10 Chapter 9 (Sarang Raja Serigala)

Mi Kuo dan Shen berlari mengejar serigala tadi memasuki hutan di utara desa.

"Kalau hanya berlari seperti ini, kita tidak akan bisa mengejar mereka.", ucap Mi Kuo.

"Ini sudah cepat, apa menurutmu aku tidak cepat?"

Mi Kuo menarik kerah pakaian Shen dan melesat seperti panah.

"Waaaa....., kau gila ya menarikku seperti ini."

"Udah diam, kita kehilangan jejak mereka gara-gara kau.", balas Mi Kuo sambil melirik kanan kiri, sedangkan kakinya masih terus berlari.

"Aku tahu kemana mereka pergi.", balas shen dengan raut santai.

Seketika Mi Kuo berhenti dan membuat debu hutan berterbangan. Dia melepaskan genggamannya dari kerah Shen, berbalik dengan aura seram dari mukanya.

"Kenapa kau tidak bilang?", tanyanya.

"Kau tidak tanya dari tadi, malah lari secepat itu. Bukan salahku dong.", balas Shen dengan ekspresi yang membuat Mi Kuo kesal.

Mi Kuo menatap Shen dengan tajam penuh amarah ingin membunuh.

Shen hanya nyengir dan membalikkan tubuhnya dengan rasa merinding.

"Ayo tunjukin, setelah urusan dengan serigala kau akan kubunuh selanjutnya.", ucap Mi Kuo.

Mereka kembali berlari berbalik arah.

                         ********

Mereka berlari kembali menyusuri jalan tadi dan berhenti di sebuah persimpangan, Mi Kuo merasa aneh karena saat dia berlari tadi tidak melihat persimpangan sama sekali.

Shen berlari kearah jalur kanan di ikuti oleh Mi Kuo di belakangnya, sampai berhenti di sebuah mulut gua gelap di tengah hutan.

"Di sini?".

"Iya, sebenarnya tak jauh dari desa.", jawab Shen.

Mi Kuo hanya mengerutkan dahinya.

Dia mulai berjalan memasuki gua.

"Ehm.. Baunya, menyengat sekali", Kata Mi Kuo mencium aroma tak sedap di gua itu.

"Benar, bau darah.", sahut Shen sambil menutup hidungnya.

Mi Kuo mengangkat telunjuknya ke atas, "cahaya rembulan!". Telunjuk Mi Kuo bersinar dan mulai menerangi mulut gua itu.

Mereka mulai berjalan masuk lebih dalam. Mereka melihat kanan kiri gua itu, dinding gua yang terlapisi oleh lendir-lendir dengan aroma tak sedap. Semakin dalam, aroma anyir darah semakin menyangat,

Mi Kuo berhenti mendadak hingga Shen menabraknya.

"Shen, kau pernah masuk ke sini?".

"Tak sampai sedalam ini, ada apa?", tanya shen.

"Lihat.", dia mengarahkan telunjuknya ke depan dan sinar di jarinya semakin terang, jelas di sana terlihat tubuh-tubuh manusia yang sudah tekoyak.

Shen melotot dan terpaku melihat banyak mayat gadis yang sudah terkoyak-koyak dan ada juga yang sudah tinggal tulang saja.

Mereka lanjut berjalan perlahan dan mamasuki sebuah pertigaan jalan.

"Kita harus kemana?", tanya Mi Kuo,

Shen memeriksa satu persatu mulut gua disana.

"Apa kau pernah dengar sebuah pepatah?", kata Mi Kuo yang melihat sebuah batu di pojokan,

Shen hanya menggelengkan kepala dengan kikuk.

"Lumut selalu mengarah ke peradaban.", sambil menunjuk batu berlumut yang mengarah ke lubang gua kiri.

"Ke sini, ayo!".

"Jujur, aku tak percaya pada pepatah, semoga kau tak membawaku kedalam masalah", sahut Shen.

Mereka berjalan menyusuri jalan yang penuh dengan lendir dan darah itu.

Mi Kuo mendengar suara teriakan, yang terdengar jauh ke dalam gua, dia yakin bahwa gadis-gadis itu di bawa mereka masuk kesini.

