8 The Last Weird || Bagian 8

"Hey, Yak! Kau bilang kita akan minum coklat panas!" gerutu Alice begitu mereka berada di ruang tamu rumah milik Logan yang benar-benar kosong, seperti tidak ada kehidupan.Bahkan saat mereka tiba di depan rumah lelaki itu, Logan harus memencet berkali-kali. Dan memilih untuk melompat pagar dan membuka pintu gerbang itu dari dalam. Membuat Alice dan juga Xander sudah mawas diri sejak tadi. Lebih takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada kedua orang tua Logan.

Sementara pemuda itu hanya menggaruk tengkuk nya yang sama-sekali tidak gatal. Alice berdecih sebal sementara Xander sudah rebahan di atas sofa empuk di belakang nya sambil memejamkan matanya. Seolah tidak mempermasalahkannya sama-sekali.

"Ayolah Alice,aku tidak tau ibuku bisa pergi tanpa memberitahukan ini padaku! Mana aku tau akan terjadi seperti ini!" seru Logan

"Sudah lah, apa kau bisa membuatkan Coklat panas Logan? Aku dengar-dengar... kau ahli!"

Alice dan Logan menatap Xander yang membuat opini, sayang nya lelaki itu masih asik dengan rebahannya tanpa peduli dengan tatapan Logan yang menatapnya kesal. Alice lalu menatap Logan. "Hey...Hey, ada apa dengan tatapan mu Alice? Jangan bilang kau percaya dengan ucapan Xander! Dia hanya asal bicara, mana mungkin aku bisa membuat Coklat panas dan percayalah pada ku kali ini saja!!"

Alice makin tersenyum misterius sambil menatap Logan. Membuat yang di tatap hanya merasakan bulu-bulu nya naik, terlebih saat Xander yang juga menatapnya tanpa ekspresi. Dengan kesal Logan pun menyerah dan angkat bicara

"Hooooooh, baiklah-baiklah, aku akan membuatkan nya. Tatapan mu seperti ingin membunuh ku saja! Menyebalkan, eww!" kesal logan sambil beranjak dari duduknya. Ia segera menuju dapur dan meninggalkan Xander dan Alice.

"Ada apa? Mengapa kau juga menatap ku seperti itu?" seru Alice yang baru sadar bahwa Xander menatapnya dengan tatapan aneh nya, mungkin bisa di katakan tatapan seperti biasanya.

"Tidak ada, lupakan saja. Sebaiknya kau ikut membantu Logan juga! Mana ada gadis yang tidak bisa memasak? " seru Xander kembali memejamkan matanya dan mengambil guling sofa. Tidur dengan enak nya di atas sofa.

"Euhhhhh, menyebalkan sekali!Kau juga seharusnya bisa memasak. Mana ada lelaki yang rebahan terus?" kesal Alice, namun tetap berdiri dan segera menuju dapur.

Alice lalu melangkah menuju dapur Logan yang cukup luas, bahkan di setiap tembok menuju dapur juga di pasangi banyak lukisan yang mirip sebuah lukisan filosopi. "Kenapa? Mengapa kau datang kemari? Duduk saja, aku akan membuatkan nya!" ujar Logan yang baru sadar bahwa Alice memasuki ruang dapur.

"Siapa bilang aku akan membantu mu? Aku hanya kesal saja!" seru Alice sambil duduk di atas kursi dan menatap Logan yang begitu handal membuat coklat panas

"Holll, kau berkata seolah-olah ada orang menyebalkan di samping mu!" kekeh Logan

"Ck, kalian berdua sama saja. Sama-sama menyebalkan!"

"Ayolah Alice, kita sudah berteman sangat lama. Sejak kapan aku tidak menyebalkan terhadap mu?" seru Logan sambil terkekeh. Sejak dulu, mereka sudah tumbuh bersama dan Logan sudah sangat hafal dengan semua tingkah gadis kecil yang sekarang sudah besar itu.

"Terserah mu saja!"

"Ehh, ngomong-ngomong! Aku ingin bertanya pada mu!"

"Holll, ada apa? Tidak biasanya kau ingin bertanya dengan meminta ijin ku terlebih dahulu, kau menyebalkan!" seru Alice

"CK, aku serius!"

