webnovel

The Lost City: El Dorado

SinB dan teman-temannya sedang bermain poker, tiba-tiba mereka merasakan getaran apa yang terjadi sebenarnya? Robert adalah anak dari keluarga terpandang Arkeolog Jackson Anderson, ia sedang mencar cara untuk menyelamatkan keluarga, sahabat, dan istrinya dari incaran Sam. Bisakah Robert menyelamatkan mereka? Gen-Ben [Update setiap hari Selasa] Jangan lupa share!

kidd17 · Book&Literature
Not enough ratings
33 Chs

Chapter 23: Road to El Dorado (Part 1)

Author langsung menatap kapal kargo di depannya dan menghembuskan napasnya kasar, "jadi lo tau kalo gue keturunan asli King Arthur? Tapi mana mungkin sih gue keturunan dari Arab iya, apa jangan-jangan nyokap atau bokap gue yang Arab?" Krystal hanya menghembuskan napasnya kasar lalu menatap Author. "Gue gak akan ulang perkataan gue, Anderson" Krystal langsung menatap kapal kargo di depannya, "jadi lo berangkat hari ini?" Author mengangguk. Lo udah laporan sama polisi bebas bersyarat lo?" Krystal langsung menggelengkan kepalanya.

"Gue kalo jadi lo... gue gak akan sia-siain selama itu, dan balik ke kerajaan.. adalah hal yang bijak" Author hanya tertawa kecil lalu menatap sepatu yang di kenakannya, "gue heran sama lo, lo udah pangeran tapi masih aja... tuh sepatu kucel masih aja di pake" Author hanya tersenyum simpul. "Lo tau gak kenapa gue pake sepatu kucel?" Krystal langsung menggeleng. "Ini... pemberian dari dia" Author langsung menatap Pacar Author yang sedang mengawasi SinB dan kawan-kawan. "Ryujin... sempet juga mau ngebakar sepatu gue" Krystal tertawa. "Really?" Author langsung mengangguk.

"Heh, kau! Seharusnya kau ikut membantuku!" Author langsung mendapat geplakan dari Robert, "sakitlah yut" Author langsung mengnagkat kardus lalu memuat barang tersebut ke dalam kapal, SinB langsung berjalan menghampiri Krystal lalu menghembuskan napasnya, "kakak... kakaknya Eunha?" Krystal langsung mengangguk, "kalo boleh tau, lo di penjara karena apa?" Krystal langsung meduduki salah satu peti kayu yang berisi peluru. Krystal hanya diam lalu menatap lurus Author, "hampir ngebunuh dia" SinB hanya diam.

"Be-beneran kan!?" Krystal hanya mengangguk, "gue beneran lah, lagian...." Krystal langsung menghembuskan napasnya lalu menatap SinB, "gue itu dulunya agen bayaran, sampe gue di suruh sama salah satu orang Arab buat ngebunuh dia. Gue deketin, dan gue sayang sama dia. Gue sempet mayu bilang cuman...." SinB menunggu Krystal melanjutkan kalimatnya, "LO APAIN SINB!?" Eunha langsung menarik SinB dan menatap Krystal tajam.

"Sayang, udah.. aku cuman ngobrol doang kok" Krystal langsung menghembuskan napasnya kasar. "lo masih marah?" Krystal menatap sedih Eunha, "gue minta maaf.." Eunha langsung mengangkat peti katyu yang di duduki oleh Krystal, "denger ya, Krystal. Gue harap lo gak ganggu hidup gue lagi paham!?" Krystal hanya menatap SinB memelas dan mengangguk "kak, gue coba ngomong sama Eunha, oke?" SinB langsung menepuk-nepuk bahu Krystal, SinB mendengar suara klakson dari kapal kargo yang akan mereka naiki dan tersenyum, "kalo gitu gue duluan" SinB langsung membawa 6 kardus sekaligus ke dalam kapal.

.

.

.

.

.

.

