1 Transfer?!

Kegelapan. Ini adalah hal pertama yang ada di pikirannya setelah dia terbangun.

"Di..Dimana aku?!"

Alex mencoba menggerakan anggota tubuhnya tetapi tak bisa menggerakan tubuh sesuai seperti yang dia inginkan.

"Aku ingat dengan jelas telah di tabrak kereta Ketika menyelamatkan seorang bocah saat itu. Apakah aku sedang koma?"

Dia mencoba lagi untuk bergerak atau membuka matanya, tetapi satu-satunya yang bisa dia rasakan adalah sensasi kram dan satu-satunya hal yang bisa dia lihat adalah kegelapan.

"Yah setidak nya aku masih bisa berfikir. Kurasa aku masih hidup"

Ada kedinginan dan rasa lapar yang konstan ditubuhnya, ditambah lingkungannya yang dingin membuat kondisi nya menjadi sangat tidak nyaman.

"paling tidak setelah aku bangun aku harus mengisi perutku terlebih dahulu"

Dia sedang memikirkan kemungkinan apa yang harus dilakukan setelah dia tersadar. Tepat Ketika dia sedang berfikir, dia merasakan kepalanya berdenyut dan sangat kesakitan.

"A-apa ini?!"

Sebuah ingatan yang secara tiba-tiba masuk kedalam kepalanya secara konstan sekaligus membuat kepalanya terasa seolah akan meledak.

"Hmm? apa ini?! Bagaimana ini bisa terjadi?! sial! Tenang, bernafas, itu dia bernapas..oke,oke mari cari tahu apa yang sebenarnya terjadi"

Sesaat setelah rasa sakit yang konstan menghilang. Dia mencoba membuka matanya dan dengan lemas berjuang untuk duduk.

"Sialan! Dimana ini? kenapa aku berada di tengah hutan?!"

Ketika dia mengarungi ingatan-ingatan ini, dia mencoba untuk mendapatkan jawaban atas apa yang telah terjadi.

Arthur adalah seorang anak yatim piatu, ibunya meninggal Ketika melahirkannya, dan pada saat Arthur menginjak usia ke tujuh tahun ayahnya yang seorang prajurit militer meninggal dalam perang, setelah ayahnya meninggal dia menjadi yatim piatu di desa dan hidup dengan sulit selama lima tahun terakhir.

"Jamur itu.. terlihat sangat mencurigakan"

Sebuah jamur dengan warna merah terang menyala terletak tidak jauh dari tubuhnya. Tentu saja sebagai manusia yang berlatar dunia modern dan berpendidikan alex bisa mengetahui bahwa jamur yang memiliki warna mencolok dan terang itu terlihat sangat mencurigakan, bisa saja jamur itu beracun.

Namun bagi Arthur pemilik tubuh ini yang berlatar dunia abad pertengahan dengan tidak adanya Pendidikan di usianya yang 12 tahun, siapa yang mengira bahwa dia akan mati keracunan akibat memegang jamur beracun yang sangat langka di hutan yang sunyi ini Ketika hendak mengumpulkan kayu bakar.

"Menjadi yatim piatu dan hidup dengan berat selama 5 tahun kemudian mati dengan tragis oleh jamur beracun akibat ketidaktahuan sungguh sebuah tragedi" Alex menghela nafas dan tidak bisa tidak bersimpati kepada pemilik tubuh ini.

"Sepertinya ini bukanlah bumi modern, apakah aku Kembali ke masa lalu? ataukah ini dunia lain? dimana ini? kenapa aku berada ditubuh seorang bocah bernama Arthur ini?"

Banyak pertanyaan muncul di kepalanya tetapi, Alex yang sangat bingung dan syok tetap berusaha untuk tidak panik dan dengan tenang berfikir apa yang terjadi padanya.

"Apakah aku telah diberi kesempatan kedua karena telah berbuat baik sebelumnya?,Konyol! apakah itu mungkin? apakah aku mengalami apa yang biasanya terjadi dalam novel-novel fiksi seperti reinkarnasi?! Sangat tidak masuk akal!"

Alex berfikir dengan keras, tidak peduli bagaimanapun dia memeras otaknya dia tidak dapat menemukan jawaban atas apa yang terjadi padanya.

"Sial aku sangat lapar!"

Alex menoleh ke tanah ditempat dia terbaring sebelumnya dan melihat ada sebuah tas keranjang anyaman yang sepertinya terbuat dari anyaman bambu berisikan 21 buah apel yang berwarna merah cerah tercecer ditanah.

Glup….

Alex menelan ludahnya dan menggambil 2 buah sekaligus, kemudian memakannya dengan sangat cepat.

Dalam ingatannya Arthur bangun pada pagi hari tanpa makan apapun dan menuju ke hutan untuk mencari ranting kayu bakar di hutan dan akan pulang sebelum siang hari, jika dia beruntung dia bisa menemukan buah untuk dijual.

Harga apel lumayan mahal bila dijual. Sebenarnya Arthur sangat beruntung hari ini, karena telah menemukan pohon apel liar secara tidak sengaja. Dia berencana menunggu buah yang lain matang untuk Kembali dan memanen sisanya. Sayang sekali bahwa Arthur sepertinya tak bisa menanti hari itu tiba.

"Baiklah apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Setelah mengisi perutnya yang kosong Alex, dengan tenang menyortir ingatannya yang campur aduk, dengan kesadaran bahwa beberapa pasti bukan miliknya. Setengah jam kemudian dia menghela nafas Panjang dan berat.

Hilang.

Hilang sudah 20 tahun lebih hidupnya di antara keluarganya dibumi yang penuh teknologi. Halo dunia yang aneh sebagai anak yatim-piatu berumur dua belas tahun yang sendirian, hidup di puncak kemiskinan di dunia tanpa teknologi.

