webnovel

Ch.21: A Hint about Him

Aloha chingudeul....aku update. 😎😎

Ciee bagi yang besok harus sekolah.🤣🤣 Semangat ya.😃

Jangan lupa Vote, Comment, and share ne.😉😉😉

enjoyed. 😋😋

🌻🌻

🌻🌻

🌻🌻

🌻🌻

🌻🌻

"JIMINIE!! JIMMINIE EODIGA?" terdengar suara Hoseok berteriak memanggil nama sang adik saat ia baru saja membuka pintu apartemennya.

"Hoseok hyung!!" kaget Jimin yang masih berbaring di atas sofa.

"Aku di ruang tamu hyung!!" sahut Jimin setelahnya.

"Jiminnie, Jiminnie aish!" suara Hoseok yang kesal, lalu perlahan menampakkan dirinya di ruang tamu tempat Jimin berada.

"Hyung, kau baru pulang kenapa berteriak begitu!! Ada apa?" heran Jimin, yang kini telah mendudukkan diri diatas sofa.

Sementara Hoseok sang hyung, iapun segera saja mendudukkan diri di samping sang adik.

"Lho hyung, kau kenapa tidak membawa apa-apa? Mana snacks dan susu pisangku?" tagih Jimin saat dilihatnya sang hyung tak membawa apapun di tangannya.

"Lupakan tentang snacks dan susu pisang itu Jiminnie! Kau tau, aku ada berita bagus untukmu," abai Hoseok, membuat sang adik mengerenyitkan dahinya.

"Berita bagus apa? Kau tau aku sudah kelaparan menunggumu kan hyung?" sungut Jimin.

"Aish anak ini," kesal Hoseok, lalu menjitak jidat mulus adiknya tanpa sadar.

"YAH hyung, kenapa menjitakku?" teriak Jimin tak terima, sembari kini tengah mengusap-ngusap dahinya yang memerah seraya mempoutkan bibir.

"Kau mau mendengar berita bagus dari hyung tidak?" ujar Hoseok, mengabaikan rungutan sang adik.

"Hmm, baiklah. Memangnya ada berita baik apa sih hyung?" tanya Jimin akhirnya, saat dilihatnya raut Hoseok tampak bersungguh-sungguh.

"Sebentar-sebentar, hyung tarik nafas dulu!!" pinta Hoseok, membuat Jimin memutar matanya dengan malas.

"Nah Jiminnie, dengar!!" mulai Hoseok.

"Ya ya aku dengarkan," komentar Jimin.

"Hei diam dulu! Jangan menyela," marah Hoseok, lantas memukul bahu sang adik cukup keras.

"YAH Hoseok hyung!! Berhenti menganiaya aku," raung Jimin kesakitan.

"Berisik Jiminnie, atau aku tidak akan memberitahukanmu sama sekali bahwa tadi aku melihat Taehyung!!" ujar Hoseok tanpa sadar, membuat Jimin seketika terperanjat kaget.

"Ta---Taehyung!!" kata Jimin terbata.

"Ya, Taehyung!" ulang Hoseok.

"Hy---ung, hyung kau serius melihat Taehyung?" tanya Jimin lagi, refleks dengan kedua tangan yang ia letakkan pada kedua bahu sang kakak.

"Ya, tentu saja aku serius," sahut Hoseok.

"Kalau begitu, ayo hyung cepat beritahu aku di mana kau melihat Taehyungie, Hoseok hyung!! Di mana??" desak Jimin, sembari menguncang-guncangkan tubuh sang kakak dengan tak sabar.

"Yaa, kepalaku pusing Jiminnie! Lepaskan aku! Aduh, rasanya kepalaku berputar," pekik Hoseok yang mual.

"Cepat beritahu aku hyung? Ppali?" desak Jimin lagi.

"YAAH ... LEPASKAN AKU DULU!" bentak Hoseok murka, berhasil membuat sang adik seketika melepaskan cengkramannya pada kedua bahu Hoseok.

"Mi--Mian hyung!! Aku terlalu bersemangat," sesal Jimin, namun begitu terbalik dengan ekspresi wajahnya yang tidak merasa bersalah sama sekali.