"Ada apa? Jangan membuat ku penasaran!"

"Hmmmm, apa yang terjadi sebelum kau pingsan? Apa ada sesuatu yang membuat mu begitu hingga bisa-bisa nya kau pingsan?"

Alice terdiam, ia menatap Logan dengan kesal. Namun, bulu Alice tiba-tiba saja berdiri saat mengingat insiden yang membuat ia pingsan itu. Ia menghela nafas dan hendak berbicara.

"Tidak usah bicara jika kau tidak siap, aku bisa menunggu mu menjawab nya kapan saja. Setidak nya sampai kau benar-benar siap untuk menceritakan nya" seru Logan memotong Alice.

"Yak, Hey! kau memotong ku, menyebalkan! Sudah lah, aku tidak ingin lagi membahasnya!"

"Alice tunggu, aku hanya bercanda. Bisa kau ambil kan susu segar di dalam kulkas? Aku tidak bisa mengambil nya, coklat panas nya nanti membeku!"

Alice segera beranjak, ia mengambil susu segar dari kulkas. Membantu Logan untuk mengaduk coklat panas yang begitu harum, perut nya terasa lapar saat aroma coklat panas itu benar-benar menyiksa nya. Tatapan Alice lalu tertuju pada foto mereka yang berada di sebelah Logan, "Kau masih menyimpan ini? Ini sudah lama sekali!" kekeh Alice

Logan menatap foto yang sedang di tunjukkan oleh Alice pada nya, "Itu waktu kita kecil, kau terlihat imut sekali di foto itu!"

"Jadi, apa sekarang aku tidak imut lagi?"

"Sekarang? kau lebih..!" Logan sengaja menghentikan ucapan nya, melihat reaksi penasaran Alice membuat Logan ingin menjahili gadis itu. "kau lebih jelek hahahhahah!"

"Kau menyebalkan, rasakan ini!" kekeh Alice menggelitiki abs Logan membuat Lelaki itu berlari mengeliling dapur dan berusaha untuk menghindar dari Alice. Moment ini, rasanya Logan sudah sangat merindukan mereka berkejar-kejaran. Brukk--Alice tiba-tiba menabrak sesuatu yang keras.

"Astaghh, kau berhenti tiba-tiba sekali Logan. Kening ku sakit!"

Alice masih ingin protes, namu tiba-tiba Logan memeluknya. Membuat ia terdiam dan menatap rahang Logan, Logan dan Xander memang sedikit lebih tinggi daripadanya. Namun bukan berarti Alice itu pendek, hanya saja ia berbeda 5 centi dari tinggi Logan yang mencapai 174 cm sementara dengan Xander ia berbeda sekitar 6 dari tinggi lelaki itu yang hampir 176 centi.

"Ada apa dengan mu Logan? Kenapa tiba-tiba memeluk ku seperti ini?"

"Aku hanya merindukan adik kecil ku ini, apa aku tidak bisa memeluk mu hmmm? Rasanya sudah sangat lama kita bermain berdua saja. Seperti dulu, saat kau terjatuh dari ayunan...hahahahhahaha!" seru Logan terbahak mengingat saat dulu mereka kecil. Logan semakin ngakak saat Alice menatap nya dengan wajah ditekuk.

"Yak, kau menyebalkan sekali!" seru Alice lalu segera beranjak dari dapur dan menuju kembali ke ruang tamu dengan perasaan kesal. Alice lalu menatap sofa tempat Xander berbaring tadi, NIhil, Tidak ada sosok lelaki itu di sana.

"Xander? Kau dimana?" seru Alice sambil berjalan mendekati sofa itu. Sama-sekali tidak ada tanda-tanda keberadaan dari Xander. Shittt! Alice mengumpat.

"Alice? Mengapa kau berdiri? Holll, dimana Xander?" ujar Logan sambil meletakkan 3 gelas coklat panas nya dan menghampiri Alice yang berdiri di sekitar sofa. Tempat Xander tadi berbaring namun sekarnag sudah kosong.

"Aku tidak tau, dia tidak berada di sini ketika aku kembali!"

