14 Ditinggalkan dan Kebangkitan part 1

Liana berdiri di depan pintu keluar sendirian. Dia merasa takut untuk keluar dari kuil itu. Dia tidak tahu yang akan terjadi padanya. Dia menghela napasnya. Setelah dia menghela napas sebentar, rasa takutnya sedikit memudar. Dia berjalan pintu keluar itu dan membuka pintunya. Dia melihat ke kiri dan ke kanan, tapi yang dia lihat hanyalah pelayan kecil. Pelayan kecil itu, Perempuan, berumur 12 tahun, wajahnya biasa-biasa saja, dia mengenakan gaun pelayan yang terendah. Pelayan kecil itu mendekatinya dan memperkenalkan dirinya.

"Tuan Putri Liana, nama saya Grace. Saya ditugaskan untuk membawamu ke kamarmu Tuan Putri."

Liana hanya bisa mengikutinya. Tidak tahu kenapa susah untuk mengatakannya. Dia merasa takut. Dia merasa gelisah. Dia terus mengikuti Grace, dan akhirnya dia melihat pintu yg sedikit lebih kecil dari kamar yang dia tinggal sama Siana.

Ketika Dia sampai di pintu kamarnya, Grace membukakan pintunya untuk Dia. Ketika pintu itu terbuka yang dia lihat sangatlah luar biasa. Tempat tidur yang dia lihat sangatlah besar dan indah sekali. Dia melihat ruangan ini sangatlah senang sekali. Dia berjalan ke tempat tidur yang dia lihat. Dia melepaskan tasnya dan menempatkan ke tempat tidurnya dengan lembut. Setelah dia meletakkan tasnya. Dia duduk di tempat tidurnya. Ketika dia duduk ke tempat tidurnya. Dia melihat bahwa Grace akan pergi. Liana bertanya kepada Grace.

"Grace, kamu mau kemana?"

"Tuan Putri Liana, setelah saya membawamu ke kamar ini, pekerjaan saya sudah selesai."

"Begitu ya..." tanya Liana.

"Iya, Tuan Putri Liana." kata Grace.

"Grace, setelah ini kamu mau ngapain?" tanya Liana dengan gugup.

"Setelah ini saya akan mengerjakan tugas saya, Tuan Putri Liana" kata Grace.

"Ohh..." kata Liana dengan sedih.

"Kalau begitu, Tuan Putri Liana. Saya akan melanjutkan pekerjaanku" kata Grace.

"Baiklah" kata Liana sambil tersenyum sedih.

Liana hanya bisa melihat Grace pergi. Dia hanya bisa diam. Ketika Grace sudah pergi Liana melihat Cermin yang besar. Cermin itu lebih besar dari diri dia. Dia mendekati Cermin itu. Sampai disana. Dia melihat dirinya sendiri. Dia bisa melihat dirinya sangatlah mirip dengan Siana. Dia berpikir kenapa aku tidak bisa seperti Siana. Dia mengingat kembali, Dia ditinggalkan sendirian di ruangan itu oleh ayahnya. Dia sangat senang ketika ayahnya kembali lagi, tetapi ada hal yang membuatnya menjadi sangat sedih. Dia berpikir kenapa dia tidak bisa mengatakannya. Dia merasa yang terjadi biarlah berlalu. Dia melihat dirinya sendiri. Dia berpikir apa dia bisa seperti Siana sekarang.

Semakin dia memikirkannya, itu membuatnya sedih. Dia melihat dirinya sendiri di dalam cermin. Dia melihat dirinya menangis. Dia berpikir kenapa dia menangis. Mungkin karena tidak ada orang yang bisa dia ajak bicara. Dia mengingat 3 makhluk kecil itu ada di dalam tasnya. Dia berpikir apa mereka baik-baik aja di dalam tas dengan waktu yang lama. Dia berjalan ke tempat tidurnya dan Dia melihat tas yang dia letakkan tadi. Dia merasa gelisah apa mereka baik-baik saja. Dia berdoa semoga mereka baik-baik saja. Dia mengambil tasnya dan membuka tasnya. Dia bisa melihat 3 makhluk kecil itu tertidur dengan pulas sekali.

Liana melihat 3 makhluk kecil itu yang lagi tertidur, mereka sangat lucu sekali. Melihat mereka itu membuatnya senang sekali.

Ketika dia melihat mereka, ada salah satu makhluk kecil itu akan terbangun. Liana hanya bisa berpikir apa yang harus dia lakukan.

avataravatar
Next chapter