"Eum nah hyung, jadi bisakah kau memberitahukan aku di mana kau melihat Taehyungie?" pinta Jimin dengan sopan kali ini. Tak lupa pula ia kedip-kedipkan matanya dengan genit yang membuat Hoseok seketika merinding.

"Hueek, perutku rasanya mual!!" pura-pura Hoseok, yang hanya membuat sang adik tertawa.

"Ayolah hyung, beritahu aku di mana kau melihat Taehyungie? Kau tidak bercanda kan?" rengek Jimin akhirnya, lantaran ia sudah tak sabar lagi ingin mengetahui keberadaan sang sahabat.

"Baiklah-baiklah, aku akan memberitahumu. Berhenti merengek" ujar Hoseok, membuat Jimin kembali memasang wajah seriusnya.

"Nah, lebih baik!" komentar Hoseok.

Setelahnya, pria muda itupun mulai memperbaiki posisi duduknya untuk mulai bercerita.

"Jadi Jiminnie," mulai Hoseok, seraya melihat sang adik yang begitu fokus untuk mendengarkan.

"Jadi??" tuntut Jimin tak sabar.

"Jadi Jiminnie, tadi hyung sempat melihat Taehyung di dalam Bus!!" cerita Hoseok akhirnya, seketika membuat Jimin berdiri dari tempatnya.

"Bus yang mana hyung? Di mana lokasinya? Ke arah mana tujuan bus itu?" desak Jimin agressive, membuat Hoseok semakin memundurkan tubuhnya lantaran sang adik tiba-tiba saja merengsekkan tubuhnya maju pada Hoseok.

"Yah, menjauh dari hyung, Jiminnie!! Hyung tak akan lari kemanapun, kau tau?" pinta Hoseok, seketika membuat Jimin sadar dengan tindakannya.

"Mi---Mian hyung!! Aku terlalu bersemangat," sesal Jimin, lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kwencahana, hyung mengerti perasaanmu," ujar Hoseok menanggapi.

"Jadi bisa kau ceritakan padaku di bus mana kau melihat Taehyungie hyung?" pinta Jimin kemudian dengan dirinya yang sudah lebih tenang.

"Tentu Jiminnie. Jadi, sebenarnya hyung tadi itu melihat Taehyung di bus yang sama dengan yang hyung tumpangi!!" cerita Hoseok akhirnya.

"Be--Benarkah? Lalu kenapa kau tidak menghampirinya hyung?" tanya Jimin heran.

"Nah soal itu, Mian!!" sahut Hoseok. Sementara Jimin hanya menaikkan salah satu alis matanya sebagai respon.

"Mian Jiminnie, karena hyungpun baru melihat Taehyung saat hyung turun dari bus. Hyung sama sekali tak sadar jika ia berada dalam satu bus yang sama dengan hyung. Hyung bahkan baru mengetahuinya, ketika mata hyung tak sengaja melihatnya ada dibarisan penumpang paling belakang. Hyung menyesal baru melihatnya Jiminnie," cerita Hoseok panjang lebar.

Sementara Jimin yang mendengar, iapun tak bisa menyalahkan sang kakak.

"Mian ne, hyung juga sudah berusaha mengejarnya tadi, tapi busnya sudah terlanjur jauh. Hyung tidak cukup kuat untuk menyusulnya," cerita Hoseok lagi dengan bahu yang melorot turun.

"Lalu apa yang terjadi pada belanjaanmu hyung?" tanya Jimin.

"Nah begitulah! Semua Belanjaan hyung berjatuhan saat hyung tengah mengejar bus yang Taehyung tumpangi itu. Itulah alasan kenapa hyung tidak membawakan apa-apa untukmu, Jiminnie!" jelas Hoseok.

"Ooo, pantas saja!!" gumam Jimin.

"Mian ne?" ulang Hoseok lagi. Sementara sang adik telah mendekat, sembari kini tengah menepuk bahu sang kakak untuk menenangkan.

"Tak apa Hoseok hyung, soal itu lupakankanlah!! Karena kau tau hyung, yang terpenting sekarang itu kita sudah mendapatkan petunjuk untuk menemukan Taehyung. Itu lebih utama hyung," ujar Jimin, membuat Hoseok mengangguk setuju.

