13 Chapter 12 (Negeri Peri dan Hewan)

"HOAAAM.... Emh.. Blurrp.. Kurang ajar.", Ucap Shen.

"Enak ya, lalat panggang.", ejek Mi Kuo.

"Kurang ajar, lalat bodoh. Mati kau!".

"Eeeh..  Tunggu!".

"Ehmm?".

Mi Kuo dan Shen terus mengamati lalat itu. Lilie yang sudah tau siapa lalat itu sebenarnya, hanya diam memegangi kuda putih.

"Kurang ajar, kau mau membunuhku?", tanya lalat itu.

"Woaah...  Kereen.", seru Mi Kuo.

"Hei, aku ini adalah dewa para lalat. Aku sedang mengawasi daerah ini, dasar!", gerutu lalat itu.

"Kenapa kau memasuki mulutku bodoh? Sakit nih tenggorokanku".

"Mataku sedang mengamati kanan dan kiri, tak sengaja masuk kemulut baumu.", sahut dewa lalat.  Angin bertiup, lalat di tangan Shen menghilang seketika. Mereka berdua bingung, dan ada seseorang laki-laki dengan pakaian hijau gelap sedang berjalan mendekat.

"Tuan putri.", sapa orang itu pada Lilie.

Lilie tersenyum kepadanya, dan dia balas senyum juga.

"Lalu kalian berdua siapa?", tanya orang itu.

"Ah..  Aku Mi Kuo, dan ini..  Orang yang tidak penting, jadi enggak perlu—".

"Hei..  Enak aja, aku Shen. Mantan pangliman negeri api dan sekarang aku mengiku—".

"Sudahlah, ada keperluan apa kalian kesini?", potong orang itu dengan cara bicaranya yang cepat.

"Kami mencari mutiara bintang, apa kau bisa membantu kami?", tanya Mi Kuo.

"Mutiara bintang ehm.., kami punya hanya saja untuk apa memberikan kepadamu. Itu adalah kunci untuk membuka bunga Lily suci, jadi kami harus menjaga dari orang asing yang mencurigakan.", jelas orang itu.

"Tapi aku harus mendapat benda itu, kumohon.", kata Mi Kuo memohon kepada orang itu.

"Tidak, pergilah.", orang itu seketika menghilang di antara cahaya-cahaya.

Mi Kuo tidak sadar kalau dari tadi Lilie hanya diam tidak memperdulikan apa yang orang itu bilang. Shen yang cuma mengikuti Mi Kuo hanya bisa melirik Mi Kuo dan Lilie.

"Ah.. Dasar dewa aneh.", gerutu Mi Kuo.

"Sudahlah Mi Kuo, ayo lanjut jalan.", ajak Lilie.

"Oh ya, kenapa kau dari tadi diam saja setelah dewa tadi menyapamu?".

"Apa itu masalah?", tanya Lilie yang melotot mendekati Mi Kuo.

Mi Kuo hanya menggelengkan kepala, merasa ngeri melihat Lilie.

Mereka melanjutkan perjalan memasuki sebuah hutan yang pohonnya di tumbuhi bunga-bunga indah.

Mereka berjalan dan sampai di sebuah pohon sangat besar dan di tumbuhi bunga-bunga yang sangat harum.

"Sangat harum, aromanya sangat harum.", ucap Shen sambil mendekat ke bunga-bunga itu.

"Hei tunggu, siapa tau ada jebakan dari dewa aneh tadi.", kata Mi Kuo mencoba menghentikan Shen.

Tapi sudah terlambat Shen tak sadarkan diri, dia sudah terlena kedalam harumnya bunga.

"Wooy..  Shen, sadarlah!", ucap Mi Kuo dan menggoyangkan tubuh shen. Lilie tetap santai, karena dia tau semuanya hanya kejahilan untuk Mi Kuo.

"Siapa kau beraninya memasuki wilayah negeri para peri dan hewan."

Mereka mendengar suara seorang wanita, suara indah yang seperti terbawa angin memasuki lubang telinga mereka.

'Suara siapa ini, kenapa begitu indah?', kata Mi Kuo dalam hati.

"Mi Kuo, beraninya kau memasuki wilayahku. Aku bisa mendengar kata hatimu, jadi biacaralah."

"Siapa kau? Kenapa tau namaku Mi Kuo?", tanya Mi Kuo bingung, dan Shen yang masih terhanyut dalam harumnya bunga.

Pohon besar tadi mengeluarkan sebuah cahaya yang semakin lama semakin terang, aroma bunga yang harum semakin pekat, seketika Mi Kuo tak sadarkan diri.

                     ********

Dia terbangun, membuka matanya dan terlihat sebuah taman indah dengan bunga-bunga bermekaran. Kupu-kupu terbang dengan riangnya, kesana kemari bermain bersama. tampak seperti padang bunga yang sangat indah, bagai surga.

"Apa ini, dimana aku?", ucap Mi Kuo.

"Kau berda di alam bawah sadarmu Mi Kuo."

Suara yang tadi muncul kembali, memasuki telinga Mi Kuo seperti hembusan angin lembut.

Tak lama seorang wanita anggun, dengan pakain sutra, dan mahkota berbentuk saya kupu-kupu terbang mengitari Mi Kuo.

"Siapa kau, untuk apa berputar-putar di dekatku?".