SinB langsung menghembuskan napasnya kasar saat melihat Eunha berada di dek kapal, "kamu ngapain? Kata Author kalo keluar malem, jangan pake baju kaya gitu" SinB langsung memakaikan jaketnya untuk Eunha, "makasih" SinB langsung memasukkan tangannya ke dalam kantong, "kamu ada masalah sama kak Krystal?" Eunha hanya diam dan menatap lurus ke depan dan ia langsung menghembuskan napasnya kasar.

"oke... aku gak akan bilang" SinB langsung menatap Author yang berada di ruang kemudi. SinB langsung menatap ke depan menggunakan binocularnya, SinB langsung menatap langit lalu menarik Eunha "Kamu apaan sih!?" SinB langsung membunyikan loncengnya, Sesudah itu, SinB langsung mengajak Eunha untuk menghampiri Author. "Sayang kamu ada apaan!?" SinB langsung mengetok pintu ruang kemudi Author.

Author langsung membuka kuncinya dan SinB langsung mendorong Eunha masuk. "Di depan gelombangnya tinggi banget" Author langsung mengangguk, "Lo udah bangunin para curut?" SinB mengangguk, "gue udah coba, tapi gagal" Author langsung mengangguk, Author langsung menurunkan jangkar dan mematikan mesinnya, "gue...." Author langsung mengambil ember dan muntah di dalam ember tersebut.

"Lo orang shipping tapi mabok laut" Author langsung mengelap mulutnya menggunakan tisu, "gue..." Author langsung muntah kembali, "minum antimo kek" Author langsung meminum antimonya "ITU BUAT BOCAH WOY!" Author tidak memperdulikan SinB dan langsung turun menuju geladak kapal kargo tersebut. SinB langsung menutup pintunya dan meninggalkan Eunha sendirian di dalam ruang kemudi. SinB langsung menghampiri Author dan mengerutkan keningnya, "temen lo, Seulgi lagi sama Ryujin?" Author mengangguk, "seenggaknya Seulgi bilang Chaeryoung selamat" Author langsung melihat kompas miliknya.

"Aku mendengar suara lonceng, apa ada badai?" Author langsung mengendikkan bahunya, "ntahlah, yut" Robert yang masih menggunakan piyamanya dan memeluk guling, "lo siap-siap kek yut, gue lagi gak mood ngekocak" Author langsung menggaruk rambutnya lalu menghembuskan napasnya, "apa kau mempunyai masalah?" Author mengangguk, "masalah tidur iya, masalah sama dia enggak" Robert langsung mengangguk. "Gue mimpi kalo..." Author langsung merasakan ombak yang menerpa kapal mereka sangatlah tinggi.

Author langsung mengambil terpal "bantuin woy, malah diem aja" Robert dan SinB langsung membantu Author untuk menutup muatan mereka yang berada di dek. "TIME MACHINE KEMANA!?" Robert langsung melihat dua kapal mengikuti mereka dan menembakan meriam. "INI KAPAL KARGO ANJIR" Author langsung menggeplak SinB. SinB langsung memanjat muatan lalu crane dan ia melompat ke atas ruang kemudi.

"SinB! Kamu itu bisa mati tau gak!" SinB langsung masuk ke dalam ruang kapten Author dan ia langsung menarik jangkarnya dan menjalankan mesinnya dengan kecepatan penuh. "SINBANGKEEEEEEEEE PELAN-PELAN" SinB langsung menatap Eunha, "sayang, tolong pegang kemudi ya? Aku.." Eunha merasakan kapal mereka terbang, dan turun kembali ke lautan. SinB langsung menurunkan kecepatannya menjadi kecepatan sedang lalu menghembuskan napasnya kasar.