Dia menghela napas lagi saat dia membiarkan pikiran campur aduk dalam benaknya dengan tenang.

Alex adalah mahasiswa biasa di kehidupannya yang sebelumnya. Ketika dalam perjalanan Kembali dari universitasnya, dia melihat seorang anak kecil berlari menuju rel kereta yang sedang melaju dengan cepat. Tanpa sadar tubuhnya bergerak sendiri dan menyelamatkan anak tersebut, namun apa yang terjadi kemudian adalah dia tersadar di hutan sebagai anak yatim piatu.

"Aku tidak tau apakah harus menangis atau tertawa karena masih hidup dalam keadaan seperti ini, setidaknya aku dipindahkan ke tubuh seorang bocah laki-laki"

Alex tiba-tiba bergidik memikirkan akan mengerikan jika kehidupannya sebagai pria selama dua puluh tahun lebih tiba-tiba akan berakhir dan bangun sebagai seorang wanita.

Pikiran tidak senonoh yang berkibar di benaknya membantu mengambil beberapa ketegangan dari sarafnya.

"sepertinya aku harus segera Kembali ke desa" pikirnya seraya mengumpulkan buah yang tercecer di tanah ke dalam keranjang kemudian mengenakan tas keranjang di pundaknya dan berdiri berjalan menuju desa.

Kilau matahari senja telah memudar, Arthur atau lebih tepatnya, Alex, mempercepat Langkah kakinya. Dalam ingatan nya hutan merupakan tempat yang sangat berbahaya dan akan lebih berbahaya dimalam hari.

"Sial aku baru saja lolos dari kematian dan tidak ingin mati dengan tragis oleh hewan liar" pikirnya sembari mempercepat Langkah kakinya, Alex mulai mengingat kenangan tentang tempat dimana pemilik tubuh sebelumnya tinggal.

Cahaya matahari mulai menghilang, langit perlahan menjadi gelap, tanpa sadar Arthur telah sampai di desa. Desa ini bernama desa Velia dengan populasi sekitar kurang dari 1000 orang yang tinggal disini, dan di kelilingi oleh pagar kayu untuk berlindung dari binatang buas dan bandit. Ibunya Arthur meninggal akibat pendarahan hebat seusai melahirkan Arthur , ketika Arthur berusia tujuh tahun ayahnya yang seorang prajurit meninggal karena peperangan. Sejak saat itu dia dibesarkan oleh kepala desa bernama Igor Bartali. Keluarga Bartali merawat tiga anak lainya selain Arthur, secara total mereka merawat empat anak yatim piatu. Pada Awalnya Alex memiliki kesan yang baik tentang keluarga Bartali tetapi, setelah menelusuri ingatannya lebih jauh dia mengetahui bahwa Arthur dan anak-anak lainnya hanya dimanfaatkan sebagai budak.

"Tinggal di kandang kuda ,dan hanya diberi makan sekali dalam sehari, ditambah harus menganyam sendal untuk diberikan kepada keluarga Bartali untuk dijual tanpa mendapatkan uang sedikitpun apa bedanya kami dengan budak?!"

Memikirkan tentang apel yang baru saja didapatkannya Alex tidak langsung Kembali ke rumah keluarga Bartali, tetapi menuju ke Trading Post terlebih dahulu. Berdasarkan ingatan pemilik tubuh sebelumnya, trading post atau pos perdagangan memiliki dua gedung yang berdampingan di dalam desa. Masing-masing gedung dipisahkan untuk tempat menjual dan membeli.

Dari kejauhan terlihat beberapa orang membawa ranting-ranting kayu bakar serta hasil panen mereka menuju gedung sebelah kiri untuk di jual di pos perdagangan Alex berhenti untuk mengamati kemudian menunggu beberapa saat sampai pos perdagangan sepi kemudian berjalan mendekati pos perdagangan.

"bocah, apa yang kau inginkan?"

Petugas yang bertanggung jawab di pos perdagangan adalah seorang pria botak dengan otot dan badan besar seperti beruang, dia bertanya dengan suara kasar.

Walaupun Alex tidak pernah mempelajari bahasa yang ada di dunia ini tetapi entah kenapa dia dapat memahami dan berbicara secara normal dengan bahasa di dunia ini.

"Aku ingin menjual ini"

Alex menurunkan tas keranjang yang berada di Pundaknya dan menunjukannya pada pria botak tersebut.

"hahaha sepertinya kau sedikit beruntung ya tikus kecil?, serahkan itu padaku"

Pria botak itu tertawa dan kemudian mengeluarkan apel tersebut dan memasukannya ke dalam karung sembari menghitung.

"17..18.. totalnya 19 buah, tiga koin tembaga untuk setiap buahnya, ini 57 koin tembagamu" setelah menghitung apel tersebut, pria botak itupun memberikan koin tembaga yang terbungkus ikatan kain lusuh kepadanya.

Tanpa memeriksa dan mengatakan apapun Alex dengan cepat mengambil bungkusan kain lusuh tersebut dan tas keranjangnya, kemudian berlari meninggalkan pos perdagangan secepat mungkin. Setelah beberapa saat berlari Alex kemudian melihat sekelilingnya, setelah dia yakin bahwa tidak ada siapapun di sekitarnya dia berhenti dan mengatur napasnya.

"seorang bocah memegang banyak uang dimalam hari sendirian, aku hanya tidak ingin dirampok oleh siapapun"

Alex kemudian melanjutkan perjalanannya, namun sebelum Kembali, Alex mengubur bungkusan kain lusuh yang berisi uang terlebih dahulu di bawah pohon yang letak nya tidak jauh dari rumah keluarga Bartali dan kemudian melanjutkan perjalanannya.

avataravatar
Next chapter