"Indera memiliki batas, tetapi hati tidak memiliki batas. Manusia yang di kuasai nafsu, seperti kanvas putih yang tercampur cat hitam. Tanpa hati yang kuat, jalan tak akan terbuka dan impian tidak akan tercapai.", ucap wanita itu, berhenti di hadapan Mi Kuo.

"Apa maksudnya?", tanya Mi Kuo yang masih bingung dengan ucapan wanita itu.

"Jika ingin mendapat mutiara itu, kalahkan semua godaan.", kata wanita itu dan menghilang di antara kupu-kupu yang mengerubunginya.

Seketika Mi Kuo berpindah tempat ke sebuah gua yang terdapat pemandian air panas dan banyak wanita telanjang di sedang berpesta anggur. Mata Mi Kuo terpelotot dan dia terapaku melihat itu, wajar dia hanya manusia yang memiliki hawa nafsu yang kuat.

"Waah..  Apa ini?", ucapnya.

"Heei.. Tampan, apa kau mau bergabung dengan kami?", ucap salah satu wanita sambil menggoda Mi Kuo.

Dia sedikit tergoda dan mulai melangkah ke kolam itu. Dia duduk dan para wanita telanjang itu menyodorkan segelas anggur kepada Mi Kuo.

Dia duduk tengah-tengah kerumunan wanita itu, duduk didalam kolam air panas yang membuat suhu tubuhnya berubah. mereka cekikikan bersama, senda gurau mereka keluarkan, apalagi Mi Kuo adalah pria yang konyol.

dia mengangkat gelas yang di sodorkan oleh salah satu wanita tadi.

Byuur...!

Mi Kuo menuangkan ke muka salah satu wanita tadi dan berdiri.

"Kau kira aku bisa di goda dengan wanita-wanita telanjang ini!", Bentaknya.

Seketika semua tempat itu menghilang dan Mi Kuo kembali ke hutan pohon berbunga tadi.

Dia membuka mata dan melihat Shen yang masih tertidur, dia menoleh kekiri melihat Lilie sedang mengobrol dengan wanita anggun tadi.

Dia merasakan mereka berdua seakan tidak terjadi apa-apa.

"Ah..  Sang ksatria. Sudah selesai melawan wanita-wanita itu?", ucap wanita itu lalu berjalan menghampiri Mi Kuo.

"Berapa lama aku tak sadarkan diri?", tanya Mi Kuo.

"Ehm..  Sekitar setengah hari.", jawab Lilie. "Lihat lah hari sudah sore, dari tadi kami menunggu kau sadar sambil memakan buah segar ini. Dan..  Sedikit mengobrol."

"Jadi— kalian sudah kenal?".

"Tentu saja dia adalah ratu para peri dan istri raja para hewan. Setelah ratu yang dulu mengundurkan diri dari tahtanya dia yang meneruskan, Jadi intinya kami teman lama.", jelas Lilie sambil tersenyum lebar dan merangkul Wanita tadi.

"Apa kau bercanda?", tanya Mi Kuo kesal.

"Sang ksatria, maafkan aku. Aku hanya menguji seberapa kuat keyakinan di hatimu, karena sebelumnya kau tidak ingin kan, melakukan tugas ini." Ucap wanita tadi.

"Heem... Jadi hanya ujian ya. Kalau menguji ketebalan hatiku hanya dengan wanita telanjang, tch.. tidak akan mempan.", ucapnya sambil menyombongkan diri.

"Apa, kau menguji manusia mesum ini dengan wanita telanjang?", tanya Lilie marah.

"Mesum apa masksudmu hah?".

"Iya kau mesum kan, saat di gerbang perbatasan negeri es saja kau berani memelukku.", ucap Lilie.

"SAAT ITU KAN KAU JATUH, DASAR WANITA!".

Lilie hanya mengacuhkan Mi Kuo.

"Hei hei sudah.", ucap Shen yang baru bangun dari mimpi indah.

"Ini juga, tidur mulu.", gerutu Mi Kuo.

"Tcchh... ", sahut shen.

Ratu peri tadi hanya tersenyum melihat mereka bertiga bertengkar.

"Baiklah ayo ikut aku, kita pergi ke kerajaanku." , ajak wanita itu.

"Hei tunggu. Kau belum menyebutkan namamu.", ucap Mi Kuo yang masih kesal.

Wanita tadi berbalik dan berlutut di hadapan Mi Kuo.

"Hamba Xien Ji, Ratu negeri peri dan hewan, sang ksatria".

"Ehm.. Siapa yang menyuruhmu untuk berlutut. Cepat berdiri!", ucap Mi Kuo.

Xien ji menuruti Mi Kuo dan langsung berdiri.

"Tuh kan, orang mesum yang kasar pada wanita.", gerutu Lilie.

"Apanya yang mesum sih, aku selalu salah di matamu Lilie.", ucap Mi Kuo.

"Sudahlah ayo kita kerajaannya.", ajak Lilie.

"Hei tunggu, jelaskan apa salahku!"

"Sudahlah Mi Kuo, ayo pergi.", ajak Shen, Dan pergi mengikuti Lilie dan Xien Ji.

"Sepertinya kalian mulai akrab ya?", tanya Xien Ji kepada Lilie.

"Ya begitulah, walau dia bodoh tapi— ah lupakan.", jawab Lilie hampir keceplosan.

Xien ji hanya tersenyum dan memejamkan matanya,

Mereka berjalan menuju kerajaan hutan yang tak jauh dari sana.

BERSAMBUNG...

avataravatar
Next chapter