Diatas lebih mengerikan daripada di bawah mom"

Ghizey memang tidak tahu kalau bagian atas hutan ataupun penutup hutan yang remang ini adalah makhluk mengerikan yang tinggal beberapa meter dari pohon tertinggi disana. Jika berada di luar hutan cuaca lebih cerah, tidak sekelas hutan tempat mereka berpijak. Ada makhluk hitam tanpa mata, hidung dan mulut, berbadan panjang tapi tanpa kaki. Mereka merasakan keberadaan mangsa dari telinga mereka yang super peka.

"Dibandingkan terbang, lebih baik melesat dibawah ini dengan cepat" Ucap glen

"Jika seandainya aku tahu tempatnya aku pasti akan membawa kita ber teleportasi"

"Bagaimana kalau kita melesat dengan cepat? Walaipun banyak makhluk yang akan terpancing kita bisa berteleportasi dahulu dan kembali lagi kesana. Setidaknya Ghizey sudah tahu tempat itu jadi mudah aja kalau kita kembali kesana lagi" Terang mira

"Ide bagus, kita bisa teleport dan kembali kesana karena aku tahu jelas tempatnya" Jelas Ghizey berusaha menyimpulkan

Mereka semua setuju dengan ide itu dan bersiap diri untuk segera melesat

"Sekarang!" Teriak Regaz

Mereka semua langsung melesat dengan kekuatan immo mereka masing masing, pholi bahkan tidak terbang sesuai kecepatan elang, dia terbang dengan kekuatan phoenix di wujud burung elang.

Mereka semua berusaha tetap memperhatikan satu sama lain sambil mengikuti pholi yang memberi petunjuk jalan sesuai penerawangan nya. Selama lesatan mereka itu mereka menyadari kehadiran mereka menarik perhatian banyak penghuni hutan.

"Sudah dekat" Ucap pholi

Mereka pun akhirnya berhenti di depan sebuah gua besar yang terlihat kecil dan menuju ke dalam tanah,  seolah tidak ada yang aneh dari gua itu.

"Apa ini guanya? Kau pasti salah" Ucap glen

"Memang ini, tapi kenapa sangat tenang?" Timpal elina yang sudah melihat gua ini, tapi waktu itu hawanya mengerikan, tidak setenang yang mereka rasakan sekarang.

Suara gemuruh layaknya sesuatu mendekat dengan jumlah yang banyak terdengar dan membuat mereka panik.

"Ayo masuk! Cepat!" Ucap Ghizey mengarahkan mereka semua

Setelah masuk kedalam gua mereka memasang perisai tak kasat mata agar tidak ada yang bisa melihat mereka. Suara mengerikan masih terdengar dan mereka diam di tempat tanpa menimbulkan suara apapun. Perlahan makhluk aneh mulai bermunculan disana.

Ada seekor babi tapi dengan wajah yang cenderung seperti wajah manusia berukuran besar. Rubah hitam, Tengkorak manusia yang memakai baju hitam sobek. Sebuah pohon yang berjalan, dan banyak yang lebih aneh lagi. Pemandangan itu mengerikan, belum lagi beberapa mereka justru ada yang bertengkar.

Selang beberapa lama seekor rouge mengendus kearah gua, mereka semua menyaksikan itu dengan jantung yang berdegup kencang.

"Ayo masuk" Ucap elina tiba-tiba dengan berbisik ke Ghizey

Mereka saling tatap dan memperhatikan gua yang masih dalam, mereka pun masuk dan memasang bayak mantra jika sewaktu waktu benteng itu ditembus oleh mereka.

"Sial, kenapa setiap terowongan selalu bercabang" Batin Ghizey

"Kita berpencar aja, Regaz, Glen, dan pholi harus terpisah karena mereka laki-laki"

"Pholi masih kecil" Protes Mira

"Kau tidak tahu pertumbuhan phoenix seperti apa" Ucap Ghizey dengan senyum kepada pholi

"Kalau begitu glen dengan mira, elina dengan regaz, pholi denganku" Lanjut nya

"Kenapa kau yang mengatur?" Protes regaz

"Kenapa kau protes?"

"Udah! Stop, bukan waktunya berdebat sekarang. Pembagian yang Ghizey buat udah cocok, kau ngapain protes? " Ucap mira

Regaz kira mira akan membelanya pada awalnya ternyata ia malah disalahkan kembali oleh perempuan itu.

Mereka semua mulai masuk ke lorong yang berbeda sesuai dengan pembagian Ghizey tadi. Di lorong pertama ada Regaz dan Elina, lorong kedua ada Mira dan Glen, Lorong ketiga ada Ghizey dan Pholi.

