20 Hembusan nafas

Telah ku saksikan orang-orang dengan pribadinya masing-masing. Telah ku saksikan diriku melangkah menjauh meninggalkan masa lalu. Telah ku temukan hakikat hidup yang sebenarnya. Dan telah ku simpan harapan besar pada diri ini agar setiap hari menjadi lebih baik lagi, bukan untuk menjadi lebih baik dari seseorang tetapi menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Seperti biasa aku sering berdialog dengan diri sendiri. Tentu saja tentang diriku yang semakin hari semakin merasa aku tidak ada apa-apanya. Menyadari bahwa aku hanyalah seorang hamba yang setiap waktu bisa saja melalukan kesalahan. Aku berlindung kepada Allah SWT dari gangguan syaitan yang terkutuk, dari kejahatan makhlukNya, dan dari ketidaksempurnaan diri sendiri.

Aku mempunyai rutinitas baru. Ketika sore hari setelah sholat ashar, aku akan berjalan keluar rumah tapi tidak untuk menuju ke suatu tempat, bukan tanpa tujuan. Aku memiliki tujuan melakukan itu, aku berharap sepanjang jalan itu aku menemukan seseorang yang bisa aku tolong, siapapun yang membutuhkan pertolonganku, aku akan menolongnya. Setidaknya aku ingin berguna bagi orang lain.

Anugerah terbesar yang Allah berikan padaku adalah hembusan nafas ini yang membuatku semakin bersyukur. Selalu ada kesempatan bagiku untuk hari-hari yang cerah, tentu saja menjadi lebih baik lagi.

Aku menyadari, Allah memberiku kesempatan setiap hari untuk menuju kearah yang lebih baik, menuntunku dengan setiap hembusan nafas agar ku pergunakan dengan sebaik-baiknya, sebab setiap hembusan nafas itu akan bernilai ibadah jika kita melakukan hal yang baik semata-mata karena Allah.

Aku pernah membayangkan bila sebentar saja Allah mencabut nikmatNya kepadaku, aku bisa apa?. Seluruh yang ku miliki dalam tubuh ini dan apa yang disekelilingku adalah milikNya, maka aku bisa apa?.

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?".

Dengan dasar itu ku niatkan untuk menuntut diriku untuk berguna bagi diri sendiri dan bagi orang lain.

Banyak hal yang menyadarkan ku bahwa aku sebenarnya lemah tak berdaya, hanya saja Allah yang menguatkan ku.

"Hembusan nafas ini hanyalah titipan, bukankah telah dikatakan bahwa kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi. Maka tidaklah berdaya dirimu jika bukan karena Allah. Singkirkan kesombongan mu karena sebenarnya engkau adalah makhluk yang lemah. Maka tidaklah berguna apa yang engkau usahakan jika bukan untuk Allah. Maka di hari kemudian Allah akan mengambil milikNya darimu. Maka Allah akan menagih untuk apa engkau pergunakan titipan itu, seluruh nikmatNya untuk apa engkau pergunakan?. Maka setiap hembusan nafas akan dihitung, setiap niat akan dihitung, setiap perbuatan akan dihitung, dan setiap dari kita bertanggungjawab untuk itu semua".

Untuk seluruh perbuatan yang tidak berguna pada masa lalu, aku menyesali dan menjadi sebuah pelajaran hidup, itu tidak akan terulang lagi. Aku akan memfokuskan diri memperbaiki diri melalukan hal yang berguna di hari kemudian.

avataravatar
Next chapter