9 9. Sang Kaisar

"Anak Manis," panggil Eleanor pada bayi singa yang dihadiahkan oleh Matius padanya.

Bayi singa itu berlari dengan gaya menggemaskan pada Eleanor, dan naik ke atas pangkuan Eleanor dan duduk di sana dengan manja. "Apa kau sudah makan?" tanya Eleanor sembari mengusap puncak hidung peliharaannya itu dengan senyum yang mengembang pada bibirnya.

Sela dan Cindy yang melihat suasana hati Eleanor yang sangat baik, hanya bisa tersenyum. Rasanya, sudah lama mereka tidak melihat Eleanor dalam suasana hati yang sangat baik seperti ini. Tentu saja keduanya tahu jika hal tersebut tidak terlepas dari kehadiran hewan berbulu putih mulus yang menjadi hewan peliharaan Eleanor tersebut. Jika Cindy merasa kagum karena Matius memberikan hewan yang disebutkan oleh Eleanor dengan mudahnya. Padahal siapa pun bisa tahu jika singa putih tersebut adalah hewan yang sangat langka, karena menjadi perlambang dari kekaisaran Dozzie. Tentu saja, hal tersebut membuat singa putih menjadi hewan yang sangat langka dan digolongkan sebagai hewan yang sangat sulit ditemui. Orang-orang bahkan berpikir jika singa putih hanyalah hewan yang hanya ada dalam legenda saja.

Karena hal itulah, Sela yang memang sudah mengetahui banyak hal mengenai Matius dan sejarah kekaisaran, merasa sangat aneh dengan keputusan yang diambil oleh Matius. Singa putih yang diberikan oleh Matius pada Eleanor, Sela ketahui sebagai satu-satunya singa putih yang dimiliki oleh kekaisaran. Karena kelangkaannya, singa tersebut diperlakukan dengan sangat istimewa dan dijaga dengan begitu ketat. Tentu saja sangat aneh rasanya ketika Matius dengan senang hati memberikan harta seberhaga itu pada Eleanor, meskipun memang benar jika Eleanor sendiri pada akhirnya akan masuk ke istana dan menjadi seorang ratu.

"Ele."

Eleanor yang mendengar panggilan ayahnya segera menoleh dan tersenyum lebar pada Orbert. "Ayah!" seru Eleanor tetapi tidak beranjak dari posisinya sama sekali.

Orbert pun duduk di seberang putrinya dan menatap hewan berbulu yang tengah meringkuk dengan nyamannya di atas pangkuan Eleanor. Orbert berdeham dan bertanya, "Apa kau sudah selesai bersiap? Beberapa saat lagi, kereta dari istana akan sampai."

Hari ini adalah hari di mana Eleanor harus pergi ke istana, sesuai dengan kesepakatan yang sudah ia buat dengan Matius. Mulai besok, Eleanor akan secara resmi mendapatkan pelatihan sebagai s`eorang calon ratu. Sebenarnya, Eleanor paling membenci hal-hal yang berbau kaku seperti ini. Namun, demi kesepakatan yang sudah ia buat dengan Matius, Eleanor harus menjalankannya, walaupun dengan berat hati. Eleanor mengusap hewan peliharaannya dengan lembut dan menatap sang ayah sebelum menjawab, "Tentu saja, Ayah."

"Ayah pasti sangat merindukanmu," ucap Orbert sudah mulai merasa sedih karena dirinya harus hidup terpisah dengan putri yang sangat ia sayangi ini.

"Aku juga pasti akan merindukan Ayah. Tapi, Ayah lebih beruntung daripada aku. Jika Ayah merindukanku, Ayah bisa datang ke istana untuk menemuiku."

Cindy yang berdiri di samping Sela, sudah mulai menangis. Ia tidak mau berpisah dengan sang nona yang sudah ia layani sejak lama itu. Namun, Eleanor secara tegas mengatakan jika dirinya hanya akan membawa Sela saat pergi ke istana. Tentu saja, hal itu membuat Cindy sedih. Para pelayan yang lain juga bertanya-tanya mengapa Eleanor memilih membawa Sela yang terhitung pelayan baru, daripada Cindy yang sudah melayaninya sejak kecil. Hanya saja, semua orang tahu jika mereka tidak bisa bertanya secara langsung pada Eleanor dan memilih untuk memendam semua yang mereka pikirkan dalam diam.

"Ayah pasti akan mendapatkan pembatasan kunjungan karena terlalu sering mengunjungi istana untuk menemui putri Ayah yang cantik ini," seloroh Orbert membuat Eleanor ikut tertawa bersama sang ayah.