"Kamu jangan sok tau, deh! Kalo kapalnya Author rusak gimana?" SinB langsung membantu Eunha untuk menunduk dan atap ruang kemudi terkena tembakan meriam. "Anjirlah!" Eunha langsung memeluk SinB erat dan melihat radarnya, "gak tembus radar" gumam SinB. Author langsung menghampiri SinB dan Eunha, "kalian bisa nembak gak?" SinB dan Eunha hanya menatap Author bingung, "JANGAN LOLA SAAT KEADAAN..." Author langsung mengambil embernya lalu ia muntah di dalam ember tersebut, "oh Tuhan.." Author langsung muntah kembali.

"Oh... my god" Author langsung meminum antimonya, "lebih baik lo istirahat deh, bang" Author melihat kebawah dan mengerutkan keningnya, "kalian harus bantu gue, dan bangunin yang lain, oke? Kasian Robert sendiri" Author melihat ember yang berisi muntahannya. "Gue ada ide.." Author langsung tersenyum.

Robert langsung bersembunyi di dekat tugboat lalu menghembuskan napasnya dalam-dalam. "Aku harus bisa melindungi cucuku" Robert mengeluarkan tactical knife dari gulingnya, ia melihat anak buah Limario yang berjalan melawti geladak lalu ia mencekiknya hingga mati. Robert langsung mengambil senjata dan memeriksa pelurunya dan lalu menghembuskan napasnya kasar. Robert mendengar siara langkah kaki dan ia masih diam di tempatnya.

"Eric!?" Robert siap-siap mengambil posisi lalu ia menghembuskan napasnya pelan. Robert langsung meninju hidung orang tersebut dan mati karena terbentur lantai geladak kapal, "aku harap..." Robert langsung menatap langit dan ia melihat adanya helipkoter yang berada di atas kapalnya. Robert tidak sengaja mematikan listrik di seluruh penjuru kapal.

Robert langsung melihat kebawah dan ia melihat beberapa anak buah Limario menggunakan goggles dan mereka langsung melanjutkan pencarian, "heh!" Robert langsung menggeplak Sowond dan Wendy karena mereka berdua membuatnya kaget, "kalian membuatku hampir jantungan!" Wendy dan Sowon hanya menyengir bagai quda.

Mereka bertiga langsung merasakan kapalnya berhenti dan Robert langsung mengerutkan keningnya, "pantas saja, mereka tidak terdeteksi" SinB mengerutkan keningnya, "mereka menggunakan kapal milik Columbus" Wendy dan Sowon langsung menjatuhkan rahang mereka, "bukannya kapalnya karam ya?" Robert langsung menggaruk rambutnya.

"Aku.. tidak tahu, jika Author turun, aku akan memeriksanya bersamanya" Sowon langsung mengangguk lalu menatap Wendy, "kita harus bantuin apaan?" Robert langsung mengusap dagunya, "kalian... membuatku repot, jadi lebih baik kalian berdua bersembunyilah" Wendy dan Sowon mendengus kesal. "Jarang tau anak SMA mau ngebantuin" Robert langsung menatap ke bawah dan menghembuskan napasnya.

Author langsung menatap Pacar Author dan Eunha bergantian, "maafin SinB ya sayang?" Pacar Author melepaskan jewerannya dan SinB langsung meringis kesakitan. "gila jewerannya, masih mending jewerAAAAAAANNNN.. AMPUN SAYANG!" Kini giliran Eunha yang menjewer SinB, Author langsung menengok ke belakang dan mengelus dadanya, "lo berdua ngapain?" Irene dan Jihyo langsung menghembuskan napasnya lega.

"Itu...." Author langsung mengambil ketapelnya lalu menghambuskan napasnya, "gue gak mungkin, atau....." Author langsung menghembuskan napasnya, "moga Robert punya rencana lain" Author langsung menatap seluruh orang yang berada di ruangannya "what?" Author langsung mendapatkan tatapan tajam. "Apaan sih!?" Author langsung keluar sambil membawa ketapelnya, "dasar gak peka emang" SinB masih mengusap-usap telinganya, "aku..." Eunha langsung menarik kerah belakang SinB.

