11 11. Tes

"Selamat datang Nona Eleanor Bica Clement. Perkenalkan, saya kepala dayang Melena Aliana yang ke depannya akan membantu Nona untuk belajar menjadi ibu kekaisaran ini, serta menjalankan tugas Anda sebagai seorang Ratu," ucap seorang wanita berusia empat puluh tahun yang menyambut kedatangan Eleanor di istana musim semi, di mana para calon ratu atau calon selir kaisar akan tinggal sebelum mendapatkan gelar resmi. Eleanor menerima salam tersebut lalu duduk dengan tenang di sofa. Sela segera membantu Eleanor untuk beristirahat dengan menyiapkan pakaian santai tanpa korset dan menyiapkan alas kaki yang lebih nyaman digunakan oleh Eleanor. Semua itu jelas mengejutkan bagi Malena.

Malena adalah seorang wanita bangsawan yang mendapatkan gelar terhomat atas pengabdiannya pada kekaisaran. Meskipun dirinya adalah kepala dayang, tetapi posisinya hampir menyamai posisi para menteri. Seluruh masalah istana dalam, dan pengaturan yang seharusnya diurus oleh ratu, sepenuhnya menjadi tugas Malena karena semenjak Matius naik takhta, Matius sama sekali tidak menerima atau membawa seorang gadis pun untuk dijadikan sebagai ratu. Malena menatap Eleanor yang kini duduk dengan santainya sembari membaca buku dengan sampul polos. Malena rasa, sikap Eleanor ini sangat tidak pantas sebagai seorang gadis bangsawan, terlebih dirinya akan menjadi seorang ratu nantinya.

Malena berdeham dan berkata, "Nona Eleanor, ada beberapa peraturan yang harus Anda perhatikan selama tinggal di istana musim semi sebagai seorang calon ratu. Di istana ini, Anda akan mendapatkan pendidikan sebagai calon ratu, hingga waktu pernikahan Anda dan Yang Mulia Kaisar tiba. Selama itu, ada beberapa peraturan yang harus Anda patuhi. Pertama, tunjukkan etiket dasar seorang gadis bangsawan, tolong kenakan korset dan sepatu yang lebih pantas. Kedua, apa yang Anda baca, Anda konsumsi, dan Anda lakukan harus sesuai dengan jadwal serta harus dalam pengawasan. Katiga, Anda harus menjaga martabat Yang Mulia Kaisar dan nama baik istana dalam sikap yang Anda ambil, Nona bisa menitipkan hewan peliharaan Nona pada pihak pengelola kebun binatang."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Malena, Eleanor pun menutup bukunya dan menatap Malena dalam diam. Sela menelan ludah. Ia tahu, jika saat ini Eleanor tengah merasa kesal. Hanya melayani Eleanor kurang lebih dua bulan, Sela sudah bisa membaca suasana hati Eleanor yang sebenarnya tidak terlalu rumit ini. Eleanor tidak senang diatur, dan paling tidak senang diganggu saat dirinya tengah membaca buku. Tentu saja, sudah dipastikan jika saat ini Eleanor marah karena waktu istirahatnya diganggu. Apa lagi, Eleanor sudah lama tidak melakukan perjalanan jauh menggunakan kereta kuda, tubuhnya terasa sangat lelah.

Eleanor tersenyum tipis dan berkata, "Pertama, Yang Mulia Kaisar sendiri yang sudah mengatakan padaku, untuk tinggal dengan nyaman. Beliau berkata bahwa aku bisa melakukan kebiasaanku di rumah dengan nyaman tanpa harus memikirkan pendapat orang lain. Kedua, aku akan melakukan apa pun yang aku mau, termasuk dalam hal bacaan, hal apa yang aku konsumsi, dan apa yang ingin aku lakukan. Ketiga, dia adalah hewan peliharaanku, jangan pernah berani menyentuhnya. Ah, satu hal lagi, dia adalah hadiah dari Yang Mulia Kaisar. Singa putih, perlambang kekaisaran Dozzie. Menyentuhnya, berarti kau akan berhadapan dengan Yang Mulia Kaisar."

Eleanor dan Malena saling berpandangan sengit. Sela yang melihat hal itu tentu saja merasa sangat gugup. Namun, tak lama Malena berkata, "Kalau begitu, saya akan memastikan apa yang sudah Nona katakan pada Yang Mulia. Saya harus mengetahui detailnya, agar bisa bersikap semestinya."

