1 Portal Konvergensi Entropi

Dramis Plaza, Sevintera

Negara Bagian Kestrea, Lyminael

Matahari bersinar hangat di musim semi, angin berhembus sepoi-sepoi, bersatu padu harmonis dengan sayup-sayup interaksi antara penjual dan pembeli dalam aktivitas bisnis pagi hari. Dramiz Plaza di Kota Sevintera selalu ramai, perputaran ekonomi di pusat jual beli terbesar Negara Bagian Kestrea itu tak pernah mati. Pengunjungnya kian bervariasi, tidak hanya dari Kestrea, tapi juga tiga negara bagian lain di Lyminael meski pengunjung lokal tetap mendominasi.

Seorang pria paruh baya dengan mantel berbahan kulit berwarna coklat tua berjalan di sepanjang jalan setapak Dramiz Plaza pagi itu. Disampingnya, seorang remaja laki-laki mengikuti, tampak antusias matanya mengamati tiap pertokoan yang Ia lewati dengan seksama.

"Ayah, apa yang akan Kita beli hari ini?" tanyanya pada sang pria paruh baya, Ayahnya.

"Kita akan membeli beberapa pakaian baru untukmu dan juga untuk Ayah."

"Oh ya? Pakaian baru? Bukankah Kita sudah punya banyak sekali pakaian? Untuk apa membeli baru? Itu pemborosan," protesnya.

Sang Ayah mengangguk, "Ya, tapi Kita harus mengenakan pakaian terbaik saat penobatan Kaisar dan Ratu nanti. Kau akan menemani Ayah, maka Kau harus tampan dan gagah juga, Noah."

"Kita memang sudah sama-sama tampan dan gagah, Ayah, tidak perlu khawatir."

Sang Ayah hanya tertawa atas kepercayaan diri anaknya itu, lalu beberapa langkah kemudian mereka masuk ke sebuah butik khusus pakaian laki-laki, tujuan utama mereka.

TRING!

Lonceng di pintu kayu mapple ber-cat merah maroon itu berbunyi begitu si pria paruh baya mendorongnya dari luar, "Permisi …" ujarnya. Namun tampak tak ada seorangpun di dalam butik itu, meski papan kayu di depan pintu benar bertuliskan 'Open'.

"Luis? Apakah Kau di dalam?"

"Oh? Jenderal Rhys? Kau rupanya?" Seorang pria beruban kemudian muncul dari ruangan sempit di dalam butik, tampak beberapa mesin jahit ada disana.

"Bagaimana kabarmu? Lama tidak berkunjung kesini." Rhys menjabat tangan Luis akrab, meski Luis yang penjahit kalah kuat jabatan tangannya dari Rhys si pemain pedang.

"Kabarku selalu baik, bagaimana denganmu? Ah, Kau juga Noah, hampir saja Aku tidak melihatmu, padahal Kau sudah besar."

"Aku baik, Paman."

Rhys kemudian menyampaikan jenis pakaian yang Ia ingin Luis buatkan untuknya dan Noah. Pria itu sangat detail, karena memang acara Penobatan Kaisar dan Ratu Lyminael itu akan menjadi momen paling bersejarah sepanjang karirnya sebagai seorang Jenderal. Rhys yang selalu loyal pada negerinya itu selalu perfeksionis, termasuk sampai ke pakaian.

"Jenderal Rhys, apa rencanamu setelah Kaisar dan Ratu Lyminael yang baru dinobatkan?" tanya Luis selagi mengukur lingkar tangan kecil Noah.

"Aku akan menunggu keputusan Kaisar untuk itu. Sejatinya Aku sudah harus berhenti dan menikmati hidup. Banyak orang yang bisa menggantikanku."

"Sepertinya tidak semudah itu, Jenderal Rhys."

"Kenapa begitu?"

Luis menghentikan aktivitasnya, menghadap ke arah Rhys, menatap pria itu serius, "Kau pasti tahu, apa yang paling dibutuhkan Lyminael adalah keseimbangan."

"Ya, Aku tahu itu, Luis."

"Jika Kau berpikir untuk pensiun dini, Aku sarankan Kau lebih sering berkunjung ke pasar ini terlebih dahulu. Banyak berita disini sangat cepat tersebar, bahkan orang-orang di Istana sepertimu bisa saja tidak tahu."

Rhys mengerutkan dahinya, "Berita semacam apa?"

"Seseorang mengatakan, Portal Konvergensi Entropi di Red Sun Forest tiba-tiba terbuka. Ambang batas energi antara dunia manusia dan Lyminael tidak lagi seimbang …" ujarnya pelan seperti berbisik, membuat Rhys terkejut, "Dari mana Kau mendapatkan informasi seperti ini?" tanyanya.

"Para pedagang dan pelancong dari Sleushus gemar sekali bergosip di kedai-kedai roti sepanjang Sevintera, dan Kami mendengarnya dengan sangat jelas apa yang dikatakan orang-orang berambut pirang itu."

"Siapapun yang membuka Portal Konvergensi Entropi itu pasti merencanakan pengkhiantan dan perpecahan. Untuk apa mereka berusaha pergi ke dunia manusia? Aku pikir Lyminael selalu sejahtera dan adil pada rakyatnya. Kurang apalagi?"

"Mereka adalah orang-orang yang berambisi menjadi Ieves, Jenderal Rhys. Mereka tidak pernah merasa cukup dan beruntung, selalu ingin menguasai lebih. Apalagi …"

"Kau tahu sendiri, bagaimana sejarah kelam mereka kaum Sleushus."

