5 Chapter 4 ( Perang Padang Salju)

Di sisi lain, negeri api dan raja siluman sedang sibuk membuat strategi di markasnya di desa cemara yang sebenarnya milik negeri air.

"Apa-apaan kalian." Ucap suara yang keluar dari sebuah bola api besar, "ratusan pasukan siluman hanya di habisi oleh satu ahli pedang?, TAK BERGUNA..!"

Suara itu terdengar marah kepada para jenderal dan pangeran negeri api, Shung Khang.

"Maaf ayahanda, kami mundur sebab yang tersisa hanya tiga puluh lima pasukan biasa, dan empat jenderal.", Ucap Shung Khang.

"Arrgghh..!, alasanmu tak bisa menggantikan kekalahanmu, shung khang."

Shung Khang hanya terdiam dan malu atas kekalahannya walau satu kali dalam dua belas hari berperang dengan negeri air.

"Baiklah, saatnya dia ikut berperang." Ucap raja api, "Hou yi, keluarlah."

Portal api terlihat terbuka di samping bola api. Wanita dengan rambut merah dan armor perang khasnya keluar dari portal itu.

Hou yi, wanita tangguh di negeri api, dia adalah putri pertama negeri api dari tujuh bersaudara.

Mewarisi kekajaman ayahnya. hou yi tak kenal rasa kasihan kepada siapapun, cambuk mata api adalah senjata andalannya.

"Kak hou yi, ap-apa yang kau lakukan?." Ucap shung khang.

"Aku akan membantumu di medan pertempuran, adikku yang lembut. Hahahaha...!", "ayahanda, apa perintahmu?."

"Kau harus membalas kekalahanku hari ini, balas demi ayahandamu ini."

"Baik ayahanda." Ucap Hou Yi dan berlutut kepada bola api tadi.

Mereka kembali menyusun rencana, raja siluman ahli dalam menyusun rencana licik peperangan. Karena kalau raja api tidak pintar-pintar waktu menyerang alam siluman, dia bisa kalah oleh raja siluman.

********

Keesokan harinya semua pasukan kedua negeri bersiap bertempur, matahari sudah terlihat di antara dua bila bukit salju.

"Sesuai rencana..!" Ucap Mi Kuo di depan barisan para pasukan negeri air.

"Siaap.. Panglima..!" Teriak semua pasukan negeri air.

Mi Kuo maju menggunakan kudanya ke barisan terdepan bersama Lilie, dan di ikuti dari belakang oleh Lilou serta jenderal Gyeon dan jenderal lainnya.

"Jujur, aku belum pernah memiliki pengalaman berperang." Ucap Mi Kuo.

"Mulai lah dari sini." Jawab Lilie denga senyum percaya kepada Mi Kuo.

Di depan pasukan negeri api sudah terlihat, tak luput para siluman mengikuti mereka.

"Shung khang, komando semua pasukan" ucap Hou yi.

"Baiklah kak", "AYO.. SERAANG..!".

Hiyaaa....!

Sorak pasukan negeri api, memulai pertempuran.

"AAYOO..MAJU SEMUAA..!" Teriak Mi Kuo.

Syaahh...! Hiyaaa....!

Sorak semua pasukan dari dua negeri.

Di ujung Mi Kuo melompatkan kudanya langsung di daerah pasukan siluman.

Claang..! Ting..! Tiing..!

Mereka saling menyerang satu sama lain.

Mi Kuo melompat dari kuda dan mengeluarkan jurus bela dirinya.

"Aliran air, teknik ke empat pukul beruntun air terjun!"

Byuurrhh...!

Air keluar dari pedangnya dan menghantam pasukan di bawahnya.

Hiyaa..! Sling.....!

Mi Kuo menebaskan katananya, gelombang air melontarkan beberapa pasukan negeri api.

"Hehehe, jika ingin mati maju sini.", ucapnya.

Mi kuo berlari dan beradu pedang dengan ribuan pasukan siluman di depannya.

Di sisi lain, Lilie dan pasukannya berperang melawan pasukan dari Hou yi.

"Hou yi, akhirnya kau keluar juga.", kata Lilie.

"Ehm.. Putri manja." balas Hou yi dengan senyum jahatnya.

Whush! Cling..!

Lilie mengayunkan pedangnya, tetapi Hou yi menahannya dengan sangat muda.

"Aku lebih kuat darimu anak manja." Ucap Hou yi.

"Apa maksudmu... Anak manja. Hiyaaa!"

Lilie melompat dan mengayunkan pedang kebawah, Hou yi menahan dari bawah lalu menendang Lilie hingga terpental.

"Aah..", Desah Lilie.

perutnya tertendang dengan tendangan api milik Hou yi.

"Hahah, tendangan api amarah akan membuat perutmu panas. Serasa di bakar kan?".

Lilie terus merasa kesakitan dan di depannya muncul pasukan siluman yang berteleportasi dari area tengah ke area kiri.

"Ayoo pasukan siluman, habisi wanita jalang ini!", Ucap Hou yi.

Pasukan siluman berlari menuju Lilie yang sedang duduk lemas di samping sebongkah batu es besar.

"Sialan, jika begini aku akan mati." Ucapnya, " da-dan perutku, semakin ku tahan panasnya semakin menjadi-jadi".

Lilie terus merintih, dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

Sedangkan pasukan siluman sudah melompat untuk menerkamnya, dia hanya pasrah.

"Sihir angin penghempas!"