"Benar Jiminnie. Terlebih karena kita sekarang sudah bisa mempersempit lokasi pencarian kita," tambah Hoseok.

"Semoga kali ini kita akan berhasil ya hyung?" toleh Jimin pada sang kakak.

"Ne, semoga saja" angguk Hoseok.

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

Sementara itu di tempat lain, Taehyung tengah berada di dalam kelasnya dengan Namjoon yang tengah mengajar mata pelajaran bahasa inggris di depan sana.

Namun apa bila di telisik lebih dekat, sebenarnya anak itu sama sekali tak fokus dengan kegiatan belajarnya.

Sebaliknya, anak itu justru tampak melamun dan seperti tengah memikirkan banyak hal.

"So one thing that must be rembered by all of you, whenever you want to talk about something that happened in the past and have already finished at that time, use past tense. This formula. Meanwhile, when that thing is something that you used to do, use simple tense. This formula," terdengar suara Namjoon yang tengah menjelaskan materi pelajarannya.

"Hahh!" suara hela nafas Taehyung, namun cukup terdengar oleh Namjoon.

"Excuse me, Kim Taehyung?" panggil Namjoon.

"Hei Taehyung, Jeon ssaem memanggilmu!!" senggol teman sebangku Taehyung, menyadarkan sang empu dari lamunannya.

"Kim Taehyung?" ulang Namjoon, yang kali ini telah berdiri di depan meja sang murid.

"Ah nde Jeon saem!!" kaget Taehyung, lebih kaget lagi saat dilihatnya Namjoon tepat berada di depannya.

"Mm saem, mianhamnida!!" ujar Taehyung cepat, lalu buru-buru membungkukkan badannya hingga tanpa sengaja dahinya membentur meja.

"Ouch...!!" ringis Taehyung, refleks meraba dahinya tersebut.

"Astaga Kim Taehyung!" panik Namjoon, lalu segera mensejajarkan kepalanya dengan sang murid.

"Iss, itu pasti sakit sekali!!" komentar teman-teman sekelas Taehyung.

"Kau tak apa Tae?" cemas teman sebangku Taehyung pada si empu yang masih sibuk menundukkan kepalanya.

"Taehyung angkat kepalamu, biar saem lihat?" pinta Namjoon pula, sehingga sang murid yang diminta perlahan pun mengangkat kepalanya.

"Astaga!" geleng Namjoon, begitu melihat memar merah yang cukup lebar pada dahi muridnya. Mungkin nanti akan menyebabkan benjolan juga biru nantinya.

"Mian Saem! Maafkan aku yang melamun di jam pelajaranmu," sesal Taehyung yang masih merasa bersalah.

"Lupakan hal itu. Kau perlu di obati secepatnya. Kau Kim Jongin, cepat kau bawa Taehyung ke UKS!" pinta Namjoon pada teman sebangku Taehyung.

"Ba..."

"Tak perlu saem! Ini hanya memar kecil. Aku baik-baik saja," potong Taehyung cepat.

"Jangan membantah Kim Taehyung!" delik Namjoon tak suka.

"Cepat Kim Jongin!" kata Namjoon lagi pada muridnya yang bingung.

"Ah nde, algeseumnida songsaenim," patuh Jongin, segera bangkit bermaksud akan memapah Taehyung ketika anak itu tiba-tiba saja berkata.

"Mm saem, kupikir aku bisa berjalan sendiri ke UKS!" suara Taehyung, membuat Jongin di sebelahnya buru-buru menginjak kaki Taehyung.

"Ssh ... kenapa kau menginjakku?" protes Taehyung. Sementara Jongin mati-matian memberikan kode lewat kedipan mata pada Taehyung agar mengerti maksudnya.

"Kenapa kau mengedip-ngedipkan matamu!! Kau kelilipan ya?" tanya Taehyung polos. Hingga Jongin rasanya ingin berteriak keras sekarang juga.

Argh anak ini! frustasi Jongin dalam hati.

"Ehm ehm!" dehem Namjoon, mengalihkan perhatian kedua murid tersebut.

"Ah mian saem," bungkuk Taehyung cepat.

"Mm kau benar Taehyung! Sepertinya kau sendiri saja yang pergi ke UKS," ujar Namjoon, seketika membuat Jongin mendengus kecewa.

