8 Before Departure

Nova berada di kediamannya. Sekarang dia merasa bahagia karena telah mengaku kepada Coni. Beban yang ada dipundaknya seakan akan sudah terangkat.

Walaupun dia hanya beberapa minngu di dunia ini , namun entah kenapa dia merasa bertanggung jawab untuk membahagiakan Coni. Seakan akan jiwa Nova terdahulunya menyuruhnya untuk melakukan hal tersebut.

Nova sebelumnya sudah mati, namun Nova tidak tau bagaimana dia mati, seingatnya Nova, Nova yang lama menunggang kuda, namun secara tiba tiba dia merasakan pusing yang parah, diapun jatuh, dan akhirnya digantikan oleh Nova yang sekarang.

Nova yakin pasti ada yang menjebak nya, atau dia diracuni setidaknya.

"Tenang kawan, aku akan menjaga keluargamu, dan membuat orang yang menyakiti keluarga kita akan membayar mahal!!" ucap Nova dengan tegas.

Setelah memgucapkan hal tersebut, Nova merasa bahwa jiwa Nova yang lama tersenyum kepadanya.

==

Di langit malam yang penuh bintang seorang wanita sedang duduk menghadap ke luar jendela, dia adalah Coni.

Coni sangat bahagia sekarang, memikirkan kejadian di taman membuatnya memerah seperti udang rebus. Dia tidak menyangka akan melakukan hal yang memalukan itu.

Aku sangat malu pikirnya.

Setelah beberapa waktu, dia menjadi serius. Matanya berubah menjadi tajam, dan rona merah di wajahnya sudah tidak ada lagi. Dia memikirkan asal usulnya.

Coni Licas, dia sebenarnya adalah putri dari Duke Licas, dia adalah anak ke 4 dari Duke Licas. Mau tidak mau dia menjadi keturunan Licas.

Sebenarnya dia mengikuti pangeran Nova tanpa sepengetahuan dari ayahnya. Dia kabur dari rumahnya saat ayahnya tidak ada di rumahnya.

Ayahnya sebenarnya sudah menjodohkannya dengan putra dari Duke Wiesber, namun dia tidak menyukainya, dia terkenal sebagai bajingan, mempermainkan banyak wanita.

Betapa benci pikirnya.

Dia sangat benci terhadapnya, karena itu dia melarikan diri dari ayahnya, walaupun acara ini tidak diumumkan publik, namun dari keluarga masing-masing sudah mengetahui ini.

Dia merasa tidak nyaman terhadap Nova karena tidak memberitahunya. Dia takut bila memberi tahunya malah akan membuat dia memusuhinya, karena membawa malapetaka terhadapnya. Bila ayahnya mengetahui, dia pastu mengirim pasukan untuk menjemputnya.

Namun bagaimanapun dia harus memberitahunya kebenaran ini. Setidaknya dia bisa curhat ke ibu Nova.

"Yaaa benar...aku harus berbicara kepada ratu Lalita." pikir Coni saat pergi dari jendela.

==

Saat Nova akan tidur, ketika itu terdengar sesuatu dikepalanya yang tidak disangkanya. Bunyi itu sangat menganggu.

Yaaa, itu bunyi system yang selalu dipikirkannya.

[ Mission 1 diperoleh.

Kalah kan bandit yang merajalela di kawasan baron Jacen. Dan selamatkan orang yang ditangkap oleh kamp bandit ini.

Syarat mission completed.

1. Kalah kan pemimpin bandit.

2. Bebaskan semua tahanan.

3. Pasukanmu harus tidak boleh berkurang setengahnya.

4. Cari hubungan bandit ini mengapa bisa menjadi besar.

5. Jangan terbunuh.

Gagal.

-Jiwamu akan terhapus dari dunia ini.

Hadiah.

- 2 pemanggilan. ]

Apa? Kalahkan bandit? Ini merepotkan pikir Nova. Dia belum mendapat informasi tentang bandit ini. Dan masih tidak tahu kekuatan dari kamp bandit ini.

Yang lebih parah bila misinya gagal jiwanya akan hilang, ini sangat tidak bertanggung jawab sama sekali.

Syestem yang sangat tidak kompeten pikirnya.

Nova bertanya tanya siapa yang membawanya ke dunia ini, dan siapa yang menciptakan System tersebut.

Nova hanya bisa mengehela nafas, dia terlebih dahulu harus mengumpulkan informasi bandit ini. Seperti dalam seni perang Tzun Su kenali musuhnyu seperti kamu adalah temannya. Tanpa mengenali musuhnya Nova tidak akan pernah gegabah.

Dia harus berbica dengan Kongming tentang ini, dia adalah satu-satunya yang tahu akan kemampuan systemnya.

===

Keesokan harinya, Nova dan kelompoknya sudah siap untuk pergi dari kota Contis.

Nova sudah memberi tahu Kongming tentang misinya, dia menyarankan untuk memberi tahu Lucian dulu, namun tidak memberi tahukan tentang kemampuannya. Dia juga menyarankan untuk mencari informasi dari Duke, karena tidak mungkin kamp bandit yang besar tidak diketahui oleh Duke.