Namun, Eleanor sendiri berpikir jika apa yang dikatakan oleh Orbert barusan bukanlah hal yang mustahil. Mengingat betapa besarnya kasih sayang yang dimiliki oleh ayahnya itu, rasanya bukan tidak mungkin jika Orbert mengunjungi istana setiap hari hanya untuk bertemu dengannya. Tentu saja, Eleanor harus mengingatkan ayahnya agar tidak melakukan hal itu. Karena bisa saja, sikap ayahnya itu akan menjadi boomerang yang menyerang sang ayah. Hanya untuk saat ini, Eleanor tidak akan mengatakan apa pun, karena tahu jika sang ayah sebenarnya tengah berusaha untuk menutupi rasa sedih yang ia rasakan. Eleanor dan Orbert berbincang ringan sampai kepala pelayan mengatakan jika kereta kuda istana sudah memasuki area kediaman Count Clement.

Orbert pun menglurkan tangannya pada Eleanor. Ia akan mengantarkan putrinya hingga naik ke dalam kereta kuda. Eleanor menerima uluran tangan sang ayah, sementara tangannya yang lain ia gunakan untuk menggendong hewan peliharaannya yang masih mendengkur dengan nyaman dalam pelukannya. Keduanya pun melangkah menuju pintu utama, dengan diikuti oleh para pelayan yang bertugas untuk membawa barang-barang pribadi milik Eleanor yang terlihat tidak terlalu banyak. Namun, sebuah kejutan bagi mereka semua, saat Matius turun dari gerbong kereta kuda yang diperuntukkan ditumpangi oleh Eleanor. Tentu saja, semua orang segera memberikan hormat pada sang kaisar yang kedatangannya tidak disangka-sangka tersebut.

"Salam untuk Matahari kekaisaran ini. Semoga keagungan senantiasa menyertai Yang Mulia!" seru semua orang dengan kompak.

Eleanor sendiri memberikan hormat dengan masih menggendong lembut hewan peliharaannya yang masih terlelap dengan nyenyak. Matius yang hadir dengan jubah kebesarannya sebagai seorang kaisar, dan topen yang senantiasa menutup wajahnya yang terkutuk, hanya melirik orang-orang yang memberikan hormat tersebut. Setelah itu, Matius mengarahkan netranya pada Eleanor lalu pada anak singa dalam pelukan Eleanor. Kening Matius agak mengernyit, dan tentu saja tidak terlihat oleh siapa pun karena wajah Matius yang ditutupi oleh topeng yang terlihat mewah, tetapi membawa kesan mengerikan karena kabar mengenai kutukan yang menyertai Matius.

"Maafkan kelalaian kami yang tidak menyambut kedatangan Yang Mulia Kaisar dengan benar," ucap Orbert merasa bersalah karena sudah membuat Matius menunggu. Sebenarnya, Orbert dan yang lainnya memang tidak bersalah.

Mereka bukannya sengaja membuat Matius menunggu, tetapi mereka memang tidak tahu jika Matius akan datang. Kabar yang mereka ketahui dari istana hanyalah mereka akan mengirim kereta kuda untuk menjemput Eleanor dan membawa barang-barang pribadinya. Selama sejarah kekaisaran Dozzie pun, belum ada catatan yang menyebutkan jika kaisar secara pribadi menjemput calon ratu atau permaisurinya. Karena itulah, semua orang agak terkejut dengan langkah yang diambil Matius ini. Matius sendiri tidak mempermasalahkan apa yang terjadi dan berkata, "Tidak perlu meminta maaf, aku yang salah karena tidak memberi kabar bahwa aku akan datang untuk menjemput calon ratuku."

Matius menatap Eleanor, dan membuat gadis itu tersenyum tipis. "Yang Mulia seharusnya tidak perlu melakukan hal ini. Yang Mulia pasti sibuk," ucap Eleanor.

Matius pun meraih salah satu tangan Eleanor yang bebas. "Aku perlu melakukan hal ini. Aku tidak bisa membiarkanmu datang sendirian ke istana. Dan satu hal yang perlu kau ketahui, aku selalu memiliki waktu untukmu, Eleanor," ucap Matius sebelum mengecup punggung tangan Eleanor dengan lembut, membuat orang-orang yang melihatnya menahan napas. Semua orang pun yakin, jika Matius, sang kaisar sudah benar-benar jatuh hati pada pesona nona muda dari keluarga Count Clement. Saking jatuh hatinya, ia bahkan bisa memberikan dunia ini pada calon istrinya itu.

avataravatar
Next chapter