"Kamu tunggu di sini, lindungin kita. Kita cewek kamu cowok" SinB langsung memecahkan kaca lalu mengambil kapak dan memberikannya kepada Pacar Author.

.

.

.

.

.

.

SinB langsung menghampiri Author yang sedang membangun kembali ruang kendali, "heh, lo gimana kabarnya?" Author langsung membuka kacamata hitamnya dan terlihat lingkaran hitam di matanya, "gue gak tau apa itu artinya" Author langsung membanting gerindranya lalu menghembuskan napasnya kasar, "dia tau?" Author hanya mengangguk, "gue harus gimana coba" Author langsung menghembuskan napasnya. "Jangan di bahas dulu" Author langsung melihat gerindranya. SinB hanya diam lalu menghampiri Eunha yang masih menatap kedepan. "Kamu, kenapa?" Eunha lansgung menatap SinB dan menggeleng. "kalo aku bilang ke kamu, nanti yang ada kamu lari gimana?" SinB hanya diam.

"Aku gak akan benci sama calon istri aku" SinB langsung meletakkan tangan Eunha di dada kirinya. "Kalian mengapa mengganggu pandanganku!?" SinB dan Eunha hanya menghembuskan napasnya lalu menatap Robert kesal. "Udah, anggap aja Robert gak ada" Eunha langsung menatap SinB, "menurut kamu, perjalanan ini gimana?" SinB lansgung menatap wajah Eunha "aku gak tau, kita belom sampe. Tapi yang di bilang kak Jen, aku masih bingung" Eunha langsung menatap SinB.

"Apa... bener, cuman Author yang bisa?" SinB langsung menghembuskan napasnya kasar, "ntahlah, aku juga gak tau" Robert langsung melemparkan kertas ke kepala SinB "anggep aja..." Robert langsung melemparkan kertasnya lagi dan ia sedang tertawa kecil, "mengapa dramanya membosankan sekali" Robert berpura-pura mengantuk. SinB yang kesal langsung mendorong Robert ke kolam renang.

Author yang lewat menggunakan kaca mata hitamnya langsung melihat SinB, Eunha, dan Robert yang sedang keluar dari kolam renang, "Author! Kau belom bercerita tentang mimpimu" Author tidak mendengarkan Robert. "Biarin dia tenang dulu, all he want is sleep" Robert hanya mengangguk. Robert langsung mengambil martininya, "enak banget sih lo duduk sambil minum martini di kolam renang, walaupun pompaan" Robert hanya tertawa kecil.

Author langsung menggelar kursi lipatnya di samping kolam renang Robert dan sudah menggunakan baju renang Speedo hitam, "gue boleh rebahan kek lo gak sih?" Author langsung masuk ke kolam renang lalu menyandarkan punggungnya, "aduuuhh... enak banget anjir" Author langsung memejamkan matanya. "Apa yang kau impikan?" Author tidak menjawab panggilan Robert. "Api dan perisai" Robert langsung menatap Author, "gue pilih perisai" Robert langsung menepuk-nepuk pundak Author, "tidurlah dengan tenang" Author mengangguk.

"Bukan itu yang buat gue gak tenang" SinB langsung di kursi lipat Author, "gue liat lo" Author menunjuk Eunha dengan jari telunjuknya, "lo seharusnya gak ikut" Eunha mengerutkan keningnya, "gue gak tau apa artinya" Eunha langsung mengecek hapenya dan menutup mulutnya. "Sungjae" Author langsung menggeleng, "jangan di angkat" Eunha langsung menatap SinB, "gue bilang jangan di angkat!" Author langsung keluar dari kolam renang dan merebut hape Eunha lalu menceburinya ke dalam kolam.

Eunha langsung mendorong Author, "maksud lo apa sih!?" Author langsung membuka kaca matanya, "Sungjae itu Clemont" Eunha langsung menutup mulutnya "please... lo jauhin Sungjae" Eunha langsung menatap mata Author.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.