"Yak, kau serius? Kau sudah menghubungi nya?" seru Logan

"Dia meninggalkan ponsel nya di atas meja, kau bisa melihatnya bukan?" seru Alice sambil menunjukkan ponsel Xander, Logan dan ponsel nya yang juga terletak di atas meja.Tempat mereka meletakannya saat baru sampai di rumah Logan

"Yak, apa dia naik ke atas? Aku akan memeriksanya di atas, kau bisa melihatnya di sekitar sini, telepon aku jika kau menemukannya!" seru Xander

Alice mengangguk lalu segera menuju lantai bawah, sementara Logan menuju lantai atas. Logan terus menginjakkan kakinya melewati barisan tangga-tangga. "Holll, ini benar-benar tidak nyaman! Dan coklat panas ku pasti akan segera dingin!" Gerutu Logan sambil membuka pintu untuk masuk ke atap rumah nya. Sampainya di atap, Logan tidak menemukan apa-apa. Kosong melompong. Dia segera berjalan lagi dan menuju ruangan di sebelah nya.

Sementara Alice terus menuju ruang bawah dengan bermodalkan senter dari handphone nya. Ruangan gelap itu sama-sekali tidak banyak menunjukkan petunjuk baginya.

Brukk

Alice terperanjat di tempatnya, ada bunyi benda jatuh yang tidak jauh darinya. Alice menutup kedua matanya, gawat, bisa-bisa nya ncycytophobianya tiba-tiba kambuh di saat yang kurang tepat. Alice membuka kedua matanya, berusaha untuk tetap tenang dan mulai mendial nomor Logan. Namun, tidak, lama "Arkhmmmmmm! MMmmmm, lepaskan aku, mmmmphhhhhh!"

Alice berusaha untuk berontak saat merasakan ada tangan yang membekap mulutnya.

"Stttttt, jangan panik Alice. Ini aku, Xander!"

Mendengar suara itu, Alice segera rileks. Ia hendak berbalik dan ingin memberi jarak di antara mereka, namun Xander masih menahan bahunya. "Stttt, jangan banyak bergerak Alice. Apa kau bisa merasakannya?" seru Xander mulai serius dan menatap sekeliling nya membuat posisi mereka tetap sama. Dengan Alice yang tepat berada di depan Xander tanpa jarak karena Xander menarik bahu nya begitu kuat. Membuat Alice kesulitan bernafas dengan jarak mereka yang sangat dekat. Alice bahkan bisa merasakan detak jantung Xander.

"Aura ini, aura apa ini?" seru Alice yang baru menyadari bahwa ternyata memang ada sesuatu di sekitar mereka. Alice mulai fokus dan menatap sekeliling, tiba-tiba "Arkhhh!" Seru Alice menyebabkan ia membentur dada Xander

"hey, ada apa?"

"Dia berada di sebelah ku Xander!" seru Alice semakin mendekat kepada Xander sambil memegang tangan lelaki itu

"Apa yang kau lihat?"

"Sosok yang aku lihat di sekolah juga, a-aaku!"

"Alice, hey, heyyyy!"

Xander segera memapah tubuh Alice yang sudah mesorot.

tinggg

Lampu menyala, membuat Xander lebih leluasa melihat.

"Alice? Xander? Ada apa dengan nya?" seru Logan yang baru saja datang dan segera menghampiri mereka. Telepon Alice beberapa menit yang lalu membawa Logan segera menuju ke bawah.

"Hey, apa kau melihat sesuatu di sini?" seru Xander menatap Logan

"Sesuatu?"

"Alice bilang, yang dia lihat di sekolah juga berada di sini!" seru Xander

Logan segera berdiri lalu segera menerawang ruangan itu, aneh, ini aneh, ia sama-sekali tidak bisa melihat apa-apa namun ia bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang berada di sini. Xander menatap Logan yang menggelengkan kepalanya. "Aku tidak berhasil melihatnya, penglihatan ku kabur, namun aku bisa merasakan nya ada di sekitar sini!" seru Logan sambil mengembalikan lagi penglihatannya

"Sudah lah, kita harus segera membawa Alice kembali!" seru Xander lalu segera menggendong Alice dan meninggalkan Logan yang masih diam di tempatnya.