Nova sedang mengawasi prajuritnya sedang menyiapkan perlengkapannya, dia puas dan mengangguk. Lalu dia berjalan ke arah Lucian.

"Lucian, apakah para budak juga sudah siap?" tanya Nova.

Walaupun Nova meyerahkan urusan budak terhadap Lucian,namun dia juga harus bertanya agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak perlu.

"Semuanya berjalan lancar, Pangeran," jawab Lucian.

"Namun masih ada beberapa budak yang masih tidak percaya akan diberi kebebasan, namun itu pasti akan terselesaikan seiring waktu," lanjutnya.

Nova mengangguk dengan laporannya, walaupun masih ada beberapa masalah, dia yakin mereka lambat laun akan menerimanya, saat ada bukti nyata barulah mereka akan dapat yakin pikirnya.

"Kerja bagus, Lucian. Terus pantau para budak ini, bila rencana kita sukses kita dapat membeli beberapa budak lagi." kata Nova sambil tersenyum.

"Saya akan melakukannya, Pangeran," jawabnya dengan percaya diri.

"Oh iya dimana Coni dan ibu?" tanya Nova.

Dia dari pagi tidak melihat ibunya dan Coni. Dia takut bila mereka berdua bersama, ibunya akan tahu tentang kejadian tadi malam.

"Oh...ada apa Nova? Apakah kau takut istrimu akan hilang?" tiba tiba suara ibu Nova datang dari belakang bersama Coni.

Nova yang mendengar perkataan ibunya bertanya-tanya bagaimana ibunya bisa tahu hubungannya dengan Coni. Apakah Coni memberitahunya? Iya pasti itu! Pikir dalam hati Nova.

Lalita yang melihat Nova dengan bingung berkata sambil tertawa, "Oh apakah kau bingung dari mana aku tahu? Sepertinya anakku sudah cukup tua untuk membawa wanita ke taman tanpa memberi tahu ibunya"

Nova yang mendengar ini tahu bahwa ibunya ada ditaman saat mereka berdua dengan Coni.

Nova menatap Coni dengan seolah olah pertanyaan 'Mengapa kau tidak bilang ada orang disana?'

Coni yang ditatap Nova hanya bisa menujukkan matanya tak berdaya 'Aku tidak mau merusak momen itu'.

Nova lalu memikirkan, dia langsung menoleh ke Lucian dengan penih arti.

"Yah.. Pangeran itu sungguh romantis tentang pengakuanmu hahaha." kata Lucian sambil tertawa. Dia memegang perutnya karena menurutnya dia tidak akan pernah melihat hal tersebut lagi.

Nova yang tidak berdaya hanya bisa menghela napas, dia ingin memberi tahu ibunya sebenarnya namun sekarang bukan waktunya pikirnya. Namun karena semua sudah tahu dia hanya bisa mengakuinya.

Dia berjalan ke arah Coni dan mengambil tangan lembutnya, Coni yang merasakan tangannya diambil oleh Nova tidak melawan, wajahnya sangat merah. Apa yang dilakukan pangeran ditempat seperti ini pikirnya.

Nova lalu menghadap ke ibunya. "Ibu, tolong restui kami untuk menikah agar menjalani kehidupan yang bahagia!" ucap nova sambil meminta restu ibunya.

Ibunya tersenyum dan berkata "Semoga kalian bahagia, anakku".

Lucian yang melihat mereka berhenti tertawa dan juga mengatakan, "Selamat, pangeran. Semoga kalian bahagia".

Coni yang mendengar ini merasa sangat senang dihatinya. Dia mengenggam tangan Nova semakin kuat.

Nova pun menatapnya, mereka saling menatap dan seakan akan dunia sudah hanya tinggal mereka berdua.

Tiba tiba datang suara yang membangunkan mereka "Emmm pangeran, mungkin kau bisa melakukan itu ditempat lain. Dan banyak prajurit juga melihatmu. Ohhh..dan selamat untuk kalian berdua." Kongming mengatakannya dengan nada yang datar.

Nova dan Coni pun terbangun dari dunianya, Coni melihat keselilingnnya dan melihat banyak prajutit menatap mereka. Dia sangat malu dan mengutuk pangeran karena membuatnya malu. Yah ini pasti salahnya! Pikirnya.

Prajurit yang ditatap dengan mematikan oleh Coni segera memalingkan muka, dan dengan cepat melanjutkan pekerjaan mereka.

Menakutkan pikir mereka.

Nova yang melihat ini mengabaikan mereka seakan akan itu tidak pernah ada. Dia hanya menatap Kongming dan bertanya tanya mengapa dia bisa tahu juga, namun dia mengabaikannya sekarang karena ada yang lebih penting.

"Bagaimana informasi yang didapat dari Duke, Kongming?"

Tadi pagi dia menyuruh Kongming untuk mencari informasi dengan Duke.

"Tuan muda, Duke ingin berbicara secara langsung denganmu sebelum kamu berangkat, dia akan menjelaskan semuanya saat pertemuan ini katanya." ucap Kongming sambil mengibaskan kipasnya.

"Kalau begitu kita harus menemuinya"

Setelah itu Nova berpamitan dengan semuanya dan bersama Kongming menuju kediaman Duke.

avataravatar