30 29. MENYELIDIKI URUSANNYA

Setelah pulang dari sekolah Claire mengganti pakaian seragamnya dengan yang biasa dia pakai sehari-hari. Tujuannya saat ini adalah tempat yang membuat hubungannya dengan Leon sedang tidak baik. Claire harus dapat bukti agar Leon bisa kembali lagi mempercayainya. Claire tidak bisa jauh dari sang Kakak apalagi sampai tidak ada bicara.

Semoga dengan bukti nanti juga Claire bisa memasukkan orang seperti itu ke dalam penjara. Selain merugikan banyak orang juga kabarnya pernah membunuh klien nya sendiri hanya karena mengetahui akal piciknya sampai detik ini pun belum pernah ada yang melaporkannya pada pihak berwajib.

Mafia jahat dan kotor semacam dia pantas mendapatkan timpalan yang seimbang. Walau pun menurut Claire di dalam jeruji besi tidak sebanding atas apa yang sudah pernah di lakukannya.

"Pak, antarkan saya sesuai alamat tujuan tadi." cakap Claire setelah ada di dalam mobil yang sempat di pesannya.

"Baik."

Claire harap orang dewasa tersebut ada di rumahnya sehingga bisa dengan mudah Claire mendapatkan segala urusan liciknya. Mungkin akan ada data dari sang Kakak. Dengan begitu Claire harus mengambil serta seluruh penghasilan yang di dapatkan dari kecurangan dalam berbisnisnya.

"Berhenti di depan aja, Pak." Claire turun dari taksi online nya sesudah membayar. Iris nya mulai menelisik perumahan di depannya saat ini. Atensinya mulai teralih ketika dia melihat sebuah mobil yang sangat di kenalnya.

"Itu dia." gumam Claire mulai melangkah kan kedua kakinya lebih mendekat. Mungkin dia rasa harus mencari jalan untuk masuk ke dalam rumahnya. Tetapi harus waspada juga karena lelaki itu bisa kapan saja melukainya.

"Claire."

Dia membalikan badan ketika terdengar sapaan. "Vero."

"Lo ngapain sendirian di sini?" tanyanya sambil menengadah mencari orang lain, mungkin saja Claire bersama temannya atau keluarganya di sana.

"Kenapa ada di sini?"

Vero terkekeh. "Kok, malah tanya balik? Kan gue yang tanya lo duluan."

"Aku ada urusan." terang Claire.

Vero menyatukan alis. "Urusan apaan? Gue boleh bantu?"

"Ga usah." tegas Claire. "Urusin aja masalah kamu, jangan ikutin aku lagi." sambungnya sambil melongos pergi meninggalkan Vero yang mengulum bibir dalam.

Vero mendesis pelan. "Udah tahu dia bisa baca pikiran orang, gue masih aja nekad nyamperin."

Cowok itu mengikuti Claire saat menaiki mobil. Dari kejauhan Vero melihat gerak gerik Claire yang sangat mencurigakan. Maka dari itu saat ini dia bisa berada di sana dengan embel-embel bertanya tujuan Claire di sana untuk apa. Vero selalu saja melupakan hal yang menerap dalam diri Claire.

"Tapi gue masih penasaran. Coba ikutin aja dia, deh." Vero acuh, menghiraukan ucapan Claire dan memilih untuk menyusulnya masuk dalam pekarangan rumah elit di sana.

Claire bisa masuk melewati pintu yang sedikit terbuka di arah selatan alias samping rumah. Mengendap dengan langkah pelan nyaris tidak mendapatkan gesekan di sepatunya, Claire menelisik ruangan di sekitarnya. Tidak akan heran juga jika rumah itu terkesan seperti seorang … sultan.

Jelas sekali semua barang brand yang di pajang itu adalah hasil dari main curang. Claire melirik saat terdengar suara pekikkan ketawa dari ruangan tak jauh darinya berdiri. Sepertinya Claire tepat waktu masuk ke sana. Dengan cepat kakinya melangkah untuk memastikan kembali, juga kamera dari handphone yang sudah di siapkannya.

"Kamu tenang saja, Bang. Aku sudah mendapatkan lagi klien yang … bodoh."

>>>>>>>

Vero melirik kanan dan kiri berjaga jika ada orang yang menyergapnya secara tiba-tiba. Dia cukup kagum dengan ruangan yang tidak luas namun terlihat nyaman di rasakan. Siapa asli pemilik dari rumah mewah itu? Ada rasa penasaran dalam dirinya kenapa Claire bisa masuk melewati pintu samping?

