3 2.2. JADWAL RUTIN

Setelah siaran itu berganti dengan iklan, Gee langsung mengurangi jumlah suara yang ada. Seperti seorang yang tak sabaran, dia menekan remote dengan keras. Setelah tak mendengar suara Tv lagi. Dia langsung membanting dengan kasar benda persegi panjang itu ke sembarang tempat. Tentu pantulan jatuh benda itu langsung membuat Yie menatap ke arah nya tanpa ingin protes.

Kini di sandarkan nya perlahan badan nya ke dalam sofa yang di duduki nya. Diangkat pandangan nya menghadap ke arah langit-langit rumah. Mata nya seakan ingin melihat kembali sesuatu yang selama ini hilang entah kemana. Melihat tingkah nya, Yie ingin membuka mulut untuk berbicara. Tapi sebelum dia melakukan nya, Gee sudah memulai duluan.

".... Aku merasa seperti di lahirkan kembali?" Ucap nya sambil berlari menatap ke arah lawan bicara nya.

Mendengar itu, Yie tersenyum pelan... "Tentu saja, Bodoh!!!" Celetuk nya ringan.

Dan tak ayal membuat mereka berdua langsung tersenyum senang. Meskipun awal nya dia mengkhawatirkan nya. Tetapi sekarang fikiran nya sudah berubah. Ya tentu, kini dia tau siapa yang ada di hadapan nya. Yang tak lain tak bukan adalah Gee. Satu-satunya orang yang bahkan fikiran dan tindakan nya tak ada satu pun orang yang dapat memprediksi nya. Termasuk dia sekalipun.

*******

Tak ingin berlama-lama lagi. Yie melanjutkan aktivitas yang tertunda tadi. Sekarang bukan hanya perut nya saja yang terus berbunyi. Tapi badan dan kaki nya ikut lemas karena menahan lapar. Dengan tenaga yang tersisa, dia berusaha menyelesaikan semua nya. Kini tinggal menata semua menu di atas meja. Tetapi, belum sempat dia mengambil piring untuk di letakkan di sana. Suara dering Handphone berbunyi keras sampai membuat diri nya sedikit kesal.

Walaupun awal nya ingin dia abaikan. Tetapi semakin lama dering panggilan itu semakin besar. Dan membuat kesabaran nya habis, dengan kasar dan penuh emosi dia langsung mengambil Handphone yang berada di atas meja masak nya.

"TUT... KLIK... HUH... SIAPA??!!!!" Jawab nya ketus tanpa melihat nama pemanggil itu.

Sang lawan bicara nya hanya bisa diam tanpa ingin menjawab. Sebab dia pun seperti menahan amarah nya juga.

"APA KAU GILA!!! MENELFON DI WAKTU INI!!! DAN TIDAK MENJAWAB UCAPAN KU!!!" Radang nya keras.

Meskipun begitu, Gee tidak menoleh ke arah nya sama sekali. Karena bagi nya yang seperti ini sudah sering terjadi.

Entah kenapa, yang menjadi lawan bicara nya sekarang menjadi lebih kesal sampai rahang nya ikut mengeras... "Apa kau fikir aku ingin menelfon mu di jam makan siang begini?! Hah?! Dimana dia?!"...

Mendengar jawaban yang di lontarkan oleh nya. Membuat mata Yie terbelalak besar. Meskipun suara Laki-laki ini terdengar pelan atau tidak membentak sama sekali. Dia sudah tau, siapa orang gila yang di maki nya tadi.

"Ah... Maaf aku tak melihat nya... (Jawab nya sambil mengacak rambut nya frustasi. Sebab berkelahi dengan nya di telfon sama saja dengan membuang-buang waktu)... Ada apa?! Bisakah kau menelfon ku nanti saja?! Kau tau bukan aku benci di telfon pada jam makan siang?!"...

Tentu. Baik dia ataupun orang lain tau itu dengan pasti... "Hei!!! Aku tau itu, tapi bukan itu jawaban yang aku mau!!!" Hanya dengan mengatakan itu, sukses membuat Yie menelan ludah nya kasar.

Ah... Dia menjadi lebih dingin sekarang. Batin nya kesal... "Ada. Bahkan tanpa aku memberitahu pun kau tau jawaban nya" Jawab nya dengan melihat ke arah Gee yang sudah tertawa karena kartun yang di tonton nya.