"Mereka di ujung sana, aku bisa mendengarnya.", ucap Mi Kuo dan langsung berlari melesat jauh lebih dalam di gua sebelah kiri tadi.

"Hei! Harus lari lagi?", gerutu shen dengan raut wajah lemas yang terpaksa harus berlari lagi.

Gua itu sangat dalam hingga membutuhkan waktu untuk memasukinya.

                       ********

"Guahahaha.... Wanita cantik lagi, bagus-bagus sekali.", suara tawa serak siluman serigala, tubuhnya penuh bulu hitam, telinga runcing panjang berbeda dengan serigala lain dan ukurannya lebih besar dari siluman serigala yang lain.

"Tolong..! Lepaskan kami..!", Teriak gadis-gadis itu.

"Lepaskan?", jawab siluman tadi. "Aku akan melepaskan kalian setelah memuaskan nafsuku ini, gyahahahah".

Salah satu siluman serigala, menarik rambut wanita dan membawanya menaiki tahta batu yang di duduki raja serigala.

"Bagus-bagus, kau membawakan wanita cantik ini. Mungkin bulan depan kau akan naik pangkat.", ucap serak raja serigala, Serigala tadi hanya menggeram dan mengangguk lalu turun dari kursi tahta tadi.

"Baiklah waktu bermain di mulai.", ucap raja seigala dan merobek pakaian wanita itu,

Mata raja serigala melotot melihat tubuh molek wanita itu, tanpa tunggu lama serigala itu segera memeluk wanita tersebut, sambil mengelus pinggangnya.

Dari lorong Mi Kuo yang melesat memasuki ujung gua itu, melompat dan menendang muka raja serigala hingga terjatuh dari kursi tahtanya.

Wanita tersebut terlempar dan Shen yang baru datang langsung menangkapnya.

"Waah!!", matanya terpelotot melihat wanita yang ia tangkap sedang telanjang bulat di tangannya.

"Kurang ajar siapa yang—".

Mi Kuo langsung mencekik leher raja serigala yang masih terbaring di tanah, membantingnya ke kebelakang, membuat tanah keras di situ retak.

"Arrggh....!", rintih raja serigala.

Para siluman serigala lainnya mulai menyerang Shen yang sedang menggendong wanita tadi, dan Mi Kuo berlari menangkis serangan yang tertuju pada Shen.

Claang..! Claang..!

Mi Kuo menahan cakar-cakar serigala itu dengan katananya.

"Shen, pergi antar wanita-wanita ini kembali, Akan ku urus di sini.", suruh Mi Kuo.

"Ayo semua.", ajak shen ke para wanita tadi. Mi Kuo melempar kan jubahnya ke wanita yang telanjang tadi.

Mereka pergi berlari ke lorong, para serigala hendak mengejar mereka, tapi Mi Kuo menghalangi mereka untuk ke lorong.

"Siapa— siapa kau?", tanya raja serigala.

"Tch!! Kau tak perlu tau.", ucap Mi Kuo dengan senyum sombong.

"Aarrgh... Beraninya kau menendang wajahku, semuanya koyak tubuhnya!!", teriak raja serigala yang masih kesakitan, akibat tendangan keras Mi Kuo tadi, dia terus-menerus memegangi rahangnya.

Para serigala bersiap menerkam Mi Kuo, Menggeram-geram dengan air luir yang menetes-netes membuat gigi mereka berkilau.

Mi Kuo memasang kuda-kuda, memajukan kaki kanan dan menekuk lututnya.

"Aliran angin, teknik ke delapan.

Terpaan angin keputus asaan."

Whuuussh....!

Mi Kuo melompat dan berputar searah jarum jam membuat angin hitam panas muncul dan menerbangkan serta membakar para pasukan serigala yang ada di sana.

Mereka terbakar menjadi abu kecuali raja serigala yang masih terpaku melihat Mi Kuo.