"Holl, aura menyeramkan apa ini!" seru Logan saat sadar dirinya ditinggalkan sendirian. Ia segera beranjak pergi dan menuju Alice dan Xander. Namun sesaat Logan berhenti dan menatap ke arah anak tangga, aura itu berasal dari sana. Logan hendak melangkah ke sana, namun suara Xander yang memanggilnya dari ambang pintu mengalihkan perhatian nya.

"Logan, jangan nekat. Kita harus lebih mengutamakan Alice saat ini!" seru Xander membuat Logan segera mendekati mereka dan membawa Xander yang sedang menggendong Alice ala brydal stle menuju ke kamarnya.

Logan membantu Xander untuk membaringkan Alice, wajah pucat Alice membuat Xander khawatir. Xander melonggarkan kemeja Alice dan mengipasnya. Sementara Logan langsung memegang tangan Xander, membuat lelaki itu sedikit terkejut dan menatap Logan.

"Tidak apa, aku hanya memakai kemampuan ku saja!" seru Logan dengan warna bola matanya berubah menjadi putih. Membuat Xander terus mengipas Alice yang berkeringat.

*****

Mizuki menatap hamparan kota yang begitu bersalju dan terasa dingin, gadis itu berada di atas gedung. Yang keberadaannya tidak diketahui oleh dua manusia yang sedang berdebat. Sepasang wanita dan lelaki terlihat saling membentak satu sama lain.

"Aku hamil Kyler, aku hamil karena kau. Ini adalaha bayi mu, dan kau juga harus bertanggung jawab!"

Dari pandangan Mizuki, mereka pasti muda-mudi yang terjebak dalam gaya pacaran yang tidak sehat. Terlihat sekali bahwa gadis itu sedang hamil, dan lelaki itu pasti tidak ingin bertanggung jawab. Mizuki hanya meneguk minuman dinginnya, sambil memperhatikan mereka berdua. Posisi mereka yang sedang berada di atap, menutup orang lain untuk mendengar mereka. Dan beruntung, malam ini tidak ada badai salju saja. Hanya beberapa salju yang turun dan tidak terlalu menganggu.

"Aku bisa bertanggung jawab, tapi aku meminta untuk menggugurkan bayi itu. Lagi pula setelah berhubungan intim, aku selalu mengatakan agar kau meminum obatnya!" seru Kyler. Lelaki yang menjadi lawan main gadis itu.

"Tapi ini benar-benar di luar dugaan Ky, aku juga baru tau bahwa aku hamil. Dan setelah aku sadar, itu terjadi ketika kau melakukan nya saat aku sudah tidur!"

"Sarah, dengar kan aku. Aku bisa menghidupimu, namun tidak jika dnegan bayi itu Sarah. Keperluan bayi itu nanti banyak dan kita juga masih tingkat 2. Ayolah Sarah, kumohon mengertilah" seru Kyler menatap Sarah. Gadis itu menangis membuat hati Kyler benar-benar hancur, selama ini ia memang sering berhubungan intim dengan Sarah. Namun ia selalu berkata agar gadis itu meminum obat jika habis melakukan seks dengan nya. Bahkan, jika sampai orang tua Sarah tau kelakuan mereka. Ia pasti akan menjerat di penjara saat ini.

"Tidak, aku tidak bisa Kyler. Benar-benar tidak tega!"

"Kalau begitu, aku tidak akan bertanggung jawab!" seru Kyler langsung meninggalkan gadis bernama Sarah itu sendirian

"Kalau kau tidak mau tanggung jawab, aku akan mati dan akan menghantui mu selama ini Kyler!" teriak Sarah sambil terisak, berusaha untuk menghentikan langkah Kyler.

Kyler tidak peduli, lelaki itu tetap pergi "Aku akan jatuh dari sini!" teriak Sara membuat langkah Kyler terhenti. Ia lalu menatap Sarah yang sudah berdiri di ambang gedung membuat Kyler panik seketika. Ia hendak berlari namun

"Sarahhhh!" teriak Kyler saat gadis itu menjatuhkan dirinya

Kyler mematung di tempatnya, ia tiba-tiba panik dan segera melarikan diri. Mizuki yang tidak terlihat hanya menggelengkan kepala, ia lalu menatap Sarah, hantu gadis itu yang sudah berada di atas bahu lelaki itu. "Dia akan membuat lelaki itu mati sedikit-demi sedikit!"

avataravatar
Next chapter