"Dan dimana Hp milik nya?! Apa tidak ada bersama nya?! Aku lelah menelfon nya sejak pukul 10 tadi!!!" Kini suara nya terdengar putus asa. Dan entah kenapa dia sedikit mengerti dengan perasaan nya.

"Kita semua tau benda milik nya itu tak akan pernah jauh bahkan untuk 1 meter dari nya. Atau akan ada "Bahaya" yang akan terjadi kalau itu di lakukan nya"....

"Dasar bodoh!!! Apa kalian melupakan lagi kalau ini hari jadwal nya?!" Entah kenapa kini suara nya berubah menjadi sedikit memelas.

"Hah??? Ya maaf. Aku lupa dan seperti nya dia pun begitu..."...

"Tentu saja Bodoh!!!"... Hardik nya lagi.

"... Kalau begitu telfon lah dia. Aku akan menyampaikan bahwa kau baru saja menghubungi nya"... Karena bagi Yie urusan ini bukan lah hak dia. Dan juga entah kenapa terkadang Gee tak menyukai hal sampai menyampaikan seperti ini.

"Hah... Tolong, aku sudah tak ada tenaga lagi untuk melakukan nya. Kau tau, aku pun sama seperti mu belum memakan makan siang kita. Dan juga sudah seharusnya siang ini aku bertemu dengan Mama Papa ku. Aku sudah menelfon nya hampir 20 panggilan. Dan aku minta, katakan pada nya untuk datang secepatnya sekarang... TUT... TUT... TUT... "...

Yie yang tak sempat untuk membela diri nya, hanya bisa pasrah dengan mendengar sambungan telfon yang sudah terputus secara sepihak. Dia hanya bisa menatap layar Handphone milik nya yang sudah menghitam kembali. Dan langsung mendesah kasar karena kesal. Sebab jam makan siang mereka menjadi seperti ini.

"Hah... Demi Tuhan. Hari-hari ku tak akan tenang karena "Mereka" semua... "Baby!!!" Panggilan sayang Aldy untuk nya.

Tanpa menunggu lagi, dia langsung menatap lawan bicara nya... "Hm???"...

"Hah... Sungguh aku banyak mendesah hari ini. Dan aku mohon periksa Handphone milik mu. Kenapa kamu tidak mengangkat panggilan dari Hans?! Apa kamu lupa bahwa hari ini jadwal untuk pertemuan mu dengan nya?!"...

Tentu, belum sempat Yie menyelesaikan ucapan nya. Kini sudah terbayang reaksi apa yang ada di dalam wajah milik nya. Gee yang panik langsung berlari mengambil Handphone milik nya yang berada di atas meja Televisi. Dan di saat dia menghidupkan layar nya. Sudah ada banyak sekali panggilan dan pesan yang masuk. Itu membuat nya tersenyum tipis dengan menyadari kebodohan nya.

"Hah... Yie. Aku tak sengaja mematikan nada nya. Dan juga, dia pasti akan membunuh ku!!!" Rengek nya.

Sekarang tingkah nya berubah menjadi seperti anak kecil yang ketahuan mengambil uang jajan lebih dari Orang tau nya. Tanpa ingin menunggu jawaban nya. Gee segera bangkit dari duduk nya dan segera bergegas memasang sendal jepit nya. Dan berencana untuk segera pergi dari sana.

Baru saja dia ingin membuka Mulut. Gee sudah berada di luar Rumah dengan berlari kecil. Sekarang dia tak bisa lagi memanggil nya.

"Hah... Sungguh aku menjadi tua hanya dengan mendesah seperti ini. Dan kenapa harus di waktu makan siang ku?! Hah... (Sekali lagi)... Seperti nya aku harus segera bersiap juga. Tak ada lagi nafsu makan ku untuk memakan ini semua sendiri..." Begitulah gerutu nya sendiri sambil menatap meja makan yang hampir penuh dengan makanan. Lagi.

Setelah itu, dia pun melanjutkan semua nya sampai selesai. Dan langsung menyiapkan bekal untuk diri nya sendiri. Saat di rasa semua sudah siap. Yie langsung pergi mandi dan bersiap-siap untuk pergi "Bekerja".

avataravatar
Next chapter