"Tapi Saem, kurasa memang sebaiknya aku ikut mengantarkan Taehyung ke UKS!! Bagaimana jika dia nanti pingsan saem?? Lihat-lihat, bukankah wajah anak ini sangat pucat?" ujar Jongin, seraya tangannya memegang dagu Taehyung dan sibuk memiringkan wajahnya ke kanan dan ke kiri.

"A--Apa maksudmu?" heran Taehyung pada teman sebangkunya itu. Tapi jika diperhatikan, sebenarnya wajah anak itu memang sedikit pucat.

"Hmm!!" gumam Namjoon, yang kini tengah memperhatikan wajah Taehyung dengan seksama.

"Bagaimana, aku benar kan Saem?" desak Jongin, begitu sangat berharap kali ini ia akan berhasil.

"Baiklah, kurasa kau benar!" setuju Namjoon akhirnya, membuat Jongin segera saja mengulum senyumnya

Yes, akhirnya aku bisa bolos dari pelajaran Jeon saem! teriak Jongin dalam hati. Karena sebenarnya anak itu memang paling tidak suka dengan pelajaran bahasa inggris. Alasannya, karena bahasa inggris itu seperti bahasa alien dan sangat susah sekali di mengerti. (Dasar malika😂😂)

"Nah, kalau begitu kami boleh pergi sekarang kan Saem?" tanya Jongin setelahnya.

"Saem, sebenarnya aku masih sangat keberatan jika harus pergi ke UKS. Bagaimana dengan jam pelajaranmu Saem?" protes Taehyung, sementara Jongin langsung menyumpahinya dalam hati.

"Tak apa Taehyung-ah. Beristirahatlah saja di UKS eum?" tanggap Namjoon. Tak bisa membantah, Taehyung akhirnyapun hanya bisa mengangguk setuju.

Tak tau saja, bahwa sejak awal Namjoon masuk, pria berlesung pipi itu juga sebenarnya sudah terus memperhatikan dirinya yang tampak pucat dan tak fokus selama pelajaran berlangsung.

"Ta---Tapi Saem, jam mu?" cemas Taehyung.

"Tak apa," sahut Namjoon seraya tersenyum.

"Nah sudah dengar kan Tae? Ayo kita segera ke UKS?" ajak Jongin bersemangat.

Tapi saat anak itu baru saja akan melewati Namjoon, langkahnya pun terpaksa berhenti saat tiba-tiba saja Namjoon menahan lengannya.

"Eum Saem?" bingung Jongin, sementara Taehyung hanya melihat.

"Kim Jongin ingat, kau itu hanya sekedar mengantar Taehyung. Kau harus kembali setelah ia tiba di UKS. Kau mengerti?" peringat Namjoon, seketika membuat Jongin lemas.

"Ta---Tapi Saem...."

Tuk.

Suara spidol yang baru saja di ketukkan pada kepala Jongin.

"Saem!!" ringis Jongin pelan.

"Jangan mencari kesempatan Kim Jongin!! Aku tau tabiatmu," dengus Namjoon. Sementara Jongin di hadapannya, anak itupun segera saja merengutkan wajahnya dengan kesal lantaran sang guru sudah tahu betul sifatnya.

"Huuu!" sorak teman sekelas Taehyung dan Jongin, namun seketika mereda saat Namjoon mengangkat tangannya.

"Sudah sana cepat antar Taehyung, Kim Jongin!! Dan jangan lupa kembali setelahnya," instruksi Namjoon lagi.

"Ye Saem. Aku akan kembali setelahnya seperti yang saem pinta," sahut Jongin dengan kesal, namun hanya di tanggapi oleh senyuman dari sang guru.

"Kajja Taehyung?" ajak Jongin kemudian pada teman sebangkunya.

"Emm saem, kalau begitu aku pamit. Sampai nanti saem," bungkuk Taehyung sopan dan mendapat anggukan dari sang guru.

Setelah kedua orang itu pergi, maka Namjoon pun segera kembali ke depan kelasnya.

"So students, we move to the next topic!" suara namjoon, seketika mengalihkan perhatian para murid kembali fokus padanya.

TBC

See u next chap & jangan lupa tinggalkan voment kalian ya. 😉😌

Next chapter