Jika kenal dan berniat menjadi tamu bukan kah harus lewat depan? Apa kah cewek itu sedang menjalani suatu urusan penting? Vero harus hati-hati jika seperti itu. Kalau sang pemilik ngeuh, Vero bisa saja di laporkan karena sudah masuk diam-diam tidak sopan.

"Apa rumah sodaranya, ya?" gumam Vero pelan, kepalanya mendongak melihat pajangan foto di dinding. Tetapi tidak ada foto keluarga, hanya banyak foto orang lelaki dewasa yang memasang senyuman lebar saja.

"Lah, ini kan orang yang kemaren keluar dari rumah, Claire."

Vero mengernyit heran. Hubungannya apa? Kemarin Vero tidak sempat dengar perbincangan mereka di dalam karena memakirkan motornya di depan rumah Claire. Sedangkan cewek itu masuk duluan setelah mengucapkan, "Makasih."

Claire tidak ada menawarkan masuk ke rumahnya, namun Vero yang merasa ingin tahu keluarganya pun tetap melangkah untuk sekedar berkenalan pada keluarga cewek itu. Ternyata Claire hanya tinggal berdua dengan Kakak nya saja.

"Gue harus selidiki juga. Tapi dia kemana, ya? Kalau udah keluar masa cepet banget."

Lagi pula Vero tidak melihat Claire kembali dari pintu samping. Di sana banyak ruangan yang tidak bisa Vero pastikan satu persatu. Dia harus segera cepat menemukan Claire sebelum pemilik rumah mendapatinya ada di sana. Namun saat baru saja Vero akan menuju pintu paling lebar irisnya melihat Claire yang terburu keluar, Vero berlari tanpa bersuara untuk mengejar cewek itu keluar rumah.

Apa kah ketahuan? Atau Claire sudah berhasil mendapatkan keinginannya?

"Claire, tunggu." sahut Vero setelah lumayan jauh dari pekarangan rumah tadi.

Claire mendecak sambil menutupkan kedua mata. "Ngapain masih di sini, sih?!"

"Gue khawatir sama lo. Tingkah nya buat gue jadi penasaran, sih." tutur Vero yang membuat Claire menatap malas.

Bisa-bisanya Vero mengikuti dari belakang tanpa Claire sadari. Terlalu pokus dalam tujuannya justru ada orang lain yang nyaris saja tahu dengan kepentingannya ini.

"Kamu harus pergi dari sini sebelum ada bahaya yang datang, Vero!" Claire memeringati cepat, tetapi kepala cowok itu menggeleng perlahan dengan wajah santainya.

"No, Claire. Gue bakal bantuin lo dan ada di samping lo." Vero mulai keras kepala membuat Claire jera dan ingin sekali meninggalkannya di sana.

"Jangan salahin aku kalau ada masalah nanti." Claire kembali berlari menjauh dengan Vero yang mengejarnya tidak akan membiarkan cewek itu sendirian.

Yang Vero merasa aneh komplek perumahan di sana begitu sepi dan nyaris tidak ada orang di sekitarannya. Apakah benar itu perumahan? Bukan kuburan yang berilusi rumah tinggi, kan?

Claire menoleh ke belakang. Dia mendecak ketika Vero masih saja mengenjarnya. "Vero, harus jauh dari aku."

Sekuat mungkin Claire harus bisa mengalihkan jalanan agar cowok itu bisa terkecoh. Vero akan mendapatkan sebuah bahaya yang tak lain adalah untuknya sendiri. Claire tidak ingin sampai sial itu tertuju pada teman sekolahnya. Karena permasalahan di sini adalah dirinya dengan orang dewasa yang bernama … Wisnu.

Claire tertangkap basah sedang mengobrak abrik berkas yang rapi di tempatnya. Beruntungnya Claire mendapatkan berkas tersebut dan segera di masukan pada tas ransel yang sempat dia bawa. Namun Wisnu yang segala cara tidak pernah jauh dari benda yang bisa membunuh Claire saat itu juga, mengarahkannya cepat.

Padahal pintu langsung di kunci sehingga tidak dapat cela untuk pergi dari sana. Bisanya kabur dari kepungan Wisnu adalah ketika Claire mendapat satu pertolongan yang tak lain dari … Ryan.

avataravatar
Next chapter