"Turun kau bajingan!" seru Psyce dengan napas terengah-engah menunjuk pria yang menjadi tuan dari pria-pria yang sudah dikalahkan oleh Psyce dengan pedangnya.
"Jawab dulu pertanyaanku," ujarnya menjawab dari atas kudanya.
Pria ini, meskipun sudah melihat anak buahnya yang mati didepan matanya karena dibunuh oleh Psyce, raut wajahnya sama sekali tidak menunjukan kekesalan ataupun kemarahan pada Psyce. Justru yang ada, adalah raut wajah yang begitu tenang seakan nyawa anak buahnya bukanlah apa-apa.
Psyce memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan energi sihirnya. Ia menarik napas dan menghembuskannya pelan. "Apa pertanyaanmu?" tanya Psyce.
"Apa kau salah satu penyihir berdarah murni?" tanya pria tersebut membuat Psyce sedikit terkejut dengan apa yang dipertanyakan. Namun, diwajahnya tidak tampak rasa keterkejutannya. Siapa sebenarnya pria di depannya ini, Psyce bertanya-tanya.
"Lalu siapa kau?" tanya Psyce.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com