Wuusshh..!

Pasukan siluman terhempas jauh terterpa angin yang besar.

"Apa?".

Lilie kaget dan melihat keatas batu. Li xun berdiri di atas sana. Dia adalah adik terakhir Lilie, dari enam bersaudara.

"Kakak, aku akan membantumu." Ucap lixun.

"Li xun, kau tak bisa berperang, untuk apa kau kesini.", Kata Lilie smbil merintih kepanasan di perutnya.

"Kita enam bersaudara, apapun yang saudaraku rasakan, pasti aku juga merasakannya. Tenanglah aku akan mengobati perutmu".

"Li xun, kau-".

Li xun turun dari atas batu, memegang perut Lilie dan membaca mantra sihir.

"Aku memang tidak bisa beperang, tapi kau tahu aku ahli sihir di negeri air ini."

"Ehm.. Kau benar.", ucap Lilie pasrah.

"Siapa dia, aku tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Woee siluman hentikan geraman kalian itu."

Grrr..! Grr..!

"Tentu saja mereka makhluk hina, seperti hewan saja. Kalau begitu aku akan maju kesana." Ucap Hou yi dan langsung melompat menuju Lilie.

"Awas..!", teriak Lilie.

Hou yi menarik dan mengikat Li xun dengan cambuk apinya.

"Tidaak, Li xun!", Teriak Lilie.

"Hhm.., dia bisa menyembuhkan api amarahku secepat itu. Dia pasti ahli sihir tingkat tinggi.", kata Hou yi dengan senyum bengisnya. "Aku akan meminjam orangmu ini ya, Sampai jumpa."

"Tak akan kubiarkan.", Lilie langsung berlari menyerang hou yi tapi pasukan siluman melompat untuk menerkamnya.

Lilie berhenti dan menebaskan pedangnya ke pasukan siluman yang menghadangnya, hou yi mengambil kesempatan dan kabur membawa Li xun.

Hou yi pergi melewati area dimana shung khang bertarung dengan jenderal gyeon chang.

"Shung Khang, aku serahkan sisanya padamu.", Teriaknya.

"Selalu saja aku yang di repotkan." Gerutu shung khang.

Mi Kuo memacu kudanya ke tempat Lilie yang sedang sibuk memenggal pasukan siluman, tapi selalu gagal.

Mi Kuo turun, dan menebaskan katananya ke pasukan siluman.

"Kau kewalahan?", Tanya Mi Kuo.

"Kemana Hou yi pergi?", tanya balik Lilie.

"Siapa?"

"Wanita berambut merah tadi."

Mereka bicara sambil memenggal satu per satu pasukan siluman.

"Owh, kayaknya mundur. Tapi dia bawa laki-laki rambut putih juga."

"Dia Li xun, adik bungsuku." Ucap Lilie dengan nada lirih karena dia tidak bisa menyelamatkan adik tersayangnya.

"Lilie, sekarang kita harus berjuang bersama-sama. Di sana ada jenderal Gyeon dan jenderal lain yang berperang bersama kita demi negeri air. Jadi jangan terlalu bersedih, ayo selesaikan perang ini.", Ucap Mi Kuo.

Lilie hanya mengangguk dan tersenyum sambil menebas siluman yang menyerang.

Perut Lilie sudah tidak panas lagi. Mi Kuo menghabisi semua pasukan siluman. Terlihat pasukan negeri api tinggal puluhan orang saja.

Shung khang yang berada di baris tengah mencoba membunuh semua pasukan dengan membabi buta.

"Lilie, bilang ke semuanya jangan ada yang ikut campur."

"Apa maksudmu?" Tanya Lilie.

"Aku akan bertarung sendirian dengan si rambut merah itu. Baiklah, aku mengandalkanmu."

Dia berlari menuju shung khang berada, tepat di area tengah.

"Pasukan negeri air, semuanya mundur sekarang..! Ini perintah panglima." Teriak Lilie.

"Tuan putri, apa mak-"

"Mundur semuanya! Ini perintahku sebagai panglima."

Teriak Mi Kuo yang sedang berlari menuju area tengah.

Pasukan negeri air yang masih tersisa ratusan orang mundur kebelakang Mi Kuo.

'Ada apa ini, apa yang dia pikirkan. Dan, siapa dia sebenarnya.' Pikir shung khang.

"Rambut merah, aku akan melawanmu sendirian. Terserah kau mau mengeroyokku atau sendirian."

"Apa yang kau pikirkan, apa maksudmu?", Tanya shung khang.

"Jika aku mengalahkanmu pasti perang ini akan berakhir." Ucap Mi Kuo.

"Siapa kau?".

"Untuk saat ini aku sedang di tunjuk menjadi panglima, jadi salah satu dari kita harus kalah agar perang ini usai."

"Hhmm...kau membuat peraturanmu sendiri, sampai kapanpun peperangan negeri api dan air tak akan berhenti.", "Kecuali salah satu dari negeri kita menyerahkan kekuasaanya."

Wuussshhh...!

Shung khang melesat dan membuka perkelahian dengan menghunus pedangnya ke dada Mi Kuo. Langsung dengan cepat Mi Kuo menahan dengan katananya, mereka saling menahan hingga keluar percikan api akibat pergesekan ujung pedang Shung Khang ke katana Mi Kuo.

"Baiklah, kau yang minta. Rambut meraah..!", Teriak Mi Kuo mulai bergairah.

BERSAMBUNG..

avataravatar
Next chapter