"Ap-apa yang terjadi? kenapa-kenapa semua pasukanku menjadi abu?", ucap raja serigala yang merinding ketakutan melihat kekuatan Mi Kuo, dia terlalu meremehkannya, dan sekarang dia tau kekuatan Mi Kuo ia setarakan dengan raja siluman dan raja api.

raja serigala merasa ketakutan lahir dan batin, bulu-bulu di tubuhnya seakan berdiri tegang seperti tersambar petir. di dunia ini yang membuatnya seperti itu hanyalah raja api dan raja siluman, tetapi dia baru bertemu orang asing ini yang bisa membuat nyalinya menciut sekecil-kecilnya.

"Kau akan merasakan yang sama dengan mereka.", ucap Mi Kuo dan kembali memasang kuda-kudanya.

Raja serigala merasa tubuhnya tak bisa berkutik, akibat rasa takut yang tak pernah ia rasakan, seakan sarafnya sudah mati. Dengan sihir silumannya dia mencoba menembus alam bawah sadar Mi Kuo.

Dia melihat sepasang mata merah raksasa yang terus mengikutinya, dia keluar dari alam bawah sadar Mi Kuo, berlutut dengan penuh rasa takut, tubuhnya semakin gemetar, keringat dingin membasahi tubuhnya seakan terkena hujan.

"Ampun— tolong ampuni aku!!", seru raja serigala yang berlutut, dia terbayang-bayang mata merah yang terus memperhatikannya di alam bawah sadar Mi Kuo, walau dia tidak tau itu mata siapa yang membuat nyali siluman ciut seketika. "Aku mohon ampuni aku tuan, aku mohon.", bujuk raja serigala.

"Kau membunuh dan memperkosa banyak wanita, kau pantas ma—", ucap Mi Kuo, dia mengangkat katananya, mau memenggal raja siluman serigala.

"Aku mohon tuan!!", potong raja serigala yang masih ketakutan dengan Mi Kuo.

"Kenapa kau mendadak takut kepadaku? Seperti kau baru melihat hal yang menyeramkan".

"Sebelumnya, aku melihat alam bawah sadarmu tuan. Mata merah— mata merah di sana terus menakutiku. Mata merah terus terbayang di pikiranku.", jawab raja serigala, dia berdiri dengan wajah ketakutan,

Mi Kuo terdiam dan bingung.

"Baiklah, aku akan mengampuni kalian, itu akan berubah kalau kalian melakukan tindakan kejam ataupun membohongiku. aku punya hukuman yang mungkin bisa mengurangi dosamu."

Raja serigala mengangguk dengan wajah lemas.

Aauuu!!

Raja serigala menggong keras, terdengar hingga ke desa cemara.

Semua pasukan siluman serigala mendengar itu, berlari dari penjuru hutan memasuki gua tempat suara raja serigala berasal.

"Tuan ini adalah sisa kaumku.", ucap raja serigala dan kembali berlutut.

"Segel budak..!", kata itu terucap dari mulut Mi Kuo dan sebuah cahaya biru mistis membentuk sebuah gulungan lalu mencekik raja serigala dan pasukannya.

"Jika kalian berkhianat kepadaku dan melakukan tindakan kejam lagi, Sihir ini akan mencekik kalian dan membakar tenggorakan kalian hingga kepala kalian terlepas dari tubuh.", ucap Mi Kuo.

"Ba-baik tuanku. Tolong lepaskan kami.", Rintih raja serigala, Semua pasukannya juga kesakitan dengan cekikan sihir itu.

Mi Kuo melepas cekikan dan sihir biru tersebut menghilang.

Raja serigala menghela nafas lega, dia berdiri kembali, "Semuanya, beri salam kepada tuan baru kita!!", perintah raja serigala pada pasukannya.

"Salam tuanku!", ucap semua pasukan serigala, mereka senang memiliki tuan baru, karena tuan sebelumnya sangat kejam terhadap bawahannya, si raja siluman.

"Mereka bisa bicara?".

"Tentu tuan.", jelas raja serigala.

"Baiklah ayo ikut aku ke desa."

Raja serigala mengangguk, tapi masih ada rasa ragu di hatinya. Merekapun mengikuti Mi Kuo berjalan ke lorong untuk kembali ke desa cemara.

BERSAMBUNG...

avataravatar
Next chapter