Saat Malena undur diri, Eleanor kembali bersantai dengan mengelum anak singa yang masih nyaman bergelung dalam pangkuannya. "Tidur yang nyenyak, Sam." Benar, pada akhirnya Eleanor pun resmi memberi nama Sam untuk anak singa yang menjadi hewan peliharannya itu.

"Nona, sepertinya Nyonya Malena tidak akan membiarkan Nona begitu saja," ucap Sela.

"Aku tau," ucap Eleanor.

"Tapi kenapa Nona malah sengaja memprovokasinya? Lagi, apa benar Yang Mulia Kaisar mengatakan semua hal itu pada Nona?" tanya Sela tidak mengerti.

"Aku tidak sengaja memprovokasi siapa pun. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan," ucap Eleanor sembari memindahkan Sam ke atas bantal lembut, sementara dirinya melangkah menuju balkon kamarnya.

Tentu saja Malena mengikuti langkah Eleanor yang saat ini ternyata duduk di salah satu kursi yang diletakkan di sana. "Anggaplah hal ini sebagai cara aku memeriksa orang yang memang bisa aku andalkan, Sela. Selain itu, aku ingin sedikit mendapatkan keistimewaan dari Yang Mulia Kaisar. Sedikit bermain-main sebelum menjalankan tugasku sebagai seorang ratu bukan hal yang salah," ucap Eleanor sembari tersenyum tipis dan menatap pemandangan bagian istana musim semi yang indah karena dipenuhi oleh bunga-bunga yang bermekaran dengan indahnya.

Meskipun sudah mendengar apa yang dikatakan oleh Eleanor, Sela sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh sang nona. Namun, Sela pun memutuskan untuk diam. Toh, apa pun masalah yang mungkin saja muncul, pasti bisa diselesaikan oleh Eleanor ini. Meskipun suasana hatinya bisa berubah dan semua perubahan itu sudah dihafal oleh Sela, tetapi apa yang dipikirkan oleh Eleanor sama sekali tidak pernah bisa dibaca oleh orang lain dengan mudah. Termasuk olehnya yang sebenarnya adalah orang yang terlatih, dan pada dasarnya memiliki kemampuan untuk membaca situasi dan lawan yang harus ia hadapi. Jika Eleanor adalah lawan Sela, sudah dipastikan bahwa Sela akan kalah telak.

Sementara itu, di ruang kerja Matius, kini Malena meminta untuk bertemu dengan kaisar untuk menanyakan kebenaran mengenai apa yang sudah dikatakan oleh Eleanor padanya. Matius sendiri merasa terkejut dengan apa yang ditanyakan oleh Malena, Nathan yang mendengarnya hampir saja tersedak. Karena Nathan tahu, bahwa Matius sama sekali tidak pernah memberikan hal istimewa pada Eleanor seperti itu.

Maksudnya, Matius sama sekali tidak pernah mengizinkan Eleanor untuk bertingkah sesukanya tanpa mempedulikan peraturan istana. Matius terdiam sesaat sebelum berkata, "Aku memberikan hak istimewa itu padanya. Dia sudah tinggal dalam waktu yang lama di dalam kediamannya, sehingga terlalu sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan sistem istana yang ketat. Tapi tenang saja, dia hanya akan bertindak seperti itu di dalam ruang pribadinya. Saat dirinya berada di hadapan orang lain, dia bisa berperan dengan baik sesuai dengan etika yang Anda. Aku harap, kau membimbingnya dengan baik."

Jawaban Matius sebenarnya tidak terlalu memuaskan Malena, tetapi pada akhinrya Malena undur diri setelah mendapatkan jawaban tersebut. Sementara itu, Nathan pun bertanya, "Kenapa Yang Mulia menyetujui sesuatu yang bahkan sebelumnya belum pernah Yang Mulia katakan?"

Matius tersenyum tipis di balik topeng yang ia kenakan. "Ini adalah sebuah tes, Nathan. Eleanor tengah mengetes orang-orang yang berada di sekitarnya, termasuk diriku sendiri," ucap Matius penuh arti membuat Nathan tenggelam dalam ketidaktahuan.

avataravatar
Next chapter