****

Cahaya kuning temaram hangat dari api di dalam kurungan gelas bening lampu menghangatkan Noah di ruangannya. Anak dua belas tahun itu seperti biasa membaca buku-buku tebal pemberian sang Ayah, lalu mencatat bagian-bagian penting ke dalam bukunya sendiri. Hening malam itu, yang terdengar hanya suara angin dan pepohonan yang bergerak dari luar rumah mereka.

Rhys datang, membawa secangkir herbal dan roti hangat bertabur gula halus dengan buah beri diatasnya. "Kenapa Kau tidak makan malam dulu? Membaca dan menulis sudah jelas membutuhkan energi besar," ujarnya, meletakkan nampan kayu itu di meja sang anak.

Noah tersenyum simpul, "Terima kasih, Yah. Aku hanya penasaran dengan banyak hal belakangan ini, dan Aku tak bisa menunggu," ujarnya, mulai menyesap seduhan krisan dan earl kering buatan Rhys. "Wah, apa yang Kau buat di dapur semakin enak belakangan ini, Ayah. Bagaimana caranya? Ajarilah Aku," pujinya.

Rhys terkekeh pelan, lalu duduk di pinggir tempat tidur Noah, "Itu resep peninggalan Ibumu, tak heran rasanya memang sama enaknya."

"Hm …" Noah menghela nafasnya berat, "Kadang Aku merindukan Ibu, tapi beruntungnya ada Ayah yang kini sangat menjiwai sosoknya."

"Syukurlah kalau begitu." Rhys beranjak dari tempatnya, mengusap kepala Noah singkat, "Lanjutkan belajarmu …"

Noah hanya mengangguk, namun detik berikutnya Ia teringat sesuatu, "Ayah …"

"Ya?"

"Apa boleh Aku tahu tentang … apa yang Kau bicarakan dengan Paman Luis di Butik kemarin? Sejujurnya Aku penasaran," ujarnya yang memang selalu penasaran tentang segala sesuatu.

Rhys akhirnya kembali dalam, menarik satu kursi ke dekat Noah, "Kurasa Kau sudah cukup umur untuk mengetahuinya. Bagian mana yang ingin Kau tahu?"

"Semuanya Yah."

"Kau ini, merepotkan sekali," keluh Rhys. Noah hanya tertawa tipis, lalu menutup buku-bukunya, ganti mendengarkan Ayahnya penuh, "Ceritakan padaku dengan gayamu yang biasanya, Ayah. Anggap saja ini dongeng sejarah," pintanya.

Rhys menghela nafasnya sejenak, "Baiklah. Biar kuingat-ingat percakapan dengan Luis …"

"Portal Konvergensi Entropi, Red Sun Forest, ambang batas energi dengan dunia manusia, dan … ada apa dengan kaum Sleushus?" Noah mengingatkan lebih dulu. "Apa yang akan terjadi jika portal dengan dunia manusia itu dibuka?"

"Kau tahu, bahwa energi atau entropi Lyminael harus selalu sama, seimbang, dengan dunia manusia. Portal-portal Konvergensi Entropi di empat hutan utama negara bagian Lyminael adalah penjaga keseimbangan itu. Jika keempat portal itu dibuka, keseimbangan akan terganggu, itu berbahaya."

"Kenapa portal itu dibuka? Apa tujuannya?"

"Mereka ingin melintas ke dunia manusia untuk mendapatkan semacam kekuatan yang lebih besar."

"Kekuatan? Untuk menjadi seorang Ieves? Mereka tidak merasa cukup menjadi seorang Aire saja?" tebak Noah.

"Ya, seperti yang Luis katakan."

Noah menggelengkan kepalanya, mengingat bagaimana sulitnya Ia ketika dilatih untuk menjadi Aire, mempelajari dua elemen kekuatan saja. Lalu kenapa orang-orang itu begitu berniat menguasai empat elemen kekuatan sekaligus? Alias menjadi Ieves? Noah tidak habis pikir. "Apa itu sangat berbahaya? Baik terhadap Lyminael ataupun … dunia manusia?"

Rhys mengangguk lagi-lagi, "Kehancuran, dan kerusakan dimana-mana. Itu tidak akan baik, terutama bagi Lyminael yang jauh lebih rentan dari dunia manusia."

"Ayah, Aku tidak mengerti kenapa Lyminael selalu disebut lebih rentan dari dunia manusia? Padahal kenyataannya sampai saat ini kedua dunia masih berdiri sendiri-sendiri dengan baik?" lanjut Noah.

Rhys menggeleng, "Dunia manusia adalah dunia yang tetap dan nyata, sementara Lyminael … adalah dunia ambang batas. Dunia ini bisa lenyap kapanpun, begitu saja, jika kekuatannya hilang."

"Le … nyap?"

"Ya, jika keseimbangan entropi di dalam Lyminael itu sendiri tidak tercapai."

"Apa maksudnya … itu melemahkan diri Kita sendiri?"

"Ya, benar. Semakin banyak konflik terjadi, atau ketidakharmonisan di dunia ini, Kita akan semakin rentan, lemah, dan cepat lambat menghadapi kelenyapan. Itu kaitannya dengan kaum Sleushus, yang dalam hal ini … dicurigai akan merusak keharmonisan di Lyminael karena ulah mereka di Red Sun Forest."

avataravatar
Next chapter