Regaz dan Elina mulai masuk kedalam lorong pertama, seperti lumrah nya sebuah gua keadaannya gelap jadi mereka mereka membuat sihir cahaya untuk menerangi jalan.

"Jadi kau regaz yang terkenal itu?" Ucap Elina tiba-tiba

"Namaku memang regaz, tapi aku gak ngerti maksudmu dengan kata 'terkenal'"

"Yelah, kau merasa itu semua hal biasa. Jadi kau gak mengartikan ketenaran itu apa-apa"

Regaz hanya diam tak mengubris lagi, ia sibuk mengitari sekitar sambil meraba dinding gua. Elina asik memperhatikan regaz dengan kekagumannya yang memang ada sejak lama. Elina bahkan tidak menyangka dia bisa sedekat ini dengan laki laki berjulukan pangeran dingin itu.

"Apa hal buruk yang kau lihat saat menerawang kemarin?"

Lamunan dan ke haluan Elina langsung berserakan seketika, ia tidak mungkin mengatakan apa yang sudah ia lihat.

"Aku tidak bisa mengatakannya, itu sudah hukum alamnya. Jika aku memberi tahu orang lain hal buruk nya akan bertambah sesuai jumlah orang yang tahu"

"Maksudmu orang yang diberitahu akan ikut mengalami hal buruk? "

"Bukan, orangnya random. Tapi jumlahnya sesuai"

Mereka kembali berjalan dengan regaz yang berada di depan dan Elina berjalan di belakangnya. Tanpa mereka sadari sudah ada sosok yang pendek seperti kurcaci dengan cakar tangan yang panjang dan tajam berdiri tak jauh dibelakang mereka. Elina merasakan ada kehadiran seseorang di belakangnya dan langsung berbalik.

Akhh!

Elina berteriak sambil melemparkan sihir. Regaz pun langsung berbalik dan ikut menyerang mahkluk seperti kurcaci itu. Namun sihir mereka meleset dan terus menerus. Tiba-tiba si makhluk pendek sudah di depan Elina sambil tersenyum ngeri.

Happpp

Tangan Elina disentuh dan dalam sekejap mereka berdua hilang meninggalkan regaz sendirian.

Di gua kedua glen dan mira juga sudah masuk dan melakukan hal yang sama untuk penerangan sekitar. Mereka berjalan seolah sedang kencan karena terlalu nyaman. Kedekatan mereka semakin erat seiring berjalannya waktu.

"Jadi kau asli werewolf?" Tanya mira yang sudah mendengarkan cerita panjang lebar dari glen

"Iya, kamu?"

"Ibu dan ayahku sama sama seorang Witches, aku murni seorang penyihir"

"Aku suka kekuatanmu"

"Aku lebih menyukai kekuatanmu"

Mereka tertawa bersama, dan sama seperti kejadian regaz dan elina di lorong sebelah, mereka tidak cepat menyadari ada sosok lain yang memperhatikan mereka. Kali ini sebuah kucing Orange sedang berjalan dari arah belakang mereka.

"Wah imutnya"

Mira mendekati kucing itu dan menjadi menggendongnya, glen hanya memperhatikan gadis yang ia sukai itu mengelus kucing yang sebenarnya adalah jelmaan.

Karena menatap mata kucing itu mira berakhir menurut dengan kucing itu, glen yang melihat ekspresi mira mengguncang tubuhnya.

"Mira?"

Mira melihat glen yang mengguncang  tubuhnya.

"Eh iya, lihatlah mata kucingnya, dia imut kan? " Perintah Mira

Otomatis glen menatap mata kucing itu dan ekpresinya yang awalnya memperlihatkan kebingungan langsung berubah menjadi datar, ia berhasil ikut terhipnotis. Setelah itu mereka berdua seolah menjadi zombie dan berjalan mengikuti perintah seekor kucing.

Di gua yang ketiga Ghizey dan pholi belum juga menemukan apapun, mereka sudah berjalan sangat jauh.

"Mom, aku capek" Ucap pholi

"Kita gak boleh berhenti, pasti yang lain udah sampai dan kau malah malas-malasan"

Ghizey kembali berjalan meninggalkan pholi yang merajuk duduk ditanah dengan bibir dimajukan, sebuah pemandangan bayi tampan gendut yang menggemaskan. Sayangnya Ghizey tidak mudah luluh dengan puppy eyes itu. Dengan terpaksa Pholi beranjak dan mengejar langkah Ghizey.

"Ghizey... " Panggil seseorang dari belakang mereka.

Setelah berbalik dan melihat siapa yang memanggil ghizey langsung tersenyum tanpa ragu, meski ada sedikit ke ganjalan yang tidak ia yakini didalam hatinya.

Jangan lupa mengundi dan beri komentar yah❤💕

avataravatar
Next chapter