1 PROLOGUE

Red si Gadis Bertudung Merah meletakan keranjang berisi makanan di meja makan, tepat disamping ranjang neneknya.

Melirik sekilas, Red tidak menyadari bahwasanya nenek yang terbaring di ranjang adalah Tuan Serigala yang licik dan sedang mengincarnya.

"Astaga besar sekali matamu Nenek," ucap Red.

Tuan Serigala mencoba berdrama sambil menjawab, "Ini supaya Nenek bisa melihatmu lebih jelas, Nak."

Menukik alis Red kebingungan, ditatapnya telinga Tuan Serigala sambil berkata, "Dan betapa besarnya telingamu Nenek."

"Supaya Nenek bisa mendengar suaramu lebih jelas Nak," dan lagi Tuan Serigala begitu pandai berdrama.

Dilihatnya tangan Sang Tuan Serigala. Begitu besar sehingga lagi-lagi Red bertanya,

"Tanganmu juga besar sekali Nek."

Tuan Serigala lagi-lagi punya cara licik untuk menjawab, "Supaya Nenek bisa memelukmu dengan erat, Nak."

Namun Red terlalu polos, dia masih tidak menyadari bahwa yang berbaring di ranjang itu bukanlah keluarganya. Sebelum akhirnya, Red melihat gigi-gigi runcing di mulut Tuan Serigala.

"Tetapi mengapa gigi milikmu sangat besar Nenek?" tanya gadis kerudung merah dengan suara yang bergetar. Sementara itu Tuan Serigala menyeringai,

"Tentu saja ini agar dapat memakanmu dengan mudah!" teriak serigala, sambil menggeliat keluar dari selimut kemudian menerkam gadis malang itu ke dalam cengkeramannya.

_______

____

__

Kenapa...

Kenapa disaat seperti ini aku malah teringat sebuah dongeng anak-anak?

Kenapa...

Apa karena dongeng itu adalah kenangan terakhir dari Ibuku sebelum perempuan kurang ajar itu memilih menggantung dirinya di langit-langit, meninggalkan anaknya yang masih berusia tujuh tahun dalam kukungan pria brengsek berkedok nama Ayah.

Tetapi...

Sebenarnya, aku juga sama dengan Ibuku.

Saat ini, hampir kehabisan nafas, dengan leher mulai membiru.

Kutatap kaki-kakiku dengan pengelihatan memburam. Kaki yang melayang-layang diatas kursi kayu yang jatuh tergeletak setelah beberapa menit lalu kutendang.

Rasa sesak dan rasa sakit yang tak terbatas mulai menghilang secara perlahan.

Sejujurnya, aku tidak merasa menyesal melakukan tindakan ini.

Biarlah aku membusuk di neraka nantinya. Itu tidak masalah bagiku.

Setelahnya,

Semuanya gelap.

Hari ini, pada tanggal 10 April 2022 aku melakukan bunuh diri.

Di usiaku yang menginjak 18 tahun dan tepat juga di hari ulang tahunku.

Selamat ulang tahun diriku, dan selamat pergi ke dunia lain.

Kuanggap kematianku ini adalah hadiah ulang tahun terbaik, karena setelah ini, aku tidak perlu lagi merasakan penderitaan yang menyedihkan.

_______

____

__

avataravatar
Next chapter