3 Chapter 2 (Alam Dewa)

"Uwooh..., licin banget. Eh tuh ada apa?" Ucapnya.

Di bawah kaki gunung terdapat sungai yang tenang, tapi di seberang ada pertempuran antar dua kerajaan.

Seraang....! Ayoo.....!

Teriakan para prajurit dan panglima perang dua kubu itu. Mereka saling menghabisi satu sama lain, terlihat ada beberapa pasukan yang memiliki wujud aneh dan tak masuk akal kekuatannya.

"Hah?, wajahnya aneh banget.

Tunggu-apa ini perang negeri air dan negeri api. Pasukan kiri memakai pakaian bewarna biru dan putih, berarti itu negeri air."

"Hyaatt...!", teriak seorang ksatria berambut merah, dan Mi Kuo meyakini dia salah satu dari negeri api.

"Dia memiliki badan yang keren, pasti orang negeri api. Tapi...kenapa ada seorang wanita di peperangan ini." Ucapnya melihat ada seorang ksatria wanita berambut putih yang sedang terdesak pasukan siluman.

Pasukan itu sulit untuk di musnahkan karena mereka memiliki ilmu sihir alam siluman.

Wanita itu semakin terdesak dan perlahan pasukan yang mengikuti wanita itu semakin banyak yang di habisi para siluman.

"Baiklah, AKAN AKAN MEMBANTU...!", Teriaknya dan melompat ke sungai.

Mi Kuo tau jurus berjalan di atas air yang dia ajarkan oleh gurunya. Di berlari di atas air sungai yang tidak membeku walau di daerah salju.

"Aliran air.., Teknik ke enam. tariaan sungai mengalir..."

Byurr....

Air sungai membentuk sebuah ombak dan mengalir mengikuti arah pedang katana milik Mi Kuo.

"Mati kalian siluman kurang ajaarr...!".

Teriaknya membuat semua orang di medan pertempuran kaget.

"Apa itu?".

"Aku juga tidak tau." Ucap para prajurit yang melihat air sungai mengalir seperti tarian seorang peri dan menyentuh para pasukan siluman.

Byurr...

Air sungai terjatuh ketanah dan terlihat seorang dengan jubah biru muda.

Aaaa....! Aaa...! Grr...!

Teriak para pasukan siluman yang kepala mereka terpenggal dengan katana naga laut.

"Selesai.",

"hei nona muda, kau tak apa?" Tanyanya kepada wanita itu.

"Siapa kau, kenapa membantuku?" Tanya wanita itu.

"Aku di kirim kesini untuk sebuah tugas. Aku melihat kau terdesak oleh siluman itu jadi yaa.., kubantu deh."

"Terima kasih atas bantuanmu.", "Aku Lilie tuan putri dari negeri air."

"Ahh.. Putri negeri air ya. Pantas wajahmu cantik, haha."

Pria berambut merah dengan pedang raksasa bingung melihat apa yang terjadi, lalu dia menyuruh pasukannya untuk mundur.

"Munduurr....! Kita mundur.. !", teriak ksatria berambut merah kepada pasukan negeri api. Mereka mundur karena pasukan siluman yang menguntungkan mereka, sudah di lenyapkan oleh Mi Kuo.

"Eh, aku baru datang sudah mundur." Gerutunya.

Pasukan negeri api pergi menjauh dari medan pertempuran.

Yeaaah... Yaaa...

Teriak para pasukan negeri air gembira melihat kemenangan hari ini di tangan mereka.

Terdengar suara kaki kuda mendekat dari belakang Mi Kuo.

"Kakak, apa kau baik saja?" Ucap seorang laki-laki berambut putih yang membawa tombak, sama seperti rambut putri Lilie.

"Ya, aku baik saja. Terima kasih sudah datang menolong." Ucap Lilie kepada Mi Kuo.

"Hehe, santai aja. Sudah tugasku membantu orang yang membutuhkan bantuanku." Ucapnya, "hei putri Lilie, apa dia ini pacarmu?"

"Aku adiknya, Pangeran Lilou.", "tunggu. Kau siapa?" Tanya Lilou.

"Kalau ingin tau, antar saja aku menemui raja negeri air. Dia akan tau siapa aku."

"Ayahku, apa hubungannya?" Tanya Lilie.

"Sudahlah, ayo antar aku ke ayahmu."

Mereka berdua memberitahukan kepada seluruh pasukan agar kembali ke kerajaan. Mereka menempuh perjalanan ke arah selatan melewati hutan-hutan yang di penuhi salju dengan menaiki kereta kuda kerajaan.

lama mereka menempuh perjalan, akhirnya terlihat gerbang kota yang terbuat dari es berlapis salju.

"Woaaahh...!,Kerajaan kalian terbuat dari es?", Takjub Mi Kuo melihat gerbang dan istana yang menjulang tinggi itu terbuat dari bilah es keras dan berkilau layaknya berlian.

"Iya, walau negeri kami berlambang air. Kerajaan kami tercipta dari es." Jelas Lilou.

Mi Kuo mencoba mengintip kembali di balik jendela kereta kuda. Betapa indahnya kerajaan es di dunia para dewa.

Istana megah yang terbuat dari kristal es berlapis salju putih.

Lantai balkon di sangga dengan patung berbentuk kepala burung elang, terlihat terdapat enam tingkat lantai dan jarak setiap tingkat sekitar dua belas meter.

Atap istana berbentuk seperti bunga lily yang mekar.

Istana ini terhitung setara satu buah desa, belum lagi taman bunga, tanam pohon sakura, kolam dewa koi.

Mi Kuo merasa seperti melihat surga salju.

BERSAMBUNG..

avataravatar
Next chapter