1 Prolog

Mi kuo, manusia setengah dewa yang di takdirkan menjadi pemimpin mutlak alam dewa, bertugas mencari dua belas mutiara bintang.

Dia juga murid seorang ahli bela diri tingkat langit gunung sao yang bernama master liyohun.

Dia belajar berbagai macam ilmu sihir dan beladiri aliran air selama lima puluh tahun.

Dalam perjalanannya ini dia selalu di bebani oleh siluman-siluman suruhan raja negara api, karena dia menginginkan kedudukan pemimpin alam dewa.

Raja api mendengar ramalan buruk tentang kedudukannya di generasi ketujuh pemimpin alam dewa.

Di sisi lain negri air, negeri para hewan dan peri, negeri mimpi, negeri tabib, negeri tanah, negeri udara, dan negri-negri lainnya menerima keputusan tuhan tentang hal itu.

Mengetahui hal itu liyohun yang di beritahukan oleh peramal penjaga perbatasan antara alam dewa dan manusia, melatih Mi Kuo ilmu sihir dan bela diri tingkatan langit, dia juga mengajarkan ilmu sihir terlarang yaitu sihir keabadian di umur Mi Kuo yang kedelapan tahun.

Sihir ini mengakibatkan Mi Kuo terlihat remaja walau umurnya sudah lima puluh tahun.

Bersenjatakan katana naga laut, dia bersama temannya berpetualang mengitari alam dewa demi dua belas mutiara bintang.

    

                     **********

Li Yohun, Seorang ahli beladiri tingkatan langit yang mengasingkan diri di sebuah hutan, di gunung Sao.

Saat dia sibuk mencari kayu bakar untuk memasak makanan,  dia mendengar suara tangisan seorang bayi di antara dua pohon besar, yang tak asing baginya.

Dia mendekat dan melihat bayi mungil yang menangis karena lapar. Dia terkejut setelah membuka tudung bayi itu,

"Rambut ini, dialah anak yang di takdirkan itu."

Liyohun segera membawa bayi itu pulang ke rumah kayunya, tak jauh dari dua pohon besar tadi.

Dia merawat bayi itu seakan cucunya sendiri.

                      ********

Musim dingin telah tiba, seorang bayi dengan ramput pirang sudah belajar merangkak di tumpukan salju dingin. Dia menggigil dan terkejut saat merangkak menyentuh butiran putih itu.

Liyohun tertawa melihat bayi yang mulai belajar merangkak itu.

"Baiklah ayo kemari, bayi manis.", uxap Liyohun, dia menggendong bayi itu dan mengajak bermain di sekitaran rumah.

"Baiklah, Sekarang waktunya memberimu nama.", ucapnya sambil mengangkat bayi itu tinggi-tinggi, "Demi tuhan sang penguasa alam semesta, Kau bayi yang di takdirkan mejalankan tugas beratmu. Kau kuberinama, MI KUO..!".

Setelah Li Yohun menyebut nama Mi Kuo, angin behembus kencang, salju turun semakin kencang, sinar matahari seakan terang-benderang.

"Kau akan kulatih semua ilmuku, dan jadila seorang Ksatria dewa yang bijak dan kuat."